Dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas jenis kelamin responden dalam penelitian ini adalah perempuan sebanyak 71 orang 57,3 . Selain itu,
dari tabel juga dapat diketahui mayoritas umur responden adalah dewasa madya sebanyak 113 orang 91,1 dan hanya 11 orang yang dewasa dini 8,9 . Rata-
rata umur responden yang diteliti adalah 50,01 ≈ 50 tahun dan mediannya
terletak pada 51,5 tahun.
5.1.3. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Responden
Dari 124 responden yang diteliti, dilakukan pengukuran tekanan darah. Setelah pengukuran tekanan darah dilakukan, peneliti menbaginya menjadi dua
kategori, yaitu hipertensi tingkat satu dan hipertensi tingkat dua. Responden dikategorikan sebagai hipertensi tingkat satu jika tekanan darahnya 140-159
mmHg dan hipertensi tingkat dua jika tekanan darahnya melebihi 160 mmHg. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat di Tabel 5.2 di bawah ini.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Responden. Penggolongan
Nilai mmHg Jumlah orang
Persentasi Hipertensi tingkat 1
140-159 72
58,1 Hipertensi tingkat 2
160 52
41,9 Total
124 100
Dari Tabel 5.2 di atas, terlihat bahwa jumlah pasien yang menderita hipertensi tingkat satu saat pengambilan data lebih banyak daripada yang
menderita hipertensi tingkat dua, yaitu sebanyak 72 orang 58,1 . Nilai rata-rata yang didapatkan adalah 156,41 mmHg dan nilai mediannya adalah 155 mmHg.
5.1.4. Hasil Pengukuran Kecemasan Responden.
Pengukuran kecemasan responden menggunakan kuesioner GAD 7 yang telah divalidasi sebelumnya. Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan skor
total dari kuesioner yang diisi. Berdasarkan skor yang didapat, dapat dilakukan pembagian kecemasan menjadi dua jenis, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Ada Tidaknya Kecemasan Responden
Menurut Spitzer 2006, interpretasi kuesioner GAD 7 ini dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu ada kecemasan dan tidak ada kecemasan. Responden
dikatakan cemas jika skor kuesioner GAD 7 yang dijawab ≥ 8. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 5.3 di bawah ini. Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Kecemasan Responden
Kecemasan Jumlahorang
Persentasi Cemas
39 31.5
Tidak Cemas 85
68.5 Total
124 100
Berdasarkan Tabel 5.3 di atas, pasien hipertensi yang juga menderita kelainan kecemasan sebanyak 39 orang 31.5 , jauh lebih sedikit daripada yang
tidak menderita kelainan kecemasan 68.5 . 2.
Tingkat Kecemasan Menurut Spitzer 2006, interpretasi kuesioner GAD 7 ini dapat dibagi
menjadi empat kategori, yaitu kecemasan minimal skor 0-4, ringan skor 5-9, sedangskor 10-14, dan berat skor
≥15. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 5.4 di bawah ini.
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Tingkat Kecemasan
Jumlah Persentasi
Kecemasan minimal 55
44.4 Kecemasan ringan
43 34.4
Kecemasan sedang 18
14.5 Kecemasan berat
8 6.5
Total 124
100 Berdasarkan tabel 5.4 di atas, pasien hipertensi yang mengalami tingkat
kecemasan minimal memiliki persentasi terbanyak 44.4 dibandingkan dengan tingkat kecemasan yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Nilai skor rata-rata kecemasan yang diteliti adalah skor 6,06 ≈ 6 dan nilai
mediannya adalah skor 5. 5.1.5.
Korelasi Tekanan Darah Terhadap Kecemasan
Pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa adanya korelasi tekanan darah terhadap kecemasan pada pasien hipertensi dilakukan dengan
bantuan program statistik secara komputerisasi yang menganalisis secara bersama-sama variabel independen dan variabel dependen. Data yang telah
dikumpulkan dari hasil wawancara dengan 124 responden dianalisis melalui uji korelasi yang sesuai.
Sesuai dengan data yang ada, menurut Mukhtar 2011, uji hipotesis di mana variabel independen dan dependen yang keduanya berupa jenis data
numerik digunakan uji korelasi. Pertama-tama, dilakukan uji normalitas dengan uji Kolgomorov Smirnov pada variabel yang akan dikorelasikan untuk
menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji Kolgomorov Smirnov pada penelitian ini menghasilkan p value=0,001 yang berarti data dalam
penelitian ini tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, untuk menentukan korelasi tekanan darah terhadap kecemasan pada penelitian ini akan digunakan uji
korelasi Spearman. Penelitian ini menggunakan hipotesis dua arah two-tailed dengan tingkat kepercayaan 95. Hasil penelitian ini dapat dilihat di Tabel 5.5 di
bawah ini. Tabel 5.5. Hasil Uji Korelasi Spearman mengenai Korelasi Tekanan Darah
terhadap Kecemasan Variabel
Rata-rata Mean SD
Tekanan darah 156,41
14,782 Kecemasan
6,06 4,736
Spearman rho = 0,123 p=0,172 Berdasarkan Tabel 5.5 di atas, dapat kita ketahui bahwa nilai korelasi r
tekanan darah terhadap kecemasan adalah positif sebesar 0,123 yang berada pada kisaran 0,00 r
≤ 0,20 yang berarti keeratan hubungan tergolong sangat lemah.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian nilai p value 0,05 sehingga tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel yang diteliti.
5.2. Pembahasan