29
c. Kebebasan
Di sekolah tidak mempunyai kebebasan seperti di rumah. Di sana ada aturan-aturan yang tertantu. Disekolah dimulai pada waktu yang
ditentukan, dan ia harus duduk selama waktu itu pada tempat yang ditentukan pula. Ia tidak boleh meninggalkan atau menukar tempat,
kecuali seizin gurunya. Pendeknya ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
d. Pergaulan
Di sekolah pergaulan antara murid dengan murid acapkali lebih “lues” jakelijk. Mereka harus menghormati hak dan kepentingan masing-
masing.
23
B. Solidaritas
1. Pengertian Solidaritas
Secara etimologi arti solidaritas adalah kesetiakawanan atau kekompakkan. Dalam bahasa Arab berarti tadhamun atau takaful dan
ukhuwah. Solidaritas dalam dua term ini mengandung pengertian, yaitu sikap saling membantu, menanggung dan memikul kesulitan dalam hidup
bermasyarakat. Sikap anggota masyarakat Islam yang sering memikirkan, memperhatikan, dan membantu mengatasi kesulitan; anggota masyarakat
Islam yang satu merasakan penderitaan yang lain sebagai penderitaaannya sendiri dan keberuntungannya adalah juga keberuntungan yang lain.
24
Secara terminologis kata “solidaritas” berasal dari bahasa latin solidus “solid”. Kata ini dipakai dalam system sosial yang berhubungan
dengan integritas kemasyarakatan melalui kerjasama dan keterlibatan yang satu dengan yang lainnya. Bentuk dari solidaritas dalam kehidupan
bermasyarakat berimplikasi pada kekompakkan dan keterikatan dari bagian-bagian yang ada. Dalam hukum romawi dikatakan bahwa
solidaritas menunjuk pada idiom “semua untuk masing-masing untuk
23
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 71-73
24
http:kmmmesir.orgcontentview143134
30
semua”. Tidak jauh dari hukum romawi, bangsa Prancis mengaplikasikan terminology solidaritas pada keharmonisan sosial, persatuan nasional dan
kelas dalam masyarakat. Begitupun di Inggris kata solidaritas bermakna keterpaduan suatu kelompok interest dan tanggung jawab.
Istilah lain yang juga memiliki arti yang sama dengan solidaritas adalah “Asabiah” dalam karakteristik tertentu konsep asabiah sering
diartikan juga sebagai keketatan hubungan seseorang dengan golongan atau grupnya dan berusaha sekuat tenaga untuk menolongnya serta berlaku
ta’asub terhadap prinsip-prinsipnya. Sedangkan T. Kemiri menerangkan bahwa konsep asabiah itu merupakan konsep nasionalisme dalam arti yang
luas, sementara itu konsep asabiah tersebut oleh Mukti Ali diterjamahkan sebagai solidaritas sosial.
25
Solidaritas sosial merupakan suatu keadaan masyarakat dimana keteraturan dan keseimbangan hidup setiap individu masyarakat telah
terjalin. Dilihat dari struktur masyarakatnya, dalam kajian solidaritas sosial, Durkheim menggunakan istilah solidaritas mekanik dan solidaritas
organic. Solidaritas mekanik merupakan ciri yang menandai masyarakat yang masih sederhana, yang oleh Dhurkheim dinamakan segmental.
Dalam masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang diutamakan ialah persamaan perilaku dan sikap. Perbedaan tidak
dibenarkan. Menurut Durkheim seluruh warga masyarakat diikat oleh apa yang dinamakan kesadaran kolektif, hati nurani kolektif collective
conscience suatu kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, dan bersifat ekstern serta memaksa.
Sanksi terhadap pelanggaran hokum disini bersifat represif; barang siapa melanggar solidaritas sosial akan dikenai hukuman pidana.
Solidaritas organic merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja
yang rinci dan dipersatukan oleh kesaling tergantungan antar bagian.
25
Ibnu Khakdun, Muqaddimah Ibnu Khaldun, ter. Ahmadi Toha, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000, h. 50
31
Pada masyarakat dengan solidaritas organic ini, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat bukan lagi kesadaran kolektif atau hati nurani
kolektif collective conscience melainkan kesepakatan yang terjalin diantara berbagai kelompok profesi. Di sini pun hokum yang menonjol
bukan lagi hokum pidana, melainkan ikatan hokum perdata. Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap kesepakatan bersama maka yang berlaku ialah
sanksi restitutif: si pelanggar harus membayar ganti rugi kepada pihak yang menderita kerugian untuk mengembalikan keseimbangan yang telah
dilanggarnya.
26
Solidaritas bisa juga berarti belas kasihan charity. Dimana setiap manusia mengesampingkan lebih dari warna kulit, agama, suku, atau
golonganatas nama belas kasihan kepada sesama. Sehingga tidak ada perbedaan diantara manusia.
Dalam arti yang paling murni belas kasihan bukan perbuatan yang baik, bukan murah hati, bukan rasa kemanusiaan, bukan altruisme, bukan
kebaikan hati. Juga bukan rasa iba, sikap terbuka pada siapapun, atau sifat kasih yang sangat besar, Charity berarti lebih dari pada itu semua. Segala
sifat-sifat yang baik yang tersebut di atas hanya mempunyai satu persamaan yaitu mempunyai sifat sebaliknya, yaitu egoisme. Cinta kepada
tetangga yang secara spontan atau tidak dengan pikiran tidak sama dengan charity kecuali dari segi bahwa pelakunya memandang manusia dengan
kacamata Tuhan untuk membenarkan pemberian Tuhan yang tak terbatas dan menegakkan Tuhan dalam manusia. Al-Qur’an melukiskan orang yang
baik seperti mereka yang melakukan amal saleh, memberikan makanan, karena cintanya kepada Tuhan, untuk orang miskin, anak yatim dan orang
tawanan.
27
☺ ☺
26
Kamanto Sunarto, Pengantar sosiologi, Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, h.132.
27
Marcel A. Boisard, Hmanisme Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1980, h. 133.
32
Artinya; “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang di tawan”. QS. 76: 8.
2. Nilai-Nilai Solidaritas dalam Islam
Kehidupan dunia dengan seluruh apa yang ada di dalamnya, berupa shalat dan amal dunia, dengan segala bentuk larangan merupakan jalan
satu-satunya menuju akhirat, baik yang akan berujung pada surga maupun neraka siksa atau mardhatillah.
Ia merupakan kesatuan yang diyakini oleh Islam dalam alam semesta dan kehidupan, antara hidup dan kehidupan, antara masyarakat
dan individu, antara dorongan dan pelaksanaan dalam dirinya, dan pada tingkat paling tinggi antara agama dan keduniawian serta antara bumi dan
langit. Ia tidak meyakininya berdasar kehendak individu maupun
masyarakat, atau berdasar kepentingan golongan yang satu dari golongan yang lain, atau bagi generasi yang satu atas generasi yang lainnya. Masing-
masing mereka mempunyai hak dan kewajiban sendiri-sendiri berdasar keadilan dan persamaan.
Individu dan masyarakat, suku dan bangsa, generasi yang satu dengan generasi yang lainnya, semuanya diatur dengan hukum yang satu
dan mempunyai tujuan yang satu pula., yaitu menggerakkan karya individu dan masyarakat tanpa adanya pertentangan dan agar masing-masing
generasi bekerja untuk menumbuhkan dan membangun kehidupan serta mengarahkannya menuju pencipta segala kehidupan ini.
Islam adalah agama kesatuan antara seluruh kekuatan alam, dan tidak diragukan lagi bahwa ia adalah agama tauhid, pengesaan Tuhan,
pengesaan seluruh agama dalam agama Allah, dan pengesaan Rasul dalam menyebarkan agama yang satu pula semenjak munculnya fajar kehidupan.
33
Artinya: “Sesungguhnya agama tauhid ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah
Aku”. QS. 21: 92.
Islam adalah agama kesatuan antara ibadah dan muamalah, antara aqidah dan perbuatan, material dan spiritual, nilai-nilai ekonomi dan nilai-
nilai moral, dunia dan akhirat, bumi dan langit. Dari kesatuan besar ini muncullah ketentuan dan ketetapannya,
pengaturan harta kekayaan, pembagian harta rampasan dan utang piutang, dan dalam hak dan kewajiban. Dalam prinsip inilah terkandung seluruh
bagian-bagian dan rincian-rinciannya. Selanjutnya, kehidupan dalam pandangan Islam, merupakan kasih
sayang, persaudaraan, tolong menolong dan tenggang menenggang, dalam asas yang jelas batasnya dan system yang jelas ketentuannya, baik antara
seluruh umat Islam khususnya dan antara individu-individu manusia pada umumnya.
28
Dalam Islam, solidaritas terdiri dari: 1 Solidaritas Sosial 2 Solidaritas Keadilan, 3 Solidaritas Ilmu dan 4 Solidaritas dalam
Perlawanan.
29
a. Solidaritas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
sosial, guna menjaga hakekat kemanusiaan dalam hubungan antar individu atau antar kelompok, adapun yang termasuk ke dalam
solidaritas sosial adalah sebagai berikut: 1
Tasamuh Tasamuh adalah perilaku hidup yang didorong karena
keinginan memberikan kemudahan dan mempermudah urusan terhadap orang lain. Apabila kita berurusan dengan orang lain dia
tidak akan mempersulit. Jika orang yang berurusan dengannya berada dalam kesempitan maka dia akan memberikan kelonggaran.
28
Sayyid Quthb, Keadilan Sosial Dalam Islam, Bandung: Pustaka, 1984, h. 32-35.
29
http:sayyidulayyaam.blogspot.com200611islam-dan-solidaritas-sosial.htm
34
Dalam sebuah hadist Rasulullah saw. Disebutkan bahwa inti dari beragama adalah memberikan kemudahan dan
kelonggaran apabila ada orang yang berkesempitan atau kesusahan.
اْوﺮﱠﺴﻌﺗ ﻼﻓ ﺮﱠﺴﻳ ﻦْﻳ ﺬﱠﻟا
Artinya: “Agama itu sesungguhnya kemudahan, maka janganlah kamu suka sekali mempersulit urusan.” H.R Bukhari dan
Muslim.
2 Toleransi
Toleransi adalah sikap atau perbuatan yang dapat membiarkan menghargai pendirian, pendapat dan perbuatan orang
lain, kendatipun pendirian, pendapat perbuatan orang lain tersebut berbeda atau tidak sama dengan pedirian pendapatnya. Rumusan
ini menyangkut toleransi sosial. Mengenai toleransi agama, rumusannya harus di rubah
sebab, toleransi agama menyangkut keyakinan yang berhubungan dengan aqidah. Allah tidak melarang umat Islam hidup
bermasyarakat dengan dengan pemeluk agama lain, asal mereka tidak memusuhi Islam, QS. 60:8. dengan demikian Islam
menganjurkan penganut-penganutnya mengadakan toleransi sosial kepada sesama umat beragama.
35
☺
Artinya:
“
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena
agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
Al-Mumtahanah : 8
Al-Qur’an memerintahkan
kita agar selalu berbuat baik, bekerja sama dan toleransi kepada semua orang termasuk orang
non muslim, selama mereka tidak menunjukkan permusuhan. Perbedaan agama tidak dapat memutuskan persahabatan antara
oeang Islam dan non Islam dalam sosial kemasyarakatan.
3 Ta’awun
Ta’awun adalah perilaku yang lahir dari niat dan dorongan ingin saling membantu dan bekerjasama dengan sesama. Perilaku
ta’awun lahir dari niat dan dorongan untuk mancapai sebuah tujuan mulia, yakni menciptakan kebaikan atau kemakmuran.
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan uluran tangan dan pertolongan dari sesama. Baik yang kaya atau miskin,
yang pintar maupun yang kurang pandai, yang kuat atau yang lemah. Semuanya selalu membutuhkan uluran tangan dan
pertolongan dari sesamanya. 4
Persamaan Konsep persamaan yang menjadi ciri utama masyarakat
Islam adalah lebih menekankan pada konsep hukum. Sendi ini tersimpul dalam QS. Alhujurot: 13
⌧
36
Artinya
: “
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku- suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Dari ayat di atas memberi petunjuk kepada manusia di muka bumi ini bahwa manusia mempunyai derajat yang sama.
Adapun Allah Swt menjadikan manusi bersuku-suku, berbangsa- bangsa, berlainan bahasa dan kulit adalah merupakan bukti
kekuasaan Allah Swt dan juga untuk saling kenal. Dalam ayat di atas dinyatakan bahwa yang membedakan
tingkatan manusia dengan yang lainnya adalah takwa kepada Allah Swt. Seorang budak Bilal bin Rabbah tukang azan Rasulullah
Saw lebih mulia dan tinggi derajatnya di sisin Allah Swt dan orang yang beriman, daripada seorang Fir’aun yang bangsawan lagi
hartawan tapi sombong, congkak, takabur bahkan mengaku sebagai Tuhan.
Walaupun demikian dalam masyarakat dewasa ini, ada agama atau masyarakat yang membedakan klasifikasi atau
diskriminasi ras seperti dalam agama Hindu, yang tercantum dalam Kitab Weda, membagi manusia kepada tiga golongan atau
tingkatan, yaitu Brahmana, Kshattrya dan Vaisya. Dalam al-qur’an
37
tidak akan kita dapatkan konsep dan cara hidup bermasyarakat yang demikian.
30
5 Menyebarkan kasih sayang
Kasih sayang dan baik hati adalah kaidah yang harus dijunjung tinggi, tetapi hal-hal tersebut bukan ide yang abstrak dan
ideal. Peraturan sama artinyadengan keseimbangan dan kebenaran, kesatuan dan keadilan. Kita harus menempatkan ide-ide tersebut
dalam konteks ini, oleh karena agama memberikan ajaran moral perorangan dan dasar-dasar lembaga sosial. Perintah kepada
perorangan untuk adil, ditambah dengan kasih sayang dan murah hati, dalam rangka kolektif dan menjelma menjadi altruisme yang
timbul dari konsep solidaritas yang sangat perlu bagi masyarakat manusia bagi doktrin Islam. Ini adalah gerakan keluar yang
menentang egoisme, tanpa menghilangkan individualisme atau utilitarisme.
31
b. Solidaritas keadilan
Adil menurut Imam Al-Ghazali adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya. Menempatkan sesuatu secara wajar dan proporsional.
Solidaritas Keadilan seperti halnya seorang hakim menegakkan keadilan terhadap rakyat dan negerinya, karena Allah SWT
memerintahkannya. QS. An-Nahl:90.
⌧
30
Syahid Mu’ammar Pulungan, Manusia dalam al-Qur’an, Surabaya: Bina Ilmu, 1984, h. 60.
31
Marcel A. Boisard, Hmanisme Dalam Islam, h. 142
38
⌧ ☺
⌧
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.”
Ayat ini menjelaskan bahwa kita harus berbuat adil pada siapapun. Sebagai manusia kita harus berusaha menegakkan keadilan
pada siapa saja tanpa melihat status sosial seseorang. c.
Solidaritas Ilmu Solidaritas Ilmu, yaitu keharusan seorang Alim atau kiyai
mengajar orang yang tidak tahu dan kewajiban orang yang tidak tahu belajar kepada Alim.
⌧ ☺
⌧ ⌧
⌧
⌧
Artinya : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke
medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” QS. At-Taubah:122 .
39
Maksud dari ayat ini adalah melarang supaya jangan sampai semua kaum muslimin pergi berperang, melainkan hendaklah ada
sebagian yang tinggal menyelenggarakan unrusan-urusan lain.
32
Adapun kaitannya dengan solidaritas ilmu, penulis berpendapat bahwa harus adanya pembagian tugas yang baik sesuai dengan
keahliannya, misal seorang alim ulama, tugasnya adalah mengajar orang-orang yang tidak tahu menjadi tahu, sedangkan perang adalah
tugas para tentara, karena yang dimaksud jihad bukanlah perang saja, namun semua perbuatan yang diridhai Allah Swt adalah termasuk
jihad. d.
Solidaritas Dalam Perlawanan Solidaritas dalam Perlawanan, yaitu kewajiban kaum Muslimin
membela agama dan negaranya.
⌧
☺
Artinya
:
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan
Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.” QS.At-Taubah:41.
33
Ayat ini memerintahkan supaya segenap orang mesti berangkat pergi berperang, baik dengan langkah yang ringan maupun yang berat,
dengan senjata maupun tidak, sendiri maupun bersama-sama dalam barisan.
34
32
Abdul Halim Hasan Binjai, Tafsir al-Ahkam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 504.
33
http:sayyidulayyaam.blogspot.com200611islam-dan-solidaritas-sosial
34
Abdul Halim Hasan Binjai, Tafsir al-Ahkam, h. 489.
40
Kaitannya dengan solidaritas dalam perlawanan, bahwa semua kaum muslimin baik yang tua maupun yang muda, kaya ataupun miskin,
harus mbersatu dan bekerja sama dalam membela agama dan negara tanpa melihat status sosial seseorang. Apabila seseorang itu tidak mampu
berjihad dengan tenaga dan kekuatannya, maka dianjurkan berjihad dengan harta.
41
BAB III PROFIL SMP NEGERI 2 CIPUTAT