3.3 Material Bored PileTiang Bor
Material bored piletiang bor terdiri dari beton dengan mutu K300 dan baja mutu U39 dengan pembesian utama 16 D22 dan pembesian sengkang D10-100 Hubungan antara
pilecap dan tiang bor adalah rigid.
3.4 Interface Elemen Tiang Bor dan Tanah
Penentuan daya dukung suatu tiang pondasi akan banyak ditentukan oleh hambatan lekat tanah yang mengelilinginya, terutama bila tiang berupa friction pile atau floating pile
dalam tanah kelempungan. Komponen daya dukung tiang dari hambatan lekat tanah dinyatakan sebagai Q
s
= A
s
. τ, dimana A
s
Adanya hambatan lekat atau gesekan ini akibat beban berat sendiri tanah yang telah lama ada, yang memberi desakan kesamping permukaantiang pondasi yang dikelilingi-nya.
Hal ini digambarkan oleh Gambar 3.1. adalah luas permukaan tiang yang tertahan oleh
lekatan tanah, dan τ adalah hambatan lekat atau gesekan tanahnya.
Gambar 3.1. Hambatan lekat tanah pada tiang pondasi Berat sendiri tanah atau overburden pressure P
o
dapat diperkirakan cukup tepat dari penyelidikan tanah yang umum. Sedangkan koefisien desakan kesamping atau coefficient
lateral earth-pressure at rest , K
o
dapat diperoleh dari pengujian dengan pressure meter atau dengan LLT Lateral Load Tester.
Universitas Sumatera Utara
Hambatan lekat atau gesek antara material tiang pondasi dengan tanah dapat diukur secara sederhana dengan uji geser langsung antar kedua permukaan bahan interface direct
shear test . Untuk perhitungan maka nilai interface antara tiang bor dan tanah diambil 0.6-
0.7.
3.5 Hubungan Beban Terhadap Penurunan pada Tiang Bor
Mekanisme pemikulan beban pondasi tiang terhadap tanah adalah dengan tahanan friksi friction bearing dan tahanan ujung end bearing. Tahanan friksi diperoleh sebagai
akibat gesekan, adhesi atau perlawanan geseran yang timbul antara selimut tiang dengan tanah disekitarnya. Perilaku gesekan selimut ini sangat dipengaruhi oleh permukaan tiang
bor soil-pile interface serta kuat geser tanah soil shear strength. Sedangkan tahanan ujung timbul karena desakan ujung tiang fondasi terhadap tanah di sekeliling ujung tiang.
Ketika tiang bor dibebani dengan beban aksial tekan secara bertahap dengan kecepatan yang cepat maupun tetap, kurva beban terhadap penurunan yang dihasilkan
seperti terlihat pada Gambar 3.1. Pada mulanya sistem tiang-tanah pile-soil system masih berperilaku linear yakni hubungan garis lurus sampai pada titik A pada kurva dan jika
beban dilepaskan, maka kepala tiang akan kembali ke posisi semula dan tidak terjadi penurunan tetap.
Ketika beban ditingkatkan lagi hingga melewati titik A, ada proses pelelehan yielding
pada permukaan tanah-tiang dan gelinciran slippage akan terjadi hingga mencapai titik B yakni pada saat gesekan selimut tiang mencapai keadaan ultimit atau
termobilisasi penuh. Pada saat gelinciran mulai terjadi dan apabila beban dilepaskan pada tahap ini, maka kepala tiang tidak akan kembali ke posisi semula tetapi ke titik C
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Kurva hubungan beban terhadap penurunan Plaxis 8,2 sehingga terjadi penurunan tetap permanent set sebesar OC. Pada tahap ini ujung tiang
mulai bergerak dan tahanan ujung mulai dimobilisasi. Ketika tahanan ujung telah termobilisasi penuh, tiang akan bergerak terus ke bawah tanpa disertai kenaikan beban
yang berarti yang disebut dengan efek “plunging” atau peningkatan beban yang kecil akan menyebabkan penurunan yang sangat besar.
Dari berbagai literatur yang ada, disebutkan bahwa pergerakan tiang yang dibutuhkan untuk memobilisasi maksimum gesekan selimut tiang relatif sangat kecil dan
umumnya sekitar 0,3 - 1 diameter tiang atau berkisar 3,0 mm hingga 10,0 mm. Sedangkan untuk memobilisasi tahanan ujung tiang bor, dibutuhkan pergerakan yang lebih
besar dan besarnya pergerakan ini tergantung dari diameter tiang yakni berkisar dari 10 hingga 20 diameter tiang. Oleh karena itu, gesekan ultimit akan tercapai lebih dahulu.
Gambar 3.3 Distribusi beban dari kepala tiang hingga ujung tiang Plaxis 8,2
Universitas Sumatera Utara
Jika strain gages dipasang pada beberapa titik sepanjang tiang, maka distribusi beban dari kepala tiang hingga ujung tiang dapat diperoleh dengan jelas seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 3.3 yang mengilustrasikan pola distribusi beban pada setiap tahap pembebanan. Pada tahap pembebanan masih berada dalam garis OA, beban
sepenuhnya dipikul oleh gesekan selimut tiang dan ada sedikit atau tidak sama sekali transfer beban pada ujung tiang.
Ketika beban mencapai titik B pada kurva beban-penurunan, gesekan selimut sudah termobilisasi penuh dan mencapai nilai ultimitnya dan ujung tiang akan mulai bekerja
dengan menahan beban. Pada titik D tidak ada lagi peningkatan transfer beban pada selimut tiang tetapi ujung tiang akan mencapai nilai maksimumnya.
3.6. Cara Pengukuran Besarnya Deformasi 3.6.1. Pada Waktu Pembebanan