PENDAHULUAN Pengetahuan Masyarakat Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Malaria di wilayah Puskesmas Longat Kecamatan Panyabungan Barat

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Penyakit malaria tersebar hampir di seluruh dunia yaitu antara garis 60° lintang utara dan 40° lintang selatan, meliputi lebih dari 100 negara beriklim tropis dan subtropis. Penduduk dunia yang beresiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41 dari penduduk dunia saat ini. Setiap tahun kasus malaria berjumlah 300-500 juta dan mengakibatkan 1,5 sd 2,7 juta kematian, terutama di Afrika Sub- Sahara. Berdasarkan data-data epidemiologi WHO diperkirakan 56 dari penduduk dunia hidup, malaria masih merupakan problema kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia. Di Indonesia penyakit malaria umumnya tersebar di seluruh kepulauan, terutama di kawasan timur Indonesia. Namun di kawasan barat Indonesia juga ditemukan kasus malaria yang tinggi Harijanto,2010 . Di Indonesia, penyakit malaria masih endemis di beberapa wilayah. Umumnya di daerah malaria yaitu daerah-daerah terpencil yang sebagian penderitanya adalah dari golongan ekonomi lemah. Dari 200 lebih kabupaten kota yang ada di Indonesia, sebanyak 167 kabupaten kota merupakan wilayah endemis malaria. Daerah dengan kasus malaria tinggi dilaporkan terbanyak di kawasan Indonesia, antara lain di Provinsi Papua, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Tenggara. Dikawasan Universitas Sumatera Utara lainnya yang dilaporkan angka malaria masih cukup tinggi adalah di propinsi Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Riau Harijanto,2010. Di Sumatera Utara populasi yang beresiko malaria 8.872.054 jiwa dengan klinis malaria 108.895 jiwa dan yang positif diperiksa sebanyak 5.377 jiwa. Angka kesakitan malaria sejak lima tahun terakhir sudah menunjukkan tingkat penurunan yang cukup berarti. Seperti kabupaten Mandailing Natal, menempati urutan ke-3 dalam kejadian malaria terlihat dari angka Annual Parasite Incidence API dari 0,87 ‰ pada tahun 2010 turun menjadi 0,68 ‰ pada tahun 2011, dan angka Annual Malaria Incidence AMI terdapat 41,74 ‰ pada tahun 2011 artinya terdapat 17.727 malaria klinis dari jumlah penduduk 424.683 dan yang positif diperiksa dengan konfirmasi laboratorium dan RDT adalah 2592 kasus dari 3710 slide dmarah. Namun demikian hal itu tidak disertai dengan penurunan jumlah Kejadian Luar Biasa KLB. Malaria, sebaliknya malah terjadi peningkatan di beberapa daerah Dinkes Madina, 2011. Peningkatan insidens malaria dan KLB di beberapa daerah diakibatkan adanya perubahan lingkungan dan pembangunan yang tidak berwawasan kesehatan serta tingginya mobilitas penduduk yang masuk dari daerah non endemis malaria ke daerah endemis malaria atau sebaliknya. Selama tahun 2003-2008 kejadian luar biasa malaria terjadi di 15 propinsi meliputi 30 kabupaten di 93 desa dengan jumlah penderita hampir 20.000 orang dengan 389 kematian. Terjadinya peningkatan kasus malaria cenderung mengarah Universitas Sumatera Utara keterjadinya KLB di beberapa daerah, salah satu penyebabnya karena pemantauan dan analisa data malaria yang masih lemah di semua jenjang, sehingga tindakan yang dilaksanakan sering tidak memberikan hasil yang optimal Harijanto, 2010. Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat malaria dilakukan melalui program pemberantasan malaria, yang meliputi diagnosa dini dan pengobatan tepat, serta pemantauan, pencegahan dan penanggulangan KLB malaria secara dini. Hal ini menuntut petugas kesehatan untuk terus meningkatkan pemahaman dan ketrampilannya dalam penyelenggaraan Sistem Kewaspadaaan Dini SKD dengan baik sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa KLB malaria. Untuk mendukung upaya-upaya tersebut perlu dibuat sebuah pedoman penemuan penderita yang membantu petugas kesehatan dalam melakukan upaya diagnosa dini dan SKD malaria. Dalam upaya pencegahan penyakit malaria, telah dilaksanakan beberapa program diantaranya penyuluhan, penyemprotan rumah Indoor Residual Spraying, larvaciding, pengobatan massal, pengobatan radikal, skrining ibu hamil dan kelambunisasi Dinkes Prov.SU,2010. Daerah Mandailing Natal memiliki 13 kecamatan yang merupakan daerah endemis malaria. Salah satu kecamatan yang dinyatakan sebagai daerah endemis malaria adalah kecamatan Panyabungan Barat dimana hampir setiap bulannya dapat ditemui kasus malaria , baik kasus baru ataupun kasus lama yang terulang kembali. Di kecamatan Panyabungan Barat , dari hasil survey wawancara dan data di Puskesmas Longat pada tahun 2011 terdapat malaria klinis sebanyak Universitas Sumatera Utara 306 atau tanpa pemeriksaan laboratorium dan 170 dengan pemeriksaan Rapid diagnostic test RDT, sedangkan yang positif diperiksa adalah 53 orang dari 149 slide darah yang diambil dan dari hasil tersebut pengetahuan masyarakat mengenai penyakit malaria masih sangat minim dan sikap masyarakat bila demam langsung makan obat tanpa pemeriksaan laboratorium atau RDT Rapid diagnostic test sudah biasa terjadi dan ini menyebabkan malaria klinis masih tinggi. Hal ini wajar karena masyarakat sudah terbiasa mengalami penyakit malaria dari anak-anak hingga orangtua. Gejala penyakit malaria di Mandailing Natal sudah berkembang misalnya anak-anak kalau mencret tapi tidak demam langsung diberikan obat malaria. Padahal dengan pemeriksaan belum tentu anak tersebut menderita malaria, mungkin saja memang mencret karena makanan yang dimakan kurang bersih. Dengan tindakan masyarakat yang langsung makan obat malaria tersebut,hal ini akan menyebabkan resistensi obat malaria terhadap masyarakat. Banyaknya dijumpai obat malaria yang dijual secara bebas juga merupakan salah satu kendala dalam memberantas penyakit malaria Dinkes Madina, 2011. Penyakit malaria di daerah Mandailing Natal merupakan penyakit yang cukup tinggi prevalensinya setiap bulan dari laporan sepuluh penyakit yang diterima Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal dari puskesmas daerah endemis malaria dan pengetahuan masyarakat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit malaria di kecamatan Panyabungan Barat adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan penyakit malaria merupakan salah satu sebab tingginya kejadian malaria disana, kebiasaan Universitas Sumatera Utara masyarakat yang keluar malam begadang duduk-duduk di kedai kopi, lingkungan rumah yang kurang bersih dan banyaknya kolam –kolam ikan yang tidak dipakai lagi sehingga banyak nyamuk bersarang dan juga banyak tambang liar yang dibuka oleh masyarakat dan dibiarkan begitu saja tanpa ada pengawasan dari pemerintah setempat. Hal ini menyebabkan pemberantasan penyakit malaria semakin sulit karena bekas tambang tersebut akan menjadi sarang nyamuk dan banyaknya masyarakat yang keluar masuk ke daerah Mandailing Natal sehingga penyakit malaria tidak dapat diberantas secara tuntas Dinkes Madina , 2010. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang pengetahuan masyarakat tentang faktor– faktor yang mempengaruhi penyakit malaria di wilayah Puskesmas Longat Kecamatan Panyabungan Barat.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang diatas dapat di identifikasi masalah sebagai berikut : pengetahuan masyarakat tentang faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penyakit malaria masih tetap ada di wilayah kerja puskesmas Longat kecamatan Panyabungan Barat.

3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit malaria di wilayah Puskesmas Longat kecamatan Panyabungan Barat. Universitas Sumatera Utara 4. Manfaat Penelitian 4.1 Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dan informasi tambahan bagi pendidikan keperawatan mengenai pengetahuan masyarakat tentang faktor–faktor yang mempengaruhi penyakit malaria dan cara penanganan penyakit malaria.

4.2 Praktek Keperawatan Pelayanan Kesehatan

Sebagai bahan masukan dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mengoptimalkan pemberian asuhan keperawatan khususnya dalam penanganan kasus malaria .

4.3.1 Puskesmas

Sebagai bahan masukan dalam penanganan kasus penyakit malaria di Kabupaten Mandailing Natal khususnya wilayah puskesmas Longat kecamatan Panyabungan barat. 4.4 Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya dalam meneliti penyakit malaria dan tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pencegahan Penyakit Malaria Di Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal

1 36 123

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Chikungunya Di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten Kabupaten Karanganyar.

0 2 17

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Chikungunya Di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten Kabupaten Karanganyar.

0 3 16

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 1 18

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 0 14

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIUKANG KALMAS KABUPATEN PANGKEP

0 0 8

Pengetahuan Masyarakat Tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Malaria di Wilayah Puskesmas Longat Kecamatan Panyabungan Barat Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2012

1 0 11

SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN MALARIA TROPIKANA DAN TERTIANA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MORU KECAMATAN ALOR BARAT DAYA KABUPATEN ALOR - NTT

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN REUMATHOID ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG

0 0 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT ISPA PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEUNOM KECAMATAN TEUNOM KABUPATEN ACEH JAYA SKRIPSI

0 0 46