2.6 Ginjal
Pada manusia bentuk ginjal seperti kacang merah dengan ukuran panjang sekitar  10-12  cm,  lebar  sekitar  6  cm  dan  ketebalan  3,5  cm  dengan  berat  sekitar
150  gram  dan  terbenam  dalam  dasar  lemak  yang  disebut  lemak  perirenal. Terdapat pada posterior abdomen bagian atas pada masing-masing sisi vertebrata
lumbal atas, letak ginjal kanan biasanya terletak lebih rendah di bandingkan ginjal kiri  Gambar  2.6.  Ginjal  di  bungkus  oleh  simpai  jaringan  fibrosa  yang  tipis.
Setiap  ginjal  memiliki  bukaan  yang  disebut  hilus  yang  menghubungkan  arteri renal, vena renal, dan ureter Watson, 2002. Pada pelvis renalis yakni ujung atas
ureter  yang  melebar  terbagi  menjadi  tiga  kaliks  mayor  dan  12-18  cabang  kecil atau  kaliks  minor.  Ginjal  dibagi  menjadi  korteks  luar  dan  medulla  didalam  yang
terdiri dari 10-18 struktur piramid yang disebut pyramid medulla. Dari dasar tiap pyramid  terjulur  berkas  tubulus  yang  parallel  disebut  berkas  medulla  yang
menyusup kedalam korteks Junqueira, et al., 2007.
Gambar 2.6 Anatomi ginjal normal Watson, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Unit  fungsional  ginjal  yaitu  nefron  yang  berjumlah  1-4  juta,  nefron memiliki  beberapa  segmen  yaitu:  1  korpuskel  renalis  Malpighi;  2  Tubulus
kontortus proksimal; 3 Segmen tipis; 4 Segmen tebal; 5 Lengkung Henle; 6 Tubulus kontotortus distal; 7 Tubulus; dan 8 Duktus koligentes gambar 2.7.
Gambar 2.7  Struktur nefron Junqueira, et al., 2007
Setiap  korpusel  renalis  dengan  diameter  150-25  µm  mengandung gulungan  kapiler  darah  yang  disebut  glomerulus  yang  berada  dalam  kapsula
Universitas Sumatera Utara
Bowman  berjumlah  lebih  dari  satu  juta  unit  dalam  satu  ginjal  gambar  2.8 Junqueira, et al., 2007.
Gambar 2.8     A. Gambaran histologi glomerulus ginjal, CL: Capylary lumen, MES: mesangium;
END:endothelium; EP: visceral epithelia cells; dan B. Skema glomerulus Kumar,
2010
Nefron  memiliki  fungsi  dasar  membersihkan  plasma  darah  dari  zat  yang tidak  diinginkan  oleh  tubuh.  Biasanya  substansi  tersebut  berasal  dari  hasil
metabolisme urea, kreatinin, asam urat, dan ion-ion natrium, kalium, klorida, serta ion-ion hidrogen dalam jumlah yang berlebihan, melalui mekanisme  filtrasi pada
Universitas Sumatera Utara
korpuskel  renal,  reabsorbsi  pada  saluran  tubular  dan  sekresi  pada  epitel  tubulus Silverthone, 2001.
Tubulus  kontortus  proksimal  dimulai  dari  korpuskel  ginjal,  panjangnya sekitar 14 mm dengan diameter 50-60 µm  dan berkelok  membentuk  lengkungan
yang menghadap ke permukaan kapsula ginjal dan berakhir sebagai saluran lurus menuju  tempat  tubulus  melanjutkan  diri  dengan  ansa  Henle.  Fungsi  tubulus
kontortus  proksimal  adalah  reabsorpsi    filtrat  glomerulus  dengan  proses  aktif melalui  pompa  natrium  Na
+
K
+
ATPase  yaitu  mengabsorbsi  seluruh  glukosa, asam amino, lebih kurang 85 NaCl dan air dari filtrat, selain fosfat dan kalsium
Junqueira, et al., 2007. Epitel  yang melapisi tubulus  ini adalah selapis kuboid  atau silindris  yang
menunjang  dalam  mekanisme  absorbsi  dan  ekskresi.  Sel-sel  epitel  ini  memiliki sitoplasma  asidofilik  yang  disebabkan  oleh  adanya  mitokondria  panjang  dalam
jumlah besar. Apeks sel memiliki banyak m ikrovili dengan panjang sekitar 1 μm,
yang membentuk suatu brush border Junqueira, et al., 2007. Tubulus  kontortus  distal  dimulai  sesudah  ansa  Henle  segmen  tebal  dan
bentuknya berkelok-kelok. Tubulus ini dilapisi oleh sel epitel selapis kuboid dan berbeda  dengan  tubulus  proksimal  karena  tidak  mempunyai  sel  brush  border,
tidak mempunyai kanalikuli apical dan ukuran sel lebih kecil. Karena sel tubulus distal lebih gepeng dan lebih kecil daripada tubulus proksimal, maka lebih banyak
terdapat  inti  sel  pada  dinding  Tubulus  kontortus  distal  dibanding  tubulus proksimal Junqueira, et al., 2007.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi  dari  ginjal  sebagian  besar  untuk  mempertahankan  kestabilan lingkungan cairan internal meliputi:1 Mengatur keseimbangan  H
2
O dalm tubuh; 2 Mengatur jumlah dan konsentrasi  ion  cairan ekstra sel  termasuk  Na
+
, Cl
-
, K
+
, HCO
3 -
,  Mg
++
,  SO
4 =
;  3  Memelihara  volume  plasma  sehingga  sangat  berperan dalam  pengaturan  jangka  panjang  tekanan  darah  arteri;  4  Memelihara
keseimbangan asam basa tubuh dengan menyesuaikan pengeluaran H
+
dan HCO
3 -
melalui urin; 5 Memelihara osmolaritas konsentrasi zat terlarut berbagai cairan tubuh  melalui  pengaturan  H
2
O;  6  Mengekskresikan  produk  sisa  metabolisme tubuh;  7  mengekskresikan  senyawa  asing  misalnya  obat,  bahan  tambahan
makanan,  pestisida  dan  bahan  eksogen  yang  masuk  kedalam  tubuh;  8 mengekskresikan eritropoietin hormon yang merangsang pembentukan sel darah
merah;  9  Mengekskresikan  rennin;  dan  10  Mengubah  vitamin  D  menjadi bentuk aktifnya Sherwood, 2001.
Karena  fungsinya  untuk  mengekskresikan  sisa  metabolisme  dan  senyawa asing misalnya obat, bahan tambahan makanan, pestisida dan bahan eksogen yang
masuk  kedalam  tubuh  maka  konsumsi  MSG  yang  berlebihan  dan  berlangsung lama  dapat  merusak  organ  ginjal.  Didalam  tubuh  MSG  berubah  natrium  dan  L-
glutamat, ketika L- glutamat dalam konsentrasi yang tinggi memasuki arteri renal maka  ginjal  berusaha  untuk  mengekskresikannya.  L-  glutamat    masuk  kedalam
korpuskel renal melalui  arteriole afferent, kemudian akan diabsorbsi,  filtrasi dan melintasi  membrane  merusak  sel.  Tubulus  proksimal  lebih  rentan  terhadap
kerusakan  dibandingkan  dengan  tubulus  distal  Attia,  et  al.,  2008, hal  ini  di
sebabkan  transport  tubuler  dari  anion  dan  kation  organik  dan  logam  berat
Universitas Sumatera Utara
terutama terjadi pada tubulus kontortus proksimalis, tubulus kontortus proksimalis juga  mempunyai  epitelium  yang  mudah  bocor  bila  dibandingkan  dengan  tubulus
kontortus  distalis  yang  relatif  rapat  dan  mempunyai  ketahanan  elektrik  tinggi, maka diduga tubulus kontortus proksimalis akan mengalami kerusakan yang lebih
berat apabila dibandingkan dengan tubulus kontortus distalis Muliani, 2006. Hal  ini  seperti  penelitian  yang  dilakukan  Abbas,  et  al.  2011  yang
menyebutkan  bahwa  pemberian  MSG  pada  tikus  dengan  dosis  830  mgkgBB selama 28 hari secara oral akan menyebabkan terjadinya perubahan histopatologi
pada ginjal, seperti terlihatnya pembengkakan  pada endothelium glomerulus yang berhubungan  dengan  atropi  glomerulus,  dan  juga  terdapat  degenerasi  hidropic
tubula  dengan  dilatasi  tubula  dan  hyaline  casts.  Pada  daerah  inter  tubula memperlihatkan  adanya  dilatasi  dan  kongesti  pada  pembuluh  darah  kortikal
dengan haemorroge diantara tubula Gambar 2.9 dan 2.10.
Gambar 2.9  Kortek ginjal normal g glomerulus yang dikelilingi oleh kapsul bowman D tubulus distal P tubulus
proksimal Abbas, et al., 2012
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.10  Gambaran bagian ginjal tikus yang mendapat MSG memperlihatkan  degenerasi hidropik  dan
vakuolisasi tubulus panah, dilatasi tubulus D dengan hyaline casts C Abbas, et al., 2012
Ketika  sel  mengalami  stres  fisiologis  atau  patologis  sel  bisa  beradaptasi mencapai  kondisi  baru  dan  mempertahankan  kelangsungan  hidupnya.  Dalam
batas  tertentu  bersifat  reversibel  dan  sel  akan  kembali  ke  kondisi  semula.  Stres yang  berat  atau  menetap  menyebabkan  cedera  ireversibel  dan  sel  yang  terkena
menjadi mati Kumar, et al., 2010. Nekrosis  jejas  ireversibel  adalah  perubahan  morfologik  yang  mengikuti
kematian  sel  pada  jaringan  atau  organ  hidup.  Sel  yang  mengalami  nekrotik berwarna  seperti  kaca  glassy,  membran  sel  pecah-pecah.  Perubahan  inti  sel
nekrotik  adalah  kariopiknosis  inti  kecil,  padat,  kariolisis  inti  pucat,  larut  dan kariorheksis  inti  pecah  menjadi  beberapa  gumpalan  Kumar,  et  al.,  2010.
Nekrosis  tubular  akut  NTA  adalah  kumpulan  tanda  dan  gejala  dari  kegagalan ginjal  yang  disebabkan  oleh  iskemik  atau  toksik.  Kerusakan  tubulus  proksimal
ginjal  akibat  zat  nefrotoksis  terlihat  adanya  penyempitan  tubulus  proksimal,
Universitas Sumatera Utara
nekrosis  sel  epitel  tubulus  proksimal  dan  adanya  hyaline  cast  di  tubulus  distal. NTA merupakan penyebab terpenting dari gagal ginjal akut. Dengan gejala klinis
oliguria  yang  dilanjutkan  diuresis.  Adanya  kerusakan  pada  daerah  tubulus menyebabkan  retensi  cairan,  sehingga  terjadi  uremia,  hiperkalemia,  peningkatan
kreatinin dan blood urea nitrogen Underwood, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.7 Kerangka Teori