Pembagian Varietas berdasaran Ketebalan Tempurung dan Daging Buah

Penghasil minyak terbesar di Dunia saat ini adalah Malaysia dan di sana kelapa sawit merupakan sumber devisa utama sejak tahun 1970-an sehingga kedudukannya cukup mantap. Pemasok terbesar kebutuhan minyak sawit di dunia hingga 1993 adalah Malaysia 50 dari produksi dunia, sedangkan Indonesia hanya 20 dari produksi dunia. Indonesia yang menempati posisi kedua setalah Malaysia relatif masih jauh tertinggal terutama dari segi teknologi budidaya, pengolahan dan pemasaran. Sampai saat ini ekspor minyak sawit di Indonesia masih dalam bentuk minyak mentah atau Crude Palm Oil CPO, dan sebagian kecil dalam bentuk produk olahan yang merupakan hasil sampingan dan pembuatan minyak goreng, sehingga nilai tambah yang diperoleh relatif kecil. Suyatno Risza, 1994

2.2 Varietas Kelapa Sawit

Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas-varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan kulit buahnya. Selain varietas-varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain.

2.2.1. Pembagian Varietas berdasaran Ketebalan Tempurung dan Daging Buah

Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal lima varietas kelapa sawit, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1.Dura Tempurung cukup tebal antara 2 – 8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap buah bervariasi antara 35 – 36 . Kernel daging biji biasanya dengan kandungan minyak yang rendah. Dari empat pohon induk yang tumbuh di Kebun Raya Bogor, varietas ini kemudian menyebar ketempat lain, antara lain ke Negara Timur Jauh. Dalam persilangan, varietas dura dipakai sebagai pohon induk betina. 2.Pasifera Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging buah biji sangat tipis. Jenis pasifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara Pasifera dengan Dura akan menghasilkan varietas Tenera. 3.Tenera Varietas ini mempunyai sifat – sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu Dura dan Pasifera. Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan-perkebunan saat ini. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5 – 4 mm dan terdapat lingkaran serabut di sekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara 60 Universitas Sumatera Utara – 96 . Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak dari pada Dura, tetapi ukuran tandannya relatif lebih kecil. 4.Macro Carya Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedang daging buahnya sangat tipis sekali. 5.Diwikka – Wakka Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah. Diwikka – wakka dapat dibedakan menjadi diwikka-wakkapsifera, diwikka-wakkadura, diwikka-tenera. Dua varietas kelapa sawit yang disebutkan terakhir ini jarang dijumpai dan kurang begitu dikenal di Indonesia. Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan persentase atau rendemen minyak yang dikandungnya. Rendemen minyak tertinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu 22 – 24 , sedangkan pada varietas Dura antar 16 – 18 . Jenis kelapa sawit yang diusahakan tentu saja yang mengandung rendemen minyak tinggi sebab minyak sawit merupakan hasil olahan yang utama. Sehingga tidak mengherankan jika lebih banyak perkebunan yang menanam kelapa sawit dari varietas Tenera.

2.2.2. Pembagian Varietas berdasarkan Warna Kulit Buah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tekanan Ampas Press (Second Press) Terhadap Oil Content di Palm Kernel Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

17 106 50

Pengaruh Waktu dan Tekanan Terhadap Oil Content Cake pada Niagara Filter di PT. Multimas Nabati Asahan

9 87 39

Pengaruh Tekanan Terhadap Presentase Oil Content pada Hasil First Press (Ampas) di PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan

12 66 38

Penentuan Kadar Minyak Pada PK (Palm Kernel), PKM (Palm Kernel Meal), dan PKC (Palm Kernel Cake) Di PT.Industri Kelapa Sawit Nusantara IV Kebun Pabatu

7 96 43

Pemanfaatan Biogas (Gas Methan) Dari Hasil Pengolahan Palm Oil Mill Effluent (Pome) Secara Anaerobic Sebagai Bahan Bakar Unit Oil Refinery Dan Pencegah Pencemaran Lingkungan Di Pt.Multimas Nabati Asahan, Batu Bara

2 31 58

Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Pernel (PK)dan Palm Kernel Meal(PKM) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi di PKCrushing Plan PTMultimas Nabati Asahan

3 11 42

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA SUHU PENYIMPANAN PKM (PALM KERNEL MEAL) TERHADAP KUALITAS MUTU PKM PADA PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN.

0 2 32

Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Pernel (PK)dan Palm Kernel Meal(PKM) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi di PKCrushing Plan PTMultimas Nabati Asahan

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit - Pengaruh Tekanan Ampas Press (Second Press) Terhadap Oil Content di Palm Kernel Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

0 3 22

PENGARUH TEKANAN AMPAS PRESS (SECOND PRESS) TERHADAP OIL CONTENT DI PALM KERNEL CRUSHING PLANT PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG KARYA ILMIAH ZULFADLI

0 2 12