perceraian yang terjadi karena sering terjadi kekerasan dalam rumah tangga KDRT,
Begitupun yang terjadi di Kelurahan Sawangan Baru Kecamatan Sawangan Kota Depok. Akibat terjadinya perceraian
keluarga yang selalu menjadi korban adalah Anak. Dimana anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya tetapi
tidak mendapatkannya juga dapat mempengaruhi perkembangan hidup anak, dan biaya Nafkah anak pun sangat menjadi sorotan yang sangat
penting dari adanya perceraian tersebut. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai
dengan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam
kandungan maupun sesudah dilahirkan. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau
menghambat pertumbuhan dan perkembangan yang wajar.
33
B. Putusan Perceraian Di Pengadilan Agama Depok
Nomor Registrasi: 1329Pdt.G2009PA.Dpk
Kronologis kasus yang penulis sebutkan berikut ini adalah, penulis salin sesuai dengan apa adanya, dengan maksud agar kronologis
33
Santy Dellyana, Wanita dan Anak di Mata Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1998, h. 13.
tersebut tidak ada penambahan maupun pengurangan. Kutipan kasus tersebut adalah sebagai berikut:
Sebelum menganalisa kasus dari salinan putusan ini, perlu di jabarkan secara kronologis tentang perceraian yang dialami YUDO
BASKORO bin R SOETRISNO ADI sebagai pemohon, dan FEBBY SRI HANDAYANI binti HERI sebagai termohon. Yang awal mula
menikah pada tanggal 28 oktober 2007, di sawangan kota depok, kutipan akta nikah Nomor 137919x2007 tanggal 28 oktober 2007,
yang dikeluarkan oleh kantor urusan agama KUA Kecamatan Sawangan Kota Depok. selama berumah tangga antara Pemohon dan
Termohon dikaruniai satu orang anak bernama RADITHYA AL- FARIZI BASKORO yang ber jenis kelamin laki-laki dan berumur
sepuluh bulan. Semula rumah tangga antara pemohon dan termohon berjalan harmonis, tetapi sejak 2009 sampai sekarang antara pemohon
dan termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus, disebabkan Termohon tidak pernah menghargai dan mendengarkan
nasihat pemohon, gahkan termohon lebih mendengarkan nasihat dari keluarga termohon, Termohon lebih suka tinggal di rumah
keluargasaudara termohon daripada dengan pemohon, Emosi yang tidak bisa dikontrol, jika ada masalah termohon tidak mau
membicarakan dan selalu marah dan maki-maki pemohon, Termohon
tidak pernah menghargai ibu pemohon sebagai mertua termohon, bahkan termohon sering melawan ibu pemohon.
Bulan Maret merupakan puncak perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga pemohon dan termohon, termohon tidak bisa
merubah sikap dan perbuatannya terhadap pemohon yang akibatnya antara pemohon dan termohon sejak saat itu sampaisekarang telah pisah
rumah.dan keluarga telah berupaya mendamaikan pemohon dan termohon agar kembali rukun dalam membina rumah tangga, namun
upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Dengan beberapa kejadian tersebut di atas, rumah tangga antara
pemohon dan termohon sudah tidak dapat dibina dengan baik lagi, sehingga rumah tangga yang Sakinah, Mawaddah, dan Rahma, tidak
tercapai, pemohon merasa menderita lahir batin dan sudah tidak mungkin lagi untuk meneruskan rumah tangga dengan termohon serta
tidak ada jalan terbaik kecuali perceraian. Menimbang, bahwa berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut di
atas majelis berkesimpulan perselisihan dan pertengkaran antara pemohon dan termohon, dipicu juga pertengkaran keluarga seperti
kakak pemohon, orang tua pemohon dengan termohon terbukti dengan pengakuan pemohon, termohon dan keterangan para saksi keluarga
masing sehingga pertengkaran yang berkelanjutan sudah sedemikian rupa sifatnya sehingga sulit untuk mewujudkan rumah tangga yang
bahagia antara keduanya, karena di antara keduanya terjadi pertengkaran dan perselisihan terus menerus penyebab perselisihan dan
pertengkaran sehingga telah saling memilih jalan hidup masing-masing. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
wanita untuk membentuk rumah tangga yang bahagia berdasarkan ketuhanan YME.
34
Unsur terpenting dalam berumah tangga adalah ikatan lahir dan batin, apabila unsure-unsur tersebut tidak terdapat lagi
dalam suatu perkawinan antara pemohon dan termohon suatu pertanda ikatan perkawinan tersebut telah pecah dan mempertahankan
perkawinan yang sedemikian rupa merupakan usaha sia-sia. Berdasarkan ketentuan pasal 39 Ayat 1 UU No.1 Tahun 1974,
untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami istri tersebut tidak akan rukun lagi dalam berumah tangga. Dan untuk
melakukan perceraian harus di dasarkan atas ketentuan Pasal 39 Ayat 2 UU No. 1 Tahun 1974 yaitu “untuk melakukan perceraian harus ada
cukup alasan , bahwa antara suami istri tidak akan dapat Hidup rukun sebgai suami istri”, dan berdasarkan ketentuan pasal 19 huruf f
peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 Huruf f
34
Lihat Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974
Kompilasi Hukum Islam Inpres No. 1 Tahun 1991. Perceraian dapat terjadi karena alasan “antara suami dan istri terus menerus terjadi
perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan Hidup rukun lagi dalam berumah tanggga
C. Biaya Hidup Anak dan Istri Setelah Perceraian