Kerangka Teori Analisis Yuridis Kedudukan Hukum Penanggung Dalam Pengikatan Jaminan Perorangan Pada BPR Duta Adiarta

Penulisan ini dilakukan berdasarkan literatur-literatur yang berkaitan dengan penanggungan perseorangan, hukum kepailitan dan pengikatan jaminan. Adapun penulisan yang mendekati penulisan ini dibuat oleh TEDDY TAUFIK, NIM 027011063, Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dengan judul “ Tanggung Jawab Penanggung Hutang Borgtocht terhadap Debitur Yang Ingkar Janji wanprestasi kepada P.T.Bank Danamon, Tbk. Permasalahan yang dibahas adalah : 1. Bagaimana Persyaratan Penanggung Hutang disetujui Bank Danamon 2. Apakah hak istimewa dari penanggung hutang masih dapat diterapkan atau berlaku dalam perjanjian penanggungan hutang pribadi. 3. Apakah setelah penaggunng hutang membayar hutang debitur dengan dieksekusi hartanya oleh pengadilan negeri atau dilelang dapat meminta pengembalian? Jika dibandingkan dengan masalah yang diteliti sebelumnya sebagaimana yang disebutkan diatas dengan penelitian yang dilakukan ini adalah berbeda. Oleh karena itu penulisan ini adalah sebuah karya asli dan sesuai dengan azas-azas keilmuan yang jujur, rasional, objektif, dan terbuka. Semua ini merupakan implementasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah dengan demikian penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah, keilmuan dan terbuka untuk kritisi yang sifatnya membangung.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Universitas Sumatera Utara Teori berasal dari kata “theoria” dalam bahasa latin yang berarti “perenungan”, menurut Soetandyo Wigjosubroto dikatakan teori adalah suatu konstruksi dialam cita atau ide manusia dibangun dengan maksud untuk menggambarkan secara reflektif fenomena yang dijumpai dialam pengalaman. 22 Sedangkan kerangka teori maksudnya adalah batas-batas pengetahuan yang dapat ditelusuri dari kepustakaan terkait dengan idemasalah penelitian. Teori yang digunakan dalam tesis ini adalah teori keadilan. Hal tersebut sebagaimana teori etis yag dikemukakan oleh Aristoteles tentang tujuan hukum, yang dikutip dari Van Apeldoorn bahwa hukum semata-mata bertujuan untuk mewujudkan keadilan. Tujuannya adalah memberikan tiap-tiap orang apa yang patut diterimanya. Keadilan tidak boleh dipandang penyamarataan. Keadilan bukan berarti bahwa tiap- tiap orang memperoleh bagian yang sama 23 . Hal ini berkaitan terhadap status penjamin personal guarantor serta kedudukan kreditur yang harus mendapatkan kepastian hukum atas hak dan kewajibannya manakala timbulnya hal-hal diluar kesepakatan atau perjanjian yang sudah ditentukan di awal perjanjian borgtocht tersebut. Serta berkaitan dengan kedudukan para debitur yang baik secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama meminta haknya atas apa yang sudah diperjanjikan . Salah satu ciri utama dalam perjanjian peorangan adalah azas prioriteit atau azas kesamaan sesuai dengan ketentuan pada pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang- 22 . Soetandyo Wigjosoebroto, Hukum ; Paradigma, Metode, dan Dinamika Masalahnya 23 . Van Apeldoorn,L.J Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Pradnya Paramitha,2001 halaman 53. Universitas Sumatera Utara Undang Hukum Perdata. Dalam artian semua orang mempunyai kedudukan yang sama terhadap pemenuhan prestasi dari debitur berkaitan dengan harta kekayaan debitur 24 .

2. Konsepsi