Pengawasan Reksadana Syariah Urgensi Reksa Dana Syariah

23 “Dan setiap syarat yang tidak bertentangan dengan dasar-dasar syariat dan dapat disamakan hukumnya diqiyaskan dengan syarat-syarat yang sah”. Al Fiqh al Islamy Wa Adillatuh, hal 200. Prinsip dalam berakad harus mengikuti hukum yang telah digariskan oleh Allah SWT yang disebutkan dalam Al-Qur’an: “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu……”. QS. An Nisaa : 29

2.2.6 Pengawasan Reksadana Syariah

Sama halnya dengan eksistensi Reksa Dana Konvensional, maka Reksa Dana Syariah juga memerlukan pengawasan dari Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam selaku institusi yang memiliki otoritas di Pasar Modal. Pengawasan yang diberikan oleh Bapepam tersebut dilakukan dalam kerangka fungsi ajudikator adjudicatory. Oleh karena itu, Bapepam dapat melakukan segala tindakan yang bersifat judisial judicial power seperti mencabut ijin usaha atau melarang pihak-pihak tertentu yang melakukan pelanggaran di bidang Pasar Modal untuk melakukan kegiatan usahanya Munir Fuady, 1996 : 117-118. Selain pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam maka terhadap Reksa Dana Syariah juga memerlukan pengawasan dari lembaga yang memiliki Universitas Sumatera Utara 24 pemahaman tentang kaidah-kaidah investasi syariah. Adapun lembaga pengawas tersebut dikenal dengan nama Dewan Syariah Nasional. Pada dasarnya, eksistensi dari Dewan Syariah Nasional tersebut, tidak hanya dibutuhkan untuk melakukan pengawasan terhadap Reksa Dana Syariah saja, tetapi juga untuk melakukan pengawasan terhadap lembaga keuangan syariah lainnya, seperti Perbankan Syariah. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional adalah bersifat substantif, dalam arti bahwa Dewan Syariah Nasional hanya mengawasi terhadap seluruh tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh Reksa Dana Syariah tersebut telah sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariah atau sebaliknya. Hal ini dikarenakan bahwa Reksa Dana Syariah memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan Reksa Dana Konvensional.

2.2.7 Urgensi Reksa Dana Syariah

Sesuatu yang lazim terjadi dalam kehidupan sosial bahwa sebagian orang yang memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan bisnis dan ekonomi tapi tidak memiliki modal . Sementara di sisi lain ada yang memiliki harta, tapi tidak cakap dalam mengembangkannya, Berkata Al Baijuri : “Dalil dibolehkannya Qiradh adalah ijma’ dan hajat, karena ada pemilik harta yang tidak mampu mengelola modalnya, dan sebaliknya ada orang mampu mengelolanya tetapi tidak punya modal. Maka yang pertama memerlukan pengelolaan modal, sementara yang kedua memerlukan pekerjaan”. Hasyiah Fathul Qarib Al Baijuri,JUZ II hal 21 Universitas Sumatera Utara 25 Reksa Dana sebagai lembaga yang mengelola harta memiliki kemampuan untuk mengembangkannya dari para pemilik modal secara sendiri-sendiri yang melakukannya. Reksa Dana adalah tuntutan perkembangan ekonomi yang akan terus berkembang. Ia akan menghimpun dana dari umat yang tidak dapat dicegah untuk berinvestasi di Reksa Dana. Disisi lain umat Islam harus dapat bersaing dalam bidang ekonomi dalam usaha mempersiapkan diri menghadapi globalisasi yang kian mendekat dan sukar dihindari. Kegiatan Reksa Dana yang ada sekarang masih banyak mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai dengan syariah Islam, baik dari akad, sasaran investasi, teknis transaksi, pendapatan, maupun dalam hal pembagian keuntunganya. Untuk itu perlu dibentuk Reksa Dana Syariah, dimana Reksa Dana ini mengikuti prinsip-prinsip syariah dalam bidang muamalah maliyah. Adanya Reksa Dana Syariah merupakan upaya untuk memberi jalan bagi umat Islam agar tidak bermuamalah dan memakan harta dengan cara yang batil seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an Surat An Nisa ayat 29. Disamping itu Reksa Dana Syariah menyediakan sarana bagi umat Islam untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional melalui investasi yang sesuai dengan syariat Islam. Universitas Sumatera Utara 26

2.2.8 Proses Penyeleksian Reksa Dana Syariah