Pengetahuan Penyakit Menular Seksual PMS .1 Definisi Penyakit Menular Seksual PMS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2007. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian Notoatmodjo, 2007. 2.2 Penyakit Menular Seksual PMS 2.2.1 Definisi Penyakit Menular Seksual PMS Penyakit menular seksual atau dikenal sebagai infeksi menular seksual IMS adalah suatu penyakit infeksi yang ditularkan melalui seseorang individu yang terinfeksi kepada individu yang lain melalui kontak seksual. Kontak seksual ini bisa melalui kontak secara oro-genital, ano-genital, walaupun tanpa melakukan penetrasi alat kelamin. Hal ini karena aktifitas seksual melibatkan kontak yang begitu intimasi sehingga memudahkan peluang bagi mikroorganisma tersebar daripada seorang individu kepada individu yang lainnya. Selain itu, penyakit ini juga bisa ditularkan daripada seorang ibu yang telah terinfeksi kepada bayi didalam kandungannya. Pelbagai macam mikroorganisma yang bisa ditularkan daripada individu yang telah terinfeksi ini seperti infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan penyakit seperti sifilis, gonore, chancroid, granuloma inguinale, nongococcal urethritis, trchomoniasis dan chlamydial cervitis. Selain bakteri, virus juga bisa menyebabkan terjadinya infeksi menular seksual ini seperti virus Universitas Sumatera Utara yang menyebabkan terjadinya penyakit seperti moluskum kontagisum, genital warts, genital herper, dan penyakit yang dikenal sebagai Acquired Immunodeficiency SyndromeAIDS. PMS mempunyai beberapa ciri yaitu Daili, 1999: 1. Penularan penyakit ini tidak selalu harus melalui hubungan kelamin. 2. Penyakit dapat terjadi pada orang-orang yang belum pernah melakuka n hubungan kelamin 3. Sebagian penderita adalah akibat korban keadaan diluar kemampuan mereka, dalam arti kata mereka sudah berusaha sepenuhnya untuk tidak mendapat penyakit, tetapi kenyataan masih juga terjangkit. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa banyak faktor dapat mempengaruhi meningkatnya insidensi PMS ini, antara lain: 1. Perubahan demografik secara luar biasa; a. Peledakan jumlah penduduk b. Pergerakan masyarakat yang bertambah, dengan pelbagai alasan, misalnya pekerjaan, liburan, dan rapatkongresseminar. c. Kemajuan sosial ekonomi, terutama dalam bidang industri menyebabkan lebih banyak kebebasan sosial dan lebih banyak waktu yang terluang. 2. Perubahan sikap dan tindakan akibat perubahan-perubahan demografik di atas, terutama dalam bidang agama dan moral. 3. Kelalaian beberapa Negara dalam pemberian pendidikan kesehatan dan pendidikan seks khususnya. 4. Perasaan aman pada penderita karena pemakaian obat antibiotik dan alat kotrasepsi. 5. Akibat pemakaian antibiotik yang tidak teratur sehingga terjadi resistensi pelbagai mikroorganisma. 6. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai terutama laboratorium dan klinik pengobatan. 7. Banyaknya kasus asimtomatik, tidak merasa sakit atau terdapt keluhan sehingga memikirkan tidak akan ditularkan kepada yang lain. Universitas Sumatera Utara Untuk melakukan diagnosa berdasarkan gejala klinis itu tergantung kepada penyakit-penyakit tersendiri karena semua penyakit menular seksual ini tidak sama tanda dan gejalanya.Mengikut statistik yang dikeluarkan oleh WHO 1995 dan 1999 penyakit yang sering terjadi akibat daripada hubungan seksual ini antaranya ialah chlamydial, sifilis, dan gonorrhea UNAIDS, 1998.

2.3 Klamidia.