Deskripsi Data HASIL PENELITIAN

sering. Sedangkan 50 orang tua menyatakan kadang-kadang dan 20 orang tua menyatakan tidak pernah. Dari jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua kadang-kadang senantiasa mengajarkan anak tata cara shalat, hal ini dapat di buktikan dengan pernyataan orang tua yang menjawab sebagian besar kadang- kadang.sebanyak 50. Tabel 11 Senantiasa Mengajarkan Anak Membaca Al-Qur’an No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 5 10 25 12,5 25 62,5 Jawaban 40 100 Pada tabel di atas dapat di ketahui bahwa 0 menyatakan bahwa orang tua selalu senantiasa mengajarkan anak membaca Al-Qur’an, 12,5 menyatakan sering, kemudian 25 menyatakan kadang-kadang dan 62,5 menyatakan tidak pernah senantiasa mengajarkan anak membaca al-qur’an Dari jawaban responden di atas dapat penulis ketahui bahwa orang tua tidak pernah senantiasa mengajarkan anak membaca al-qur’an. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang lebih banyak menjawab tidak pernah yaitu sebanyak 62,5 . Tabel 12 Senantiasa Memberikan PujianHadiah Kepada Anak Yang Rajin Meksanakan Ibadah Kepada Allah SWT ? No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 2 10 28 5 25 70 Jawaban 40 100 Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa 0 orang tua menyatakan selalu memberikan pujian dan hadiah kepada anak yang rajin melaksanakan ibadah, selanjutnya 5 orang tua menjawab sering, kemudian 25 orang tua menyatakan kadang-kadang dan 70 menyatakan tidak pernah memberiakan pujian kepada anak yang rajin melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Dari data responden diatas dapat diketahui bahwa orang tua yang memberiakan pujian dan hadiah kepada anak yang rajin menjalankan ibadah kepada Allah SWT, masih sangat lemah. hal tersebut berdasarkan jawaban responden yang lebih banyak menjawab tidak pernah. yaitu sebanyak 70. Bahwa orang tua tidak perduli terhadap sikap keberagamaan anak mereka. Terlebih untuk memberikan hadiah kepada anak yang taat menjalankan ibadah, padahal hal ini penting untuk meberikan dorongan atau motivasi kepada anak agar lebih giat lagi menjalankan ibadah. Tabel 13 Mengikut Sertakan Anak Di TPA No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 A. Selalu SL B. Sering SR C. Kadang-Kadang KK D. Tidak Pernah TP 22 12 6 55 30 15 Jawaban 40 100 Berdasarkan data di atas dapat di ketahui bahwa 55 orang tua menyatakan selalu mengikut sertakan anak di TPA. Kemudian 30 orang tua menyatakan sering sedangkan 15 orang tua menyatakan kadang- kadang mengikut sertakan anak di TPA. dan 0 orang tua menyatakan tidak pernah. Dari jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua selalu mengikut sertakan anak di TPA, dibuktikan dengan pernyataan responden yang menjawab 55 . Tabel 14 Menegur Bila Anak Lalai Dalam Menjalankan Ibadah No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 7 5 24 4 17,5 12,5 60 10 Jawaban 40 100 Dari data responden di atas dapat di ketahui bahwa 17,5 orang tua menyatakan selalu menegur bila anak lalai menjalankan ibadah, kemudian 12,5 orang tua menyatakan sering, sedangkan 60 orang tua menyatakan kadang-kadang dan 10 orang tua menyatakan tidak pernah Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa orang tua menyatakan bahwa mereka kadang-kadang menegur anak yang lalai menjalankan ibadah. Hal ini dapat di lihat dengan banyaknya orang tua yang menjawab kadang- kadang yaitu 60. Tabel 15 Senantiasa Menegur Anak Bila Tidak Sopan Terhadap Seseorang No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 15 3 22 37,5 7,5 55 Jawaban 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa 37,5 orang tua menyatakan bahwa mereka selalu ibu senantiasa menegur anak bila tidak sopan terhadap seseorang, 7,5 orang tua menyatakan sering, kemudian 5,5 orang tua menyatakan kadang-kadang dan 0 orang tua menyatakan tidak pernah. Berdasarkan jawaban responden di atas dapat saya ketahui bahwa orang tua tersebut kadang-kadang menegur anak bila tidak sopan terhadap seseorang sebanyak 55 Tabel 16 Senantiasa Mengajak Anak Untuk Ikut Serta Dalam Kegiatan-Kegiatan Hari Besar Islam No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 5 3 27 5 12,5 7,5 67,5 12,5 Jawaban 40 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 12,5 orang tua menjawab selalu senantiasa mengajak anak untuk ikut serta dalam kegiatan- kegiatan hari besar agama Islam selanjutnya 7,5 menjawab sering, kemudian 67,5 orang tua menyatakan kadang-kadang dan 12,5 menyatakan tidak pernah. Dari data di atas dapat diketahui bahwa orang tua kadang-kadang senantiasa mengajak anak untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan hari besar agama Islam sebanyak 67,5. Tabel 17 Memberikan Suritauladan Yang Baik Kepada Anak Dalam Pelaksanaan Ibadah No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 A. Selalu SL B. Sering SR C. Kadang-Kadang KK D. Tidak Pernah TP 5 9 25 1 12,5 22,5 62,5 2,5 Jawaban 40 100 Dari data di atas dapat di ketahui 12,5 menyatakan bahwa orang tua selalu memberikan suritauladan yang baik kepada anak dalam pelaksanaan ibadah. 22,5 menyatakan sering orang tua memberikan sauritauladan yang baik kepada anak dalam pelaksanaan ibadah, Akan tetapi 62,5 menyatakan kadang-kadang dan 2,5 menyatakan tidak pernah. Berdasarkan fakta di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar menjawab orang tua kadang-kadang memberikan sauritauladan yang baik kepada anak dalam pelaksanaan ibadah, sebanyak 62,5. Table 18 Berdiskusi Tentang Pentingnya Melaksanakan Ibadah Kepada Allah SWT No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 1 8 31 2,5 20 77,5 Jawaban 40 100 Dari tabel di atas menunjukan bahwa 2,5 menyatakan selalu melakukan dsikusi pentingnya melaksankan ibadah kepada Allah SWT, selanjutnya 20 orang tua menyatakan sering melakukan diskusi tentang pentingnya melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, kemudian 77,5 orang tua menyatakan kadang-kadang dan selanjutnya 0 orang tua menjawab tidak pernah. Berdasarkan jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua jarang-jarang melakukan diskusi tentang pentingnya melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. pada hal ini adalah tugas utama orang tua yang harus mengarahkan kepada anaknya agar minat ibadah anak senantiasa terjaga bahkan meningkat. Tabel 19 Berdiskusi Bahwa Allah Akan Memberikan Ganjaran Surga Bagi Manusia Yang Taat Kepada-Nya No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 10 30 25 75 Jawaban 40 100 Berdasarkan data di atas dapat di ketahui bahwa 0 orang tua menjawab selalu, selanjutnya 0 orang tua menjawab sering kemudian 25 orang tua menjawab kadang-kadang sedangkan sebagian besar 75 orang tua menjawab tidak pernah. Melihat jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua tidak perduli terhadap pengetahuan anak tentang nikmatnya ganjaran Allah bagi manusia yang taat menjalankan ibadah kepada-Nya. Hal ini dapat di ketahui dengan jawaban responden yaitu kebanyakan menjawab tidak pernah. Padahal hal tersebut dapat memberikan motivasi kepada anak untuk lebih giat menjalankan ibadah kepada Allah SWT.. Tabel 20 Membiasakan Anak untuk Melaksanakan Shalat Tepat Waktu No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 3 9 21 7 7,5 22,5 52,5 17,5 Jawaban 40 100 Dari table diatas dapat diketahui bahwa 7,5 orang tua menyatakan selalu membiasakan anak untuk melaksanakan shalat tepat waktu, lalu 22,5 orang tua menyatakan sering membiasakan anak untuk melaksanakan shalat tepat waktu, kemudian 52,5 menyatakan kadang-kadang sedangkan 17,5 menyatakan tidak pernah memberikan sauri tauladan yang baik.. Hal ini membuktikan bahwa orang tua akan pentingnya pembiasaan mengerjakan shalat bagi seorang anak masih sangat rendah. terbukti jawaban responden yang masih banyak menjawab kadang-kadang. sebanyak 52,5. Tabel 21 Mengajak Sholat Berjamaah No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 6 25 9 15 62,5 22,5 Jawaban 40 100 Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa 0 orang tua menyatakan selalu mengajak anak untuk mengerjakan sholat berjamaah, selanjutnya 15 yang menyatakan sering, kemudian 62,5 orang tua menjawab kadang-kadang dan 22,5 orang tua menjawab tidak pernah. Dari data responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua kurang mengajak anak untuk sholat berjamaah. Hal ini dapat kita ketahui dari jawaban responden yang menjawab kadang-kadang yaitu 62,5. Tabel 22 Membiasakan Berdoa Setelah Mengerjakan Shalat No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 5 25 10 12,5 62,5 25 Jawaban 40 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 0 orang tua menyatakan selalu membiasakan berdoa setelah mengerjakan shalat,selanjutnya 12,5 orang tua menjawab sering membiasakan berdoa steleah mengerjakan shalat, kemudian 62,5 orang tua menyatakan kadang-kadang dan 25 orang tua menyatakan tidak pernah. Berdasarkan jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua kadang-kadang membiasakan berdoa setelah mengerjakan shalat. hal ini dilihat dari jawaban responden yang lebih besar menjawab kadang-kadang sebanyak 62,5. Tabel 23 Membiasakan Mengaji Setelah Mengerjakan Shalat Maghrib No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 1 12 27 2,5 30 67,5 Jawaban 40 100 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 0 menjawab selalu membiasakan mengaji setelah melaksanakan shalat magrib, selanjutnya 2,5menyatakan sering membiasakan mengaji setelah mengerjakan shalat magrib, kemudian 30 menyatakan kadang-kadang sedangkan sebagian besar 67,5 menyatakan tidak pernah melakukan pembiasaan mengaji setelah shalat.. Dari data responden diatas dapat saya ketahui bahwa orang tua kurang perduli untuk membiasakan anak mengaji setelah mengerjakan shalat magrib, hal ini ditunjukan dengan pernyataan responden yang menjawab tidak pernah mencapai 67,5. Tabel 24 Membiasakan Mengerjakan Puasa Ramadhan No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 7 21 11 1 17,5 52,5 27,5 2,5 Jawaban 40 100 Tabel diatas menunjukan bahwa 17,5 menyatakan selalu membiasakan mengerjakan puasa ramadhan, kemudian 52,5 menyatakan sering, sedangkan 27,5 orang tua menyatakan kadang-kadang dan 2,5 orang menyatakan tidak pernah membiasakan mengerjakan puasa ramadhan Dari data responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua sering membiasakan anak untuk mengerjakan puasa ramadhan. Sebanyak 52,5 hal ini sangat perlu dilakuakan oleh orang tua, Agar kelak besar anak sudah terbiasa mengerjakan puasa Tabel 25 Membiasakan Anak Untuk Mengucapkan Basmalah Sebelum Melaksankan Pekerjaan No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 7 8 4 21 17,5 20 10 52,5 Jawaban 40 100 Dari tebel di atas menunjukan bahwa 17,5 orang tua menyatakan bahwa selalu membiasakan anak untuk mengucapkan basmallah sebelum melaksanakan pekerjaan, 20 menyatakan orang tua sering membiasakan anak untuk mengucapkan basmallah sebelum melaksanakan pekerjaan, kemudian 10 menyatakan bahwa orang tua kadang-kadang membiasakan anak untuk mengucapkan basmallah sebelum melaksanakan pekerjaan dan 52,5 orang tua menyatakan tidak pernah membiasakan anak untuk mengucapkan basmallah sebelum melaksanakan pekerjaan Berdasarkan jawaban responden di atas dapat saya ketahui bahwa orang tua tidak pernah membiasakan anak untuk mengucapkan basmallah sebelum melaksanakan pekerjaan sebanyak 52,5 Tabel 26 Membiasakan Untuk Mengucapkan Al Hamdulillah Setelah Melaksanakan Pekerjaan No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 2 4 14 20 5 10 35 50 Jawaban 40 100 Dari data di atas menunjukan bahwa 5 menyatakan selalu membiasakan berdoa setiap melaksanakan pekerjaan, 10 orang tua menyatakan sering, kemudian 35 orang tua menyatakan kadang-kadang dan 50 orang tua menyatakan tidak pernah membiasakan untuk mengucap Alhamdulillah setelah mengerjakan pekerjaan. Setelah mengetahui jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa ketidak pedulian oleh orang tua terhadap anak yang tidak membiasakan mengucap Alhamdulillah setelah mengerjakan pekrjaan hal ini dibuktikannya dengan jawaban responden yang menjawab tidak pernah yaitu 50. Tabel 27 Membiasakan Bertawakal Setelah Melaksanakan Pekerjaan No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-Kadang KK Tidak Pernah TP 3 7 30 7,5 17,5 75 Jawaban 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa 0 orang tua menyatakan selalu bertawakal setelah melaksanakan pekerjaan, 7,5, orang tua menyatakan sering, kemudian 17,5 orang tua menyatakan kadang-kadang dan sebagian 75 orang tua menyatakan tidak pernah bertawakal setelah melaksanakan pekerjaan Dari jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua tidak pernah membiasakan anak untuk bertawakal setelah melaksanakan pekerjaan, sebanyak 75.

C. Interpretasi Data

Sebagaimana penjelasan di atas, maka penulis dapat menjabarkan peranan orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan anak usia sekolah dasar dalam lingkungan keluarga secara rinci yaitu : 1. Peranan orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan anak usia sekolah dasar Keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama sebelum sekolah dan memegang peranan penting dalam membentuk sikap keberagamaan anak. Sikap keberagamaan anak banyak ditentukan oleh lingkungan keluarga bila pada masa anak orang tua mengabaikan tanggung jawabnya dalam pendidikan yang bernuansa Islam maka dikemudian hari tampak kegagalannya dalam sikap keberagamaan pada anaknya Dalam penelitian yang penulis lakukan di lingkungan RT 0103 Meruyung, bersumber dari jawaban angket , wawancara serta pengamatan langsung diketahui bahwa kesadaran orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam menanamkan sikap keberagamaan pada anak seperti menanamkan ajaran agama, memberikan nasehat yang baik kepada anak, mengajarkan anak tata cara shalat, mengajarkan anak membaca al-qur’an, menberikan hadiah kepada anak yang rajin menjalankan ibadah, menegur anak yang lalai menjalankan ibadah, menegur anak bila tidak sopan terhadap seseorang dan mengajak anak mengikuti kegiatan hari besar Islam, masih sangat rendah. Hal tersebut terbukti dari jawaban responden tentang menanamkan ajaran agama di dalam keluarga, yang mayoritas menjawab kadang-kadang yaitu 42,5. Begitu pula orang tua dalam memberikan nasehat kepada anaknya, kebanyakan responden menjawab kadang-kadang sebanyak 67,5 , begitu juga dengan memberikan pengajaran kepada anak tentang tata cara shalat. Kebanyakan responden menjawab kadang-kadang sebanyak 50. terlebih mengajarkan anak membaca al-qur’an, dari jawaban responden 62,5 menjawab tidak pernah. Serta 70 responden tidak pernah memberikan pujian kepada anak yang selalu rajin beribadah kepada Allah SWT. Begitu pula dengan orang tua yang menegur anak yang lalai beribadah, sebagaian besar jawaban responden kadang-kadang sebanyak 60, serta mengur anak yang tidak sopan terhadap seseorang, kebanyakan responden menjawab kadang- kadang sebanyak 55 dan mengajak anak mengikuti kegiatan hari besar Islam, kebanyak responden menjawab kadang-kadang 67,5. Hanya pada mengikut sertakan anak pada lembaga pendidikan TPA saja yang terlihat baik, kebanyakan responden menjawab selalu 55. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada salah satu tokoh, menyatakan bahwa kesadaran orang tua tentang peran dan tanggung jawab mereka sangat rendah. Orang tua lebih sibuk dengan urusan mereka, baik dalam hal mencarai nafkah ataupun yang lainnya. Mayoritas orang tua disana sebagai wiraswasta yang memilki jam kerja yang tidak menentu serta pegawai yang pergi pada pagi hari, dan pulang malam hari. Disamping kesibukan tersebut, pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Karena kebanyakan para ibu yang memiliki waktu lebih banyak di rumah tidak mampu menjadi seorang ibu yang sesungguhnya, yang mampu membimbing, mengarahkan serta menjadi suritauladan bagi anak-anaknya. 2. Keteladanan orang tua Masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam hal baik buruknya anak, jika pendidikan jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama, maka anak akan tumbuh menjadi seorang yang jujur, berakhlak mulia, berani bersikap, menjauhkan dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama Keteladanan orang tua merupakan hal yang paling penting dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak. Hal ini dikarenakan keteladanan merupakan contoh yang terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam tindak tanduknya, dan tata santunnya. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di lingkungan RT 0103 Meruyung diketahui bahwa upaya orang tua menanamkan sikap keberagamaan terutama pada aspek keteladanan ibadah orang tua masih sangat rendah. Hal tersebut tergambar dari hasil jawaban responden dalam memberikan keteladanan kepada anak terutama pada aspek ibadah, sebagaian besar menjawab kadang-kadang sebanyak, 62,5. Padahal memberikan keteladanan terutama pada aspek ibadah seperti membiasakan mengerjakan shalat, membaca al-quran merupakan faktor yang terpenting yang harus dilakukan oleh orang tua, jika itu terabaikan maka sikap keberagamaan seorang anak tidak akan tebentuk. 3. Ibadah keseharian anak dalam kehidupan sehari-hari seperti shalat, mengaji, puasa serta membiasakan berdo’a setiap hendak dan selesai melaksanakan kegiatan. Mengerjakan ibadah merupakan kewajiban setiap individu muslim. Bahkan Allah SWT telah menegaskan tempat bagi manusia yang taat adalah surga dengan segala kenikmatan di dalamnya, sedangkan bagi orang yang lalai dan tidak mengerjakan apa yang telah diperintahkan maka bagi mereka siksa yang sangat pedih yaitu neraka. Bagi anak usia sekolah dasar untuk memahami hal-hal tersebut sangatlah riskan kerena mereka masih dalam keadaan yang belum matang dalam berpikir. Sehingga harus senantiasa dibimbing dan diarahkan agar dapat melekat pada jati diri mereka sikap dan pemahaman agama yang sebenarnya. Dengan derasnya kemajuan zaman dewasa ini banyaknya acara hiburan yang terkadang tanpa disadari dapat menghilangkan nilai-nilai keagamaan bagi anak, tentu akan membuat sikap keberagamaan anak semakin jauh. Terlebih dengan keadaan lingkungan yang tidak mendukung untuk terciptanya nuansa islami akibat pengaruh wasternisasi yang merebak hingga ke pelosok