Perubahan Makna Akibat Asosiasi

4.2.6 Perubahan Makna Akibat Asosiasi

Selametmuljana 1964:2 menyatakan bahwa “asosiasi adalah hubungan antara makna asli, makna di dalam lingkungan tempat tumbuh semula kata yang bersangkutan dengan makna yang baru, yaitu makna di dalam lingkungan tempat kata itu dipindahkan ke dalam pemakai bahasa”. Penggunaan perubahan makna akibat asosiasi pada tulisan di kaca angkutan umum, karena tulisan yang terdapat pada angkutan umum memiliki arti yang berbeda- beda bagi para penerima pesan, sesuai dengan asosiasi pemikiran yang ada di dalam pikiran setiap orang. Perubahan makna akibat asosiasi dalam tulisan di kaca angkutan umum adalah: 4 Tunggal Putra 9 Anorda Level 10 635 18 Marbun Group Pada tampilan di atas tulisan-tulisan tersebut yang merupakan perubahan makna akibat asosiasi, makna asosiasi tunggal putrra 4, tulisan tunggal mempunyai arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah “bukan jamak bukan majemuk; hanya satu; satu-satunya”, dan putra mempunyai arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah “anak laki-laki; untuk laki-laki; berputra; beranak”. Pernyataan tersebut dapat dikatakan makna semantis yaitu makna yang sebenarnya. Tetapi setelah didapatkan tuturan dari informan yang mengetahui situasi dan kondisi objek penelitian maka, tulisan tunggal putra yang dimaksudkan sopir komunikator tidak sesuai dengan KBBI, karena tulisan tunggal putra merupakan makna yang Universitas Sumatera Utara berubah akibat asosiasi gambaran yang ada di dalam pikiran setiap orang, sopir komunikator memaknai tulisan tunggal putra yaitu anak laki-laki satu-satunya. Pernyataan tersebut dapat dikatakan makna pragmatis yaitu makna yang sesuai dengan konteks. Jadi, tulisan tersebut merupakan simbol dari sopir komunikator, tulisan tunggal putra yang mempunyai arti sesuai dengan etimologi asal-usul kata atau kronologis munculnya kata-kata tersebut. Sehingga pemilihan kata tunggal putra pada tulisan di kaca angkutan umum dikarenakan sopir komunikator ingin menyampaikan pesan kepada pengguna jalan. Tulisan tunggal putra dimaksudkan oleh komunikator sopir, karena sopir pemilik angkutan umum tunggal putra merupakan anak satu-satunya dalam keluarga. Sehingga angkutan umum tersebut diberi tulisan tunggal putra. Penafsiran makna tunggal putra mungkin dapat berbeda-beda bagi para penerima pesan, sesuai asosiasi gambaran- gambaran yang ada dalam pikiran setiap orang tentang makna sesuatu. Tulisan tunggal putra memiliki arti atau maksud yang berbeda-beda yang ditafsirkan bagi para penerima pesan, karena tidak selamanya informasi yang dihasilkan itu sama tetapi makna serta maksud dapat berubah bagi para penerima pesan. Selanjutnya perubahan makna akibat asosiasi pada tulisan di kaca angkutan umum adalah anorda level 9 tulisan anorda merupakan kata dari sebuah nama perusahaan, dan level dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI memiliki makna “lapisan; tingkatan; taraf; untuk menyatakan besaran sebuah sinyal yang digunakan untuk tegangan”. Pernyataan tersebut dapat dikatakan makna semantis yaitu makna yang sebenarnya. Tetapi setelah didapatkan tuturan dari informan yang memahami situasi dan kondisi objek penelitian maka, tulisan anorda level yang dimaksudkan sopir komunikator tidak sesuai dengan makna sebenarnya, karena tulisan anorda level Universitas Sumatera Utara merupakan makna yang berubah akibat asosiasi gambaran yang ada di dalam pikiran setiap orang, sopir komunikator memaknai tulisan anorda level yaitu karena pemilik dari angkutan umum tersebut bekerja disebuah perusahaan yaitu PT. Anorda, sebagai meneger level marketing. Pernyataan tersebut dapat dikatakan makna pragmatis yaitu makna yang sesuai dengan konteks tuturan. Jadi, tulisan tersebut merupakan simbol dari sopir komunikator, tulisan anorda level mempunyai arti sesuai dengan etimologi asal- usul kata atau kronologis dari kata-kata tersebut. Sehingga pemilihan kata anorda level pada tulisan di kaca angkutan umum dikarenakan sopir komunikator ingin menyampaikan pesan kepada pengguna jalan. Tulisan anorda level dimaksudkan oleh sopir komunikator karena pemilik dari angkutan umum tersebut bekerja di sebuah perusahaan PT. Anorda sebagai meneger level marketing, sehingga angkutan umum tersebut diberi tulisan anorda level. Tulisan anorda level memiliki arti atau maksud yang berbeda-beda yang ditafsirkan bagi para penerima pesan, karena tidak selamanya informasi yang dihasilkan itu sama tetapi makna serta maksud dapat berubah bagi para penerima pesan. Kemudian perubahan makna asosiasi 635 10, tulisan 635 merupakan lafal singkatan huruf yang dapat dibaca kata yaitu enam ratus tiga puluh lima. Tulisan yang terdiri dari ratusan, yaitu enam ratus, puluhan yaitu tiga puluh dan satuan yaitu lima. Pernyataan tersebut dapat dikatakan makna semantis yaitu makna yang sebenarnya. Tetapi setelah didapatkan tuturan dari informan yang memahami situasi dan kondisi objek penelitian maka, tulisan 635 yang dimaksudkan oleh sopir komunikator tidak sesuai dengan arti sebenarnya, karena tulisan 635 merupakan makna yang berubah akibat asosiasi gambaran-gambaran yang ada di dalam setiap pikiran orang, sopir komunikator memaknai tulisan 635 yaitu karena 635 merupakan bulan kelahiran dari Universitas Sumatera Utara ketiga anak pemilik angkutan umum tersebut, dimana anak yang pertama lahir pada bulan 6 juni, anak ke dua lahir pada bulan 3 maret, dan anak ketiga lahir pada bulan 5mei. Pernyataan tersebut dapat dikatakan makna pragmatis yaitu makna yang sesuai dengan konteks tuturan. Jadi, tulisan tersebut merupakan simbol dari sopir komunikator, tulisan 635 mempunyai arti sesuai dengan etimologi asal-usul kata atau kronologis munculnya kata-kata tersebut. Sehingga pemilihan kata 635 pada tulisan di kaca angkutan umum dikarenakan sopir komunikator ingin menyampaikan kepada pengguna jalan. Tulisan 635 dimaksudkan oleh komunikator sopir karena merupakan singkatan dari bulan kelahiran ketiga anak pemilik angkutan umum tersebut. Sehingga angkutan umum tersebut dibberi tulisan 635. Tulisan 635 memiliki arti atau maksud yang berbeda-beda yang ditafsirkan bagi para penerima pesan, karena tidak selamanya informasi yang dihasilkan itu sama tetapi makna serta maksud dapat berubah bagi para penerima pesan. Sedangkan perubahan makna asosiasi yang terakhir dalam tulisan yang terdapat pada kaca angkutan umum adalah Marbun Group 18, tulisan marbun group merupakan nama pemilik angkutan umum KPUB dan group dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mempunyai arti “kelompok; golongan; rombongan”. Pernyataan tersebut dapat dikatakan makna semantis yaitu makna yang sebenarnya. Tetapi setelah didapatkan tuturan dari informan yang memahami situasi dan kondisi objek penelitian maka, tulisan marbun group yang dimaksudkan oleh sopir komunikatortidak sesuai dengan arti sebenarnya, karena tulisan marbun group merupakan makna yang berubah akibat asosiasi gambaran yang ada di dalam setiap pikiran orang untuk memaknai sesuatu hal. Sopir komunikator memaknai tulisan Universitas Sumatera Utara marbun group yaitu karena tulisan marbun group adalah pemilik angkutan umum tersebut memiliki dua angkutan, sehingga kedua angkutan umum tersebut diberi nama pemiliknya. Pernyataan tersebut dapat dikatakan maknapragmatis yaitu makna yang sesuai dengan konteks tuturan. Jadi, tulisan tersebut merupakan simbol dari sopir komunikator, kata-kata marbun group mempunyai arti sesuai dengan etimologi asal- usul kata atau kronologis munculnya kata-kata itu. Sehingga pemilihan kata marbun group pada tulisan di kaca angkutan umum, dikarenakan sopir komunikator ingin menyampaikan pesan kepada pengguna jalan. Tulisan marbun group dimaksudkan oleh sopir komunikator karena merupakan nama dari pemilik angkutan umum tersebut. Sehingga angkutan umum miliknya diberi nama marbun group. Tulisan marbun group memiliki arti atau maksud yang berbeda-beda yang ditafsirkan bagi para penerima pesan, karena tidak selamanya informasi yang dihasilkan itu sama tetapi makna serta maksud dapat berubah bagi para penerima pesan.

4.2.7 Makna Harafiah