marbun group yaitu karena tulisan marbun group adalah pemilik angkutan umum tersebut memiliki dua angkutan, sehingga kedua angkutan umum tersebut diberi nama
pemiliknya. Pernyataan tersebut dapat dikatakan maknapragmatis yaitu makna yang sesuai dengan konteks tuturan. Jadi, tulisan tersebut merupakan simbol dari sopir
komunikator, kata-kata marbun group mempunyai arti sesuai dengan etimologi asal- usul kata atau kronologis munculnya kata-kata itu.
Sehingga pemilihan kata marbun group pada tulisan di kaca angkutan umum,
dikarenakan sopir komunikator ingin menyampaikan pesan kepada pengguna jalan.
Tulisan marbun group dimaksudkan oleh sopir komunikator karena merupakan nama
dari pemilik angkutan umum tersebut. Sehingga angkutan umum miliknya diberi nama marbun group.
Tulisan marbun group memiliki arti atau maksud yang berbeda-beda yang
ditafsirkan bagi para penerima pesan, karena tidak selamanya informasi yang dihasilkan itu sama tetapi makna serta maksud dapat berubah bagi para penerima pesan.
4.2.7 Makna Harafiah
Makna harafiah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah “makna atau arti secara huruf, kata demi kata bukan defenisi”. Seperti halnya tulisan di kaca
angkutan umum yang menggunakan makna harafiah, yaitu: 14 Salsabila Bizlani Harahap
15 Sheika Sarah Harahap 16 Sakilla Aftar Harahap
Tampilan tulisan di atas tersebut yang merupakan kata makna harafiah, tulisan
Salsabila Bizlani Harahap 14 jika diartikan kata perkata adalah; salsabila yang
Universitas Sumatera Utara
artinya “bijaksana” latin, sedangkan bizlani yang artinya “tercinta” slavia, dan Sheika Sarah Harahap 15 jika diartikan kata perkata adalah, sheika yang artinya
“peri yang beruntung” latin dan sarah yang artinya “putri raja” ibrani, sedangkan Sakilla Aftar Harahap 16 jika diartikan kata perkata adalah sakilla yang artinya
“tempat asal” latin dan aftar yang artinya damai, dan kata Harahap dari ketiga tulisan di atas merupakan nama marga. Penulisan kata Salsabila Bizlani Harahap 14,
Sheika Sarah Harahap 15 dan Sakilla Aftar Harahap 16 di atas sesuai dengan
etimologi asal-usul kata dan kronologis munculnya kata-kata tersebut, sehingga pemilihan kata 14,15, 16 pada tulisan di kaca angkutan umum tersebut dikarenakan
pemilik dari angkutan umum KPUB tersebut bermarga Harahap, dan memiliki ketiga angkutan umum. Sehingga ketiga angkutan umum yang dimilikinya diberi tulisan ketiga
nama anaknya, karena merupakan rezeki untuk ketiga orang anaknya, agar pemiliknya selalu ingat kepada anaknya, dengan demikian angkutan umum tersebut diberi tulisan
Salsabila Bizlani Harahap 14, Sheika Sarah Harahap 15 dan Sakilla Aftar Harahap 16.
4.2.8 Makna Idiomatikal
Chaer 2002:74 menyatakan bahwa “idiom adalah satuan-satuan bahasa yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna
gramatikal satuan-satuan tersebut, karena makna idiom tersebut tidak lagi berkaitan dengan makna leksikal atau gramatikal unsur-unsurnya, maka bentuk-bentuk idiom juga
menyebutkan sebagai satuan-satuan leksikal tersendiri yang maknanya juga merupakan makna leksikal dari satuan tersebut”.
Universitas Sumatera Utara
Makna idiomatikal yang terdapat pada tulisan di kaca angkutan umum adalah: 5
Bismillahirrahmanirrahim 12 Tiang Aras
13 Rahasia 14 Aek Sibundong
Pada tampilan di atas tulisan-tulisan tersebut yang merupakan makna
idiomatikal, makna idiomatikal Bismillahirrahmanirrahim 6
tulisan Bismillahirrahmanirrahim merupakan lafaz bagi umat islam yang memiliki arti “dengan
menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”. Pernyataan tersebut dapat dikatakan makna semantis yaitu makna yang sebenarnya. Tetapi setelah
didapatkan tuturan dari informan yang memahami situasi dan kondisi objek penelitian
maka, tulisan Bismillahirrahmanirrahim yang dimaksudkan oleh sopir komunikator
pada tulisan di kaca angkutan umum adalah agar sipengemudi tersebut selalu ingat kepada tuhan yang maha esa yang memberi kita kenikmatan, dan selalu ingat untuk
mengucap lafaz Bismillahirrahmanirrahim yang digunakan untuk doa sebelum dan
sesudah mengerjakan sesuatu hal. Pernyataan tersebut dapat dikatakan makna pragmatis yaitu makna yang sesuai dengan konteks tuturan. Jadi, tulisan tersebut merupakan
simbol dari sopir komunikator untuk penyebutan nama angkutan umumnya.
Tulisan Bismillahirrahmanirrahim mempunyai arti sesuai dengan etimologi
asa-usul kata atau kronologis munculnya kata-kata tersebut. Sehingga pemilihan kata
Bismillahirrahmanirrahim pada tulisan di kaca angkutan umum dikarenakan sopir
komunikator ingin menyampaikan pesan kepada pengguna jalan. Tulisan
Bismillahirrahmanirrahim dimaksudkan oleh komunikator sopir agar pengemudi
Universitas Sumatera Utara
selalu ingat kepada tuhan yang maha esa, sehingga angkutan umum tersebut diberi
tulisan Bismillahirrahmanirrahim. Tulisan Bismillahirrahmanirrahim memiliki arti atau maksud yang berbeda-
beda yang ditafsirkan bagi para penerima pesan, karena tidak selamanya informasi yang dihasilkan itu sama tetapi makna serta maksud dapat berubah bagi para penerima pesan.
Selanjutnya makna idiom Tiang Aras 12 tulisan tiang aras pada kaca
angkutan umum memiliki arti “tiang langit”, pada tulisan tiang langit 12 memiliki
kesinambungan idiomatikal pada kata rahasia 13 dimana kata rahasia memiliki arti
sesuatu yang beng belum dapat diketahui. Tetapi setelah didapatkan tuturan dari
informan yang memahami situasi dan kondisi objek penelitian maka, tulisan tiang aras dan rahasia jika disatukan memiliki arti rahasia tiang langit, dimana sopir
komunikator memberi tulisan tersebut pada angkutan umumnya karena dalam kehidupan ini penuh dengan rahasia yang tidak diketahui orang. Pernyataan tersebut
dapat dikatakan makna pragmatis yaitu makna yang sesuai dengan konteks tuturan.
Tulisan tiang aras 12 dan rahasia 13 merupakan simbol dari sopir
komunikator untuk penyebutan nama angkutan umumnya, tulisan tiang aras dan rahasia dikarenakan sopir komunikator ingin menyampaikan pesan kepada pengguna
jalan, seperti yang dituliskan di atas yaitu hidup ini penuh dengan rahasia, sehingga
angkutan umumnya tersebut diberi tulisan rahasia tiang aras. Tulisan tiang aras dan rahasia memiliki arti atau maksud yang berbeda-beda
yang ditafsirkan bagi para penerima pesan, karena tidak selamanya informasi yang dihasilkan itu sama tetapi makna serta maksud dapat berubah bagi para penerima pesan.
Kemudian yang terakhir makna idiomatikal yang terdapat pada tulisan di kaca
angkutan umum tersebut adalah Aek Sibundong 19 tulisan aek merupakan kata dari
Universitas Sumatera Utara
bahasa batak yang artinya “air”, sedangkan sibundong adalah nama suatu tempat.
Pernyataan tersebut dapat dikatakan makna semantis yaitu makna yang sebenarnya, karena tulisan tersebut merupakan simbol dari sopir komunikator untuk penyebutan
nama angkutannya, tulisan aek sibundong yang mempunyai arti sesuai dengan
etimologi asal-usul kata atau kronologis munculnya kata-kata tersebut, tetapi setelah didapatkan tuturan dari informan yang memahami situasi dan kondisi objek penelitian
maka, tulisan aek sibundong diartikan oleh sopir komunikator adalah air yang tidak
pernah kering.
Sehingga pemilihan kata aek sibundong pada tulisan di kaca angkutan umum
tersebut dikarenakan sopir komunikator ingin menyampaikan pesan kepada pengguna
jalan terhadap tulisan aek sibundong yang memiliki arti lain yang disampaikan sopir
yaitu, “rezeki tidak pernah putus-putus kalau kita mau bekerja dan berusaha”. Pernyataan tersebut dapat dikatakan makna pragmatis yaitu makna yang sesuai dengan
konteks tuturan. Jadi, tulisan aek sibundong merupakan ungkapan dari sopir
komunikator sehingga angkutan umumnya diberi tulisan aek sibundong. Tulisan aek sibundong memiliki arti atau maksud yang berbeda-beda yang
ditafsirkan bagi para penerima pesan, karena tidak selamanya informasi yang dihasilkan itu sama tetapi makna serta maksud dapat berubah bagi para penerima pesan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN Bentuk tulisan yang terdapat pada kaca angkutan umum yang terdiri dari bentuk
tulisan lafal singkatan dibaca kata, misalnya fonem M dibaca Muhammad, lafal singkatan huruf, misalnya singkatan 635 yang merupakan rangkaian nama tahun
kelahiran, dan lafal singkatan berupa akronim, misalnya Garang dibaca gara-gara
rantang. Sedangkan makna tulisan yang terdapat pada kaca angkutan umum berupa makna
penyebutan nama khas, misalnya Madona yang bermakna agar angkutan umum yang
dimilikinya dapat terkenal seperti artis luar negri, yaitu madona. Makna tempat asal,
misalnya; Darussalam bermakna pemilik angkutan umum tersebut berasal dari kota Nangroe Aceh Darussalam NAD. Makna kias, misalnya Cahaya Ilahi bermakna
anugerah terindah dari tuhan. Makna harafiah, misalnya pada tulisan 14, 15, 16
bermakna nama dari ketiga anak pemilik angkutan umum. Makna idiomatikal, misalnya Aek Sibundong bermakna rezeki yang tidak pernah putus-putus kalau kita mau bekerja
dan berusaha. Selain itu tulisan yang terdapat pada kaca angkutan umum mengalami perubahan
makna, yaitu perubahan makna akibat perubahan lingkungan, misalnya sang idola yang dalam bahasa Indonesia sang bermakna sebutan untuk orang yang dimuliakan, dan
idola dalam bahasa Indonesia bermakna orang, gambar, patung yang menjadi pujaan,
tetapi dalam tulisan yang terdapat pada kaca angkutan umum sang idola diartikan oleh sopir komunikator adalah agar angkutan umum yang dimiliknya menjadi terkenal dan
Universitas Sumatera Utara