20
partai. Lagi pula, sering kali partai-partai oposisi tidak dapat menyusun program alternatif bagi pemerintah.
1.5.2. Kaderisasi
Partai politik merupakan sebuah kelompok yang terorganisir dimana anggota- anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan dari
kelompok ini adalah untuk merebut dan memperoleh kekuasaan politik dengan cara konstitusional, untuk melaksanakan kebijakan mereka.
Salah satu fungsi partai politik adalah melakukan rekrutmen politik. Fungsi rekrutmen ini erat kaitannya dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik
kepemimpinan interanal partai maupun kepemimpinan yang bersifat nasional. Untuk itu demi kepentingan internal partainya, sebuah partai politik perlu melakukan proses
kaderisasi. Proses kaderisasi ini bertujuan untuk membentuk kader-kader partai yang berkualitas, karena hanya dengan memiliki kader-kader yang berkualitas maka
sebuah partai politik bisa mempunyai kesempatan yang besar untuk mengembangkan diri.Dalam Kamus Umum
22
, kaderisasi diartikan proses, cara, membentuk seorang kader. Sedangkan kader itu sendiri memiliki 2 pengertian :
23
A. Kader adalah orang yang dicalonkan untuk memegang jabatan penting dalam
pemerintahan, partai, perusahaan dan sebagainya. B.
Kader adalah orang yang diharapkan bakal mampu memangku jabatan yang penting dikemudian hari.
22
Zainul Bahri, Kamus Umum, Khususnya Bidang Hukum dan Politik, Bandung, Angkasa, 1996.
23
Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta, Modern English Press, 2002.
Universitas Sumatera Utara
21
Kaderisasi merupakan sebuah proses penyiapan sumber daya manusia agar kelak mereka menjadi para pemimpin yang mampu membangun peran dan fungsi
organisasi secara lebih bagus.
24
Dalam pengkaderan itu sediri terdapat dua persoalan penting.
25
Dalam sebuah partai politik, setiap anggotanya belum tentu dapat menjadi kader partai. Untuk menjadi seorang kader partai politik, maka orang tersebut harus
mengikuti proses seleksi untuk menjadi kader. Proses seleksi ini berbentuk sebuah pendidikan politik yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kader sebagai
calon pemimpin. Proses pendidikan ini terbagi dalam tiga fase, antara lain : Pertama, bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk
meningkatkan kemampuan baik keterampilan maupun pengetahuan. Kedua, adalah kemampuan untuk menyediakan stok kader atau individu yang dikhususkan bagi
kaum muda. Kemampuan sebuah partai politik untuk melakukan proses kaderisasi terhadap anggota-anggotanya sangat dipengaharui oleh kemampuan pengurus sebuah
partai politik dalam menyediakan pendidikan dan pelatihan secara intensif pada bidang-bidang tertentu terhadap kader-kadernya.
26
A. Jenjang pertama.
Jenjang ini diarahkan untuk : 1.
Pemahaman arti berorganisasi. 2.
Menanamkan loyalitas terhadap organisasi. 3.
Memantapkan dedikasi.
24
Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 113.
25
Ibid, hlm. 114.
26
Rochayat Harun dan Sumarno, Komunikasi Politik Sebagai Suatu Pengantar, Bandung : Mandar Maju, 2006, hlm. 94.
Universitas Sumatera Utara
22
Jenjang ini diperuntukan pada kader pemula. Dalam fase ini ini para kader pemula akan diberikan pemahanan tentang berorganisasi. Mulai dari visi dan
misi organisasi serta manfaat yang di dapat dengan bergabung dalam organisasi. Dengan memberikan penjabaran diatas, maka akan membuka pola
pikir kader terhadap organisasi yang bertujuan untuk memantapkan dedikasi kader terhadap organisasi. Dengan tingginya tingkat dedikasi seorang kader
maka otomatis loyalitas kader terhadap organisasinya juga akan meningkat. B.
Jenjang kedua. Jenjang ini diarahkan untuk :
1. Membuka wawasan berpikir yang berdasarkan ideologi partai.
2. Menumbuhkan dinamika dan kreativitas dalam pengembangan organisasi.
3. Meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi.
Jenjang ini diperuntukan pada kader madya. Dalam fase kedua, kader akan diberikan pemahaman tentang ideologi organisasi. Dalam pendalaman
ideologi ini, seorang kader akan diberikan pemahaman bagaimana organisasi bertindak dalam menyelesaikan sebuah permasalahan, berdasarkan ideologi
yang dianutnya.Selain pemahaman tentang ideologi, pada fase iniakan diberikan juga cara-cara untuk mengembangkan sebuah organisasi.Pelatihan
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam mengelola organisasi.
C. Jenjang ketiga.
Jenjang ini diarahkan untuk : 1.
Membentuk individu organisasi yang memiliki kemampuan konseptual.
Universitas Sumatera Utara
23
2. Membidik cara berpikir sistematis dan strategis.
3. Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis peristiwa-
peristiwa politik. 4.
Mendidik untuk berfikir futuristik. Jenjang ini diperuntukan bagi calon-calon politisi. Pada fase ini kader akan
dilatih menjadi calon-calon politisi yang akan menduduki jabatan-jabatan dalam pemerintahan. Dalam fase ini kader dilatih untuk menganalisa tentang
peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di masyarakat. Pelatihan ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan berfikir dan bertindak seorang
kader agar menjadi lebih sistematis dan strategis.
1.6.Definisi Konsep
Konsep merupakan sebuah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan, kelompok maupun individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
27
A. Kaderisasi
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan definisi konsep sebagai berikut :
Kaderisasi adalah suatu bagian dari rekrutmen politik dimana terdapat kegiatan proses penyiapan sumber daya manusia dengan cara melakukan
pelatihan dengan berbagai ketarampilan dan disiplin ilmu untuk dipersiapkan kelak untuk menjadi seorang pemimpin yang dapat membangun peran dan
27
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES, 1989, hlm. 37.
Universitas Sumatera Utara
24
fungsi organisasi secara lebih bagus dalam jabatan-jabatan administratif maupun politik.
B. Partai Politik
Partai politik partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama.
Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk
melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki.
1.7.Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana variabel tersebut diukur.
28
A. Kaderisasi pada partai politik dengan indikator :
Dengan adanya definisi operasional, maka akan mempermudah peneliti dengan cara memberikan indikator-indikator terhadap variabel yang akan
diteliti. Maka definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :
1. Tatacara untuk mengikuti pengkaderan.
2. Bentuk-bentuk kegiatan dalam proses pengkaderan.
3. Hasil dan tujuan dari proses kaderisasi.
B. Partai Politik dapat diukur dengan indikator :
1. Memiliki kepengurusan.
2. Terdaftar pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
28
Ibid, hlm. 23.
Universitas Sumatera Utara
25
3. Terdaftar pada KPU pusat maupun daerah.
1.8.Metode Penelitian
1.8.1. Jenis Penelitian