perubahan pada jaringan ginjal seperti adanya pembengkakan pada endothelium glomerulus dan atropi glomerulus Abbas, et al., 2011
2.2 Garcinia Mangostan Linn
Buah manggis
dapat diklasifikasikan
dalam golongan
divisi: Spermatophyta tumbuhan berbiji; subdivisi: Angiospermae berbiji tertutup;
kelas: Dicotyledonae biji berkeping dua; famili: Guttiferae; genus: Garcinia; dan spesies: Garcinia Mangostana L.
Manggis dengan nama Latinnya Garcinia mangostana Linn GM dikenal juga sebagai Queen of the Tropical Fruits di luar negeri. Tanaman ini pertama kali
ditemukan di Burma dan Thailand, merupakan tanaman tropis dengan tinggi pohon antara 7-25 meter Misra, et al., 2009. Manggis dibudidayakan di hutan
hujan tropis pada beberapa negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Sri Lanka, Filipina, dan Thailand. Masyarakat di berbagai negara ini telah
menggunakan kulit GM sebagai obat tradisional untuk pengobatan sakit perut, diare, disentri, luka yang terinfeksi dan gastritis kronis Doi, et al., 2009.
Penelitian lain telah menunjukkan bahwa ekstrak GM memiliki aktifitas antioksidan, anti tumor, anti alergi, anti inflamasi, anti bakteri, dan anti virus.
Gambar 2.2. Garcinia mangostana Linn Shibata, et al., 2011.
Universitas Sumatera Utara
Kulit buah manggis mengandung berbagai senyawa seperti mangostin, tannin, Xanthon, crysanthemin, garcinone, gartanin, vitamin B1, B2, terpen,
anthocyanin, phenol dan zat bioaktif lainnya Moongkarndi, et al., 2004; Shan, et al., 2011. Diduga yang mempunyai aktifitas farmakologi adalah golongan
Xanthone yang terdiri dari α-mangostin, - mangostin dan - mangostin Doi, et
al., 2009. Xanthone merupakan senyawa polifenol alami yang terdapat di dalam tanaman, dan telah disintesis secara luas dan memiliki efek antioksidan
Mahabusarakam, et al., 2000. Xanthone atau xanthen-9H-one merupakan senyawa organik dengan
rumus molekul C
13
H
8
O
2
merupakan salah satu metabolit sekunder yang banyak ditemui pada beberapa tanaman tingkat tinggi, jamur dan lichen. Inti dari
xanthone adalah 9-xanthene atau Dibenzo-c-pyrone. Xanthone di klasifikasikan dalam lima kelompok yaitu: a simple oxygenated xanthones; b xanthone
glycosides; c prenylated xanthones; d xanthoneolignoids; dan e xanthone jenis lain Chaverri, et al., 2006.
Ada sekitar 50 jenis xanthone yang terdapat dalam pericarp buah manggis beberapa di antaranya adalah
α-Mangostin, -Mangostin -Mangostin, Garcinone A, Garcinone B, Garcinone C, Garcinone D, Garcinone E, Garcimangosone A
Chaverri, et al., 2006. Jung, et al. 2006, berhasil mengidentifikasi kandungan ekstrak xanthone yang terlarut di dalam diklorometana, berupa dua xanthone
yang sudah teroksidasi yaitu 8-hidroksikudraksanton G, dan mangostingon7- metoksi-23-metil-2-butenil-8-3-metil-2-okso-3-butenil-1,3,6 trihidroksiksanton
dan 12 xanthone lainnya yaitu: 1 Kudraksanton G, 8-deoksigartanin; 2
Universitas Sumatera Utara
Garsimangostin; 3 Garsinon; 4. Garsinon-E; 5 Gartanin; 8 1- isomangostin; 9 Alfamangostin; 10 Gamma-mangostin; 11 Mangostinon
smeathxanthone A; dan 12 Tovofillin A. Struktur kimia dari kandungan ekstrak etanol kulit manggis terdapat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3. Struktur inti Xanthone dan beberapa rumus kimia kandungan pericarp Garcinia Mangostana Linn
Chaverri, et al., 2006.
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme kerja senyawa xanthone ini adalah dengan cara menghambat produksi ROS intraseluler secara signifikan Moongkarndi, et al., 2004.
Penelitian Chomnawang, et al. 2007, menyebutkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai aktivitas antioksidan yang signifikan yang diukur
dengan penghambatan pembentukan radikal dengan metoda DPPH dan menghasilkan bahwa ekstrak etanol kulit manggis mampu menghambat 50
pembentukan radikal dan juga mereduksi produksi ROS dengan menghambat radikal superoxide O
2 -
. Selain itu juga dapat menangkap radikal hidroksil OH
-
, tetapi kerjanya lebih kuat dalam menghambat radikal superoxide Kosem, et al.,
2007. Evaluasi terhadap α mangostin sebagai antioksidan juga dilakukan dengan
cara percobaan terhadap tikus yang diberi isopretenolol 150 mgkg BB selama dua hari untuk menginduksi infark miokardia memperlihatkan penurunan enzim
antioksidan seperti gluthation S transferase GST, gluthation peroxidase GPx dan Superoxide dismutase SOD dan peningkatan serum enzim seperti lactate
dehydrogenase LDH, cretinine phosphokinase CPK, glutamat oxaloacetate transaminase GOT serta lipid peroxidase, di samping itu pada pemeriksaan
histologi menunjukan adanya nekrotik pada jaringan dengan infiltrasi neutrofil, setelah diberi
α mangostin 200 mgkg BB selama enam hari menunjukkan perubahan yang signifikan hingga dapat disimpulkan bahwa
α mangostin mempunyai efek sebagai protektif lipid peroksidasi dan antioksidan
Chavveri, et al., 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Radikal Bebas