3. Komponen sosial: sebuah perilaku yang ditunjukkan oleh individu di
lingkungannya. Perilaku itu dapat berupa tingkah laku sikap dan gangguan tidur.
2.4. Korelasi Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi terhadap
Kecemasan
Korelasi tekanan darah pada pasien hipertensi terhadap kecemasan memang sedikit sulit untuk dijelaskan. Hal ini dikarenakan belum banyaknya
penelitian yang meneliti dan menjelaskan korelasi tekanan darah pada pasien hipertensi terhadap kecemasan secara jelas. Menurut Feng et al 2012, beberapa
penelitian menunjukkan adanya korelasi tekanan darah pada pasien hipertensi terhadap kejadian kecemasan. Salah satu mekanismenya adalah melalui
keterlibatan angiotensin II yang dimediasi oleh Hypothalamic Pituitary Adrenal HPA dan sympatho-adrenal axis. Selain diekspresikan oleh ginjal, angiotensin II
ini juga ada di otak. Efek angiotensin II ini ditentukan oleh reseptornya, yaitu AT
1
R dan AT
2
R. AT
1
R ini diekspresikan di organ subfornical, paraventricular nucleus, nucleus tractus solitarius, HPA axis, dan amygdala. AT
1
R inilah yang memegang peranan penting dalam korelasi tekanan darah pada pasien hipertensi
terhadap kecemasan. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, pengeluaran renin yang dapat
disebabkan oleh aktivasi saraf simpatis, penurunan tekanan arteri ginjal, dan penurunan asupan garam ke tubulus distal akan melepaskan angiotensin I yang
selanjutnya akan dikonversi menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting enzym. Angiotensin II yang terus menerus dihasilkan menyebabkan semakin
meningkatkan tahanan perifer melaui vasokonstriksi dan meningkatnya retensi air dan garam melalui pengaruh aldosteron sehingga tekanan darah semakin
meninggi. Pengeluaran angiotensin II ini tidak hanya mempengaruhi tekanan darah
bahkan juga akan mempengaruhi respon kecemasan. Pengeluaran angiotensin II di otak yang meningkatkan aktivitas HPA axis akan meningkatkan respon stres dan
cemas. Angiotensin II yang ada di perifer juga akan meningkatkan respon cemas
Universitas Sumatera Utara
melalui pengaktifan AT
1
R di otak depan. Selain itu, Dorsomedial Hypothalamus DMH dan amygdala juga mengekspresikan AT
1
R. DMH juga memegang peranan penting dalam respon panik yang diinduksi oleh laktat atau angiotensin II
melalui jalur osmosensitive periventricular dan sinyalnya akan diteruskan ke otak depan dimana sebagai tempat untuk merespon cemas. Oleh karena itu, angiotensin
II baik sentral maupun perifer memiliki keterlibatan dalam gangguan kecemasan yang dimediasi oleh AT
1
R. Hubungan ini menunjukkan bahwa pasien hipertensi yang mengalami
kecemasan akan semakin meningkat tekanan darahnya sehingga akan menyebabkan pasien tersebut mengalami komplikasi hipertensi lebih dini dan
terjadi kegagalan terapi secara fisik dan psikis.
Gambar 2.3. Korelasi Tekanan Darah terhadap Kecemasan Dimodifikasi dari: Feng L., et al, 2012. The Link Between Angiotensin II-
Mediated Anxiety and Mood Disorders with NADPH Oxidase-Induced Oxidative Stress. Int. J. Physiol.
Pathophysiol. Pharmacol. 4 1: 28-35. Available from: http:www.ncbi.nlm.nih.govpubmed22461954
[Accessed 27 April 2012]
2.5. GAD