19
BAB II SEKOLAH DAN SOLIDARITAS SISWA
A. Sekolah
1. Pengertian Sekolah
Sekolah sebagai suatu konsep mempunyai dua pengertian, yaitu: pertama, sekolah dalam arti suatu bangunan dengan segala
perlengkapannya sebagai lembaga pendidikan; kedua sekolah sebagai proses atau kegiatan belajar mengajar.
Sebagai lembaga pendidikan sekolah mempunyai pengertian yang hakiki, yaitu:
a. Sekolah merupakan lembaga sosial formal yang berdasarkan undang-
undang negara sebagai lingkungan pendidikan. b.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang mempunyai organisasi yang tersusun rapi.
c. Sekolah merupakan suatu sistem dengan komponen-komponen dan
memiliki keterkaitan dengan sistem-sistem lain. Pola hubungan dengan sistem lain diwarnai dengan informasi timbal-balik, mekanisme umpan
balik berpengaruh terhadap kehidupan sekolah. d.
Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan.
e. Sekolah sebagai perangkat institusi masyarakat didata dan dikelola
secara formal, mengikuti haluan yang pasti yang tercermin di dalam
20
falsafat dan tujuan, penjenjangan, kurikulum, pengadministrasian dan pengelolaannya.
9
Dalam Ensiklopedia Indonesia sekolah adalah tempat anak didik mendapatkan pelajaran yang diberikan oleh guru jika mungkin guru yang
berijazah hendaknya diberikan secara pedagogik dan didaktik, tujuannya untuk mempersiapkan anak-anak didik menurut bakat dan kecakapannya
masing-masing agar mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
10
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat penting setelah keluarga. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan bukan mengambil
peranan dan fungsi orang tua dalam mendidik anaknya dalam lingkungan keluarga, tetapi sekolah bersama-sama dengan orang tua membantu
mendidik anak-anaknya.
11
2. Kedudukan Sekolah
Lembaga pendidikan adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola tingkah laku, peranan-peranan dan relasi-relasi
yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sangsi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.
12
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kedudukan seperti sekeping uang logam yang mempunyai 2 sisi; satu sisi di satu
pihak mewakili pemerintah, dan satu sisi lainnya di pihak lain mewakili orang tuamasyarakat setempat; sehingga program pendidikan sekolah juga
di satu pihak berisi muatanpesan pemerintah negara dan juga dipihak lain harus berisi muatanpesan dari masyarakat.
Selain itu, pendidikan di sekolah itu sebenarnya adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga. Dan kehidupan di sekolah adalah merupakan
jembatan bagi anak yang akan menghubungkan kehidupan dalam keluarga
9
H.M Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999, Cet. 1, h. 18
10
Hasan Syadili, Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: PT. Ikhtar Baru-Van Haeve,tt. Jilid V, h. 3060
11
Mari Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986, h. 25.
12
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004, h.217
21
dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. Melalui sekolah inilah seorang anak kelak diharapkan menjadi orang dewasa sebagai seorang warga
negara dan warga masyarakat yang baik dan produktif.
3. Macam-Macam Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai banyak ragam, hal ini tergantung dari segi mana melihatnya. Ditinjau dari segi yang
mengusahakan; 1.
Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah, baik dari segi pengadaan fasilitas, keuangan, maupun pengadaan tenaga
pengajar. 2.
Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan-badan swasta.
Ditinjau dari sudut tingkatan; Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989, bahwa jenjang pendidikan yang
termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari: 1.
Pendidikan Dasar a
Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah b
SMPMTs 2.
Pendidikan Menengah a
SMU dan Kejuruan b
Madrasah Aliyah 3.
Pendidikan Tinggi a
Akademi b
Institusi c
Sekolah Tinggi d
Universitas Selain jenjang pendidikan tersebut, ada juga
diselenggarakan pendidikan Pra Sekolah, yaitu suatu penyelenggaraan pendidikan yang diperuntukan bagi anak sebelum
memasuki Pendidikan Dasar.
22
Ditinjau dari sifatnya; a
Sekolah Umum Yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam
spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Sekolah ini penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti pendidikan
yang lebih tinggi tingkatannya. Yang termasuk dalam hal ini adalah SD MI, SMP MTs, SMU MAU.
b Sekolah Kejuruan
Yaitu lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk mengusai keahlian-keahlian tertentu, seperti: SMEA,
MAPK MAK, SMKK, STM dan sebagainya.
13
4. Fungsi dan Peranan Sekolah
Pada masyarakat modern seperti sekarang ini, sekolah sangat berperan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki
pengetahuandan keahlian khususagar mampu menjawab tantangan spesialisasi yang semakin luas dan semakin tajam. Sekarang ini sekolah
bersama keluarga berupaya menyiapkan generasi muda agar dapat memangku jabatan dan mengisi lapangan kerja yang semakin bervariasi.
Selain itu, fungsi atau peran sekolah pada umumnya adalah: a.
Mempertajam dan mencerdaskan intelek anak. b.
Penyempurnaan dalam batas-batas tertentu pendidikan dalam keluarga maupun keagamaan.
c. Sekolah juga berfungsi sebagai pewaris dan pemelihara kebudayaan;
dan sebagai agen pembaharu kebudayaan. d.
Sekolah sebagai pembantu lingkungan keluarga bertugas mengembangkan pribadi anak didik dengan mendidik dan mengajar
serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawanya dari keluarganya.
13
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, h. 52-53.
23
e. Sekolah juga berfungsi melayani kepentingan bangsanegara seperti
yang ditetapkan oleh pemerintah, karena pemerintah mengatur segala sesuatu yang menyangkut kepentingan seluruh rakyat bangsa.
14
Dalam konsepsi Islam, fungsi utama sekolah adalah sebagai media realisasi pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah, dan syariat
demi terwujudnya penghambaan diri kepada allah serta sikap mengesakan Allah dan mengembangkan segala bakat atau potensi manusia sesuai
fitrahnya sehingga manusia terhindar dari berbagai penyimpangan.
15
Dalam bukunya Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan dijelaskan bahwa peranan dan fungsi sekolah yang pertama-tama ialah membantu
keluarga dalam mendidik anak-anaknya di sekolah. Sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya melalui wewenang hukum yang dimilikinya
berusaha melaksanakan tugas yang kedua yaitu memberikan pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap secara lengkap sesuai pula dengan apa yang
dibutuhkan oleh anak-anak dari keluarga yang berbeda.
16
Di samping itu telah diakui oleh berbagai pihak peran sekolah bagi pembentukan kepribadian anak sangat besar. Sekolah telah membina anak
tentang kecerdasan, sikap, minat dan sebagainya dengan gaya dan caranya sendiri sehingga anak menaatinya. Karena itu dapatlah dikatakan sekolah
berpengaruh besar bagi jiwa dan keberagamaan anak.
17
Adapun fungsi sekolah itu sendiri, telah diperinci oleh “Suwarno” dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan, adalah sebagai berikut:
b. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan;
c. Spesialisasi; sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang
spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
14
H.M Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, h.19-20
15
Addurrahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah Dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani, 2004, h. 152
16
Mari Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, h. 33
17
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998, h. 214.
24
d. Efisiensi; terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang
berspesialisasi di bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien;
e. Sosialisasi; sekolah mempunyai peranan penting di dalam proses
sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial, makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik di
masyarakat. Sebab bagaimanapun akhirnya dia berada di masyarakat; f.
Konservasi dan transmisi kultural; fungsi lain dari sekolah adalah memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat dengan
jalan menyampaikan warisan kebudayaan tadi transmisi kultural kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya adalah anak didik.
g. Transmisi dari rumah ke masyarakat; ketika berada di keluarga,
kehidupan anak serba menggantungkan diri pada orang tua, maka memasuki sekolah dimana ia mendapatkan kesempatanuntuk melatih
berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.
18
5. Tanggung Jawab Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggungjawab yang meliputi:
a. Tanggungjawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan
yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku undang- undang pendidikan
b. Tanggungjawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan, dan tingkat
pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara. c.
Tanggungjawab fungsional ialah tanggungjawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan para guru, pendidik yang menerima
ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya.
18
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2003, h. 50-51
25
Tanggungjawab ini merupakan pelimpahan tanggungjawab dan kepercayaan orang tua masyarakat kepada sekolah dari para guru.
19
Syahminan Zaini dalam buku Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam mengatakan bahwa tanggung jawab sekolah ada dua
macam, yaitu: a.
Tanggung jawab yang disebabkan oleh karena pelimpahan sebagian tanggung jawab orang tua kepada sekolah. Kenyataan sudah
menunjukkan, bahwa orang tua tidak cukup mampu dan tidak punya banyak waktu untuk mendidik anak-anak mereka secara baik dan
sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan mereka dan kesibukkan mereka dalam memenuhi kebutuhan mereka dan anak-anak
mereka setiap saat. Oleh karena itu mereka melimpahkan sebagian tanggung jawab mereka kepada sekolah dan sekolah menerimanya
dengan cara menerima anak yang diserahkan orang tuanya kepada sekolah.
b. Tanggung jawab yang disebabkan oleh karena tanggung jawab guru
sebagai seorang muslim terhadap muslim lainnya. Sebagaimana dalam QS. At-Taubah: 122, yang berbunyi,
⌧ ⌧
⌧
⌧
Artinya: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
19
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1988, h.18
26
apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya
”.
20
6. Ciri-ciri Pertumbuhab Kejiwaan Anak Sekolah Menengah
Sebetulnya ciri-ciri tersebut di bawah ini sudah mulai nampak pada kelas-kelas akhir sekolah dasar yang makin nampak jelas ketika anak
menjalani pendidikan sekolah menengah. Ciri-ciri itu antara lain:
a. Bertambahnya kemampuan membuat abstraksi, memahami hal-hal
yang bersifat abstrak. b.
Bertambahnya kemampuan berkomunikasi pikir dengan orang tua. c.
Mampu mengadakan identifikasi kondisi dalam lingkungan hidup yang lebih luas.
d. Bertumbuhnya minat untuk memahami diri sendiri, dan orang lain.
e. Bertumbuhnya kemampuan untuk membuat keputusan sendiri.
f. Bertumbuhnya pengertian tentang konsepsi moral dan nilai-nilai.
g. Pertumbuhan kemampuan sosial meliputi: kemampuan saling memberi
dan menerima, partisipasi dlam masyarakat kelompok sebaya menonjol, bersifat konformis, tindakan kompetitif untuk menguji
kemampuan diri.
21
7. Pergaulan dalam Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, terdiri dari guru pendidik dan murid-murid anak didik. Antara mereka sudah barang tentu
terjadi adanya saling hubungan, baik antara guru pendidik dengan murid- muridnya maupun antara murid dengan murid.
20
Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1986, h.137-138
21
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, h. 115-116.
27
Para guru sebagai pendidik, dengan wibawanya dalam pergaulan membawa murid sebagai anak didik ke arah kedewasaan. Memanfaatkan
menggunakan pergaulan sehari-hari dalam pendidikan adalah cara yang paling baik dan efektif dalam pembentukan pribadi dan dengan cara ini
pula maka hilanglah jurang pemisah antara guru dengan murid. Kepramukaan yang diadakan di sekolah-sekolah adalah satu
organisasi yang mengembangkan cara pergaulan untuk membentuk kepribadian membawa kepada kedewasaan anak. Suasana pergaulan
dalam pramuka adalah suasana paedagogis. Semua perintah dan larangan diberikan dalam suasana edukatif. Setiap pelajaran yang diberikan dalam
suasana paedagogis. Hubungan murid dengan murid juga menunjukkan suasana
edukatif. Sesama murid saling berkawan, berolah raga bersama dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, saling mengajak dan diajak, saling
bercerita, saling mendisiplin diri agar tidak menyinggung perasaan temannya.
Hubungan murid dengan murid ada kalanya sederajat dan adakalanya lebih rendah atau lebih tinggi kedewasaannya. Dalam hal ini
bisa terjadi adanya pergaulan sehari-hari yang berpengaruh negatif maupun berpengaruh positif. Pergaulan yang berpengaruh positif inilah yang
mengandung adanya gejala-gejala pendidikan. Kegitan-kegiatan disekolah yang mengandung gejala-gejala
pendidikan antara lain organisasi intra pelajar, pelajaran berolah raga, kerja bakti, baris berbaris, senam, keterampilan dan sebagainya. Kesemuanya
mengharuskan murid berdisiplin dan meningkatkan keahlian.
22
8. Sekolah Sebagai Lingkungan Pendidikan
Lingkungan adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi jiwa si anak. Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat
tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam.
22
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001,26-27.
28
Pengetahuan tentang lingkungan, bagi para pendidik merupakan alat untuk dapat mengerti, memberikan penjelasan dan mempengaruhi anak
secara lebih baik. Misalnya, anak manja biasanya berasal dari lingkungan keluarga yang anaknya tunggal atau anak yang nakal di sekolah umumnya
di rumah mendapat didikan yang keras atau kurang kasih sayang dan mungkin juga karena kurang mendapat perhatian gurunya. Disekolah anak
berkumpul dengan anak-anak yang umurnya hampir sama, dengan taraf pengetahuan yang kurang lebih sederajat dan secara sekaligus menerima
pelajaran yang sama, tidak ada perbedaan sedikitpun baik dari segi suasana, tanggung jawab maupun kebebasan dan pergaulan.
a. Suasana
Sekolah adalah tempat anak belajar. Ia berhadapan dengan guru yang tidak dikenalnya. Guru itu selalu berganti-ganti. Kasih guru kepada
murid tidak mendalam seperti kasih orang tua kepada anaknya, sebab guru dan murid tidak terikat oleh tali kekeluargaan. Guru tak mungkin
dapat menyelami jiwa anak itu sedalam-dalamnya. Ia tak mungkin dapat mencurahkan perhatiannya pada seorang anak saja. Baginya
anak itu tak lain daripada seorang murid diantara sekian banyak murid yang lain, yang diserahkan kepadanya. Ia mengajarnya dalam satu atau
beberapa tahun, dan muridnya itupun selalu berganti-ganti dari tahun ke tahun.
b. Tanggung jawab
Di sekolah guru merasa bertanggung jawab terutama terhadap pendidikan otak murid-muridnya. Ia merasa telah memenuhi
kewajibannya dan mendapat nama baik, jika murid-muridnya sebagian besar naik kelas atau lulus dalam ujian. Akan tetapi ajaran Islam
memerintahkan bahwa guru tidaknya hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Ia sendiri harus memberi contoh dan menjadi teladan bagi
murid-muridnya dan dalam segala mata pelajaran ia dapat menanamkan rasa keimanan dan akhlak sesuai dengan ajaran Islam.
Malahan ia di luar sekolahpun ia harus bertindak sebagai pendidik.
29
c. Kebebasan
Di sekolah tidak mempunyai kebebasan seperti di rumah. Di sana ada aturan-aturan yang tertantu. Disekolah dimulai pada waktu yang
ditentukan, dan ia harus duduk selama waktu itu pada tempat yang ditentukan pula. Ia tidak boleh meninggalkan atau menukar tempat,
kecuali seizin gurunya. Pendeknya ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
d. Pergaulan
Di sekolah pergaulan antara murid dengan murid acapkali lebih “lues” jakelijk. Mereka harus menghormati hak dan kepentingan masing-
masing.
23
B. Solidaritas