Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Pernel (PK)dan Palm Kernel Meal(PKM) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi di PKCrushing Plan PTMultimas Nabati Asahan

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Bintang, M. 2010. Teknik Penelitian. Erlangga: 125-126.

Fauzi, Y. 2008. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hadi, M.M. 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Ketaren, S., 1986. Minyak Dan Lemak Pangan. Cetakan I. Jakarta. UI – Press.

Mangoensoekardjo, S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.Yogyakarta Universitas Gajah Mada Press.

Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan kebun dan pabrik kelapa sawit. Cetakan pertama. Jakarta. PT Agromedia Pustaka.

Risza, S. 1994. Kelapa Sawit. Yogyakarta. Penerbit Konisius.

Sitinjak, K. 1983. Pengolahan Hasil Perkebunan 2 : Pengolahan Kelapa Sawit. Medan .Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Tim Penulis. 2000. Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.

Winarno, F.G, 1997, Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.


(2)

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN 3.1Alat-alat

a. Blender −

b. Neraca analitik Hwh

c. Gelas ukur 100 ml Azlon

d. Beaker glass 500 ml Pyrex

e. Labu alas Duran

f. Alat soklet Pyrex

g. Kondensor Pyrex

h. Tissue −

i. Spatula −

j. Timbel −

k. Desikator −

l. Hot plate Electrothermal

3.2 Bahan-bahan

a. Sampel Palm Kernel (PK)

b. Sampel Palm Kernel Meal (PKM)

c. N – Heksan


(3)

3.3. Prosedur Percobaan

3.3.1. Analisa kadar minyak pada Palm Kernel (PK)

Sampel Palm Kernel terlebih dahulu dihaluskan dengan blender. Kemudian dimasukkan kedalam wadah timbel dan ditimbang sebanyak ± 10 gram. Lalu ditutup dengan tissue. Selanjutnya wadah timbel yang berisi sampel tersebut dimasukkan kedalam alat sokhlet. Ditimbang labu destilasi kosong. Kemudian dimasukkan 150 ml larutan N-Heksana kedalam labu destilasi. Lalu labu destilasi dirangkai kedalam alat sokhlet. Selanjutnya diekstraksi selama ± 6 jam. Setelah selesai diilepas labu destilasi dari alat sokhlet. Kemudian labu destilasi dipanaskan dalam oven pada suhu 105℃ selama ± 1 jam untuk menghilangkan pelarut yang masih tertinggal didalam minyak.Terakhir ditimbang labu destilasi yang berisi minyak.

3.3.2. Analisa kadar minyak pada Palm Kernel Meal (PKM)

Sampel Palm Kernel Meal terlebih dahulu dihaluskan dengan blender. Kemudian dimasukkan kedalam wadah timbel dan ditimbang sebanyak ± 10 gram. Lalu ditutup dengan tissue. Selanjutnya wadah timbel yang berisi sampel tersebut dimasukkan kedalam alat sokhlet. Ditimbang labu destilasi kosong. Kemudian dimasukkan 100 ml larutan N-Heksana kedalam labu destilasi. Lalu labu destilasi dirangkai kedalam alat sokhlet. Selanjutnya diekstraksi selama ± 2 jam. Setelah selesai diilepas labu destilasi dari alat sokhlet. Kemudian labu destilasi dipanaskan dalam oven pada suhu 105℃ selama ± 1 jam untuk menghilangkan pelarut yang masih tertinggal didalam minyak. Terakhir ditimbang labu destilasi yang berisi minyak.


(4)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tabel Data Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Kernel (PK)

Tanggal analisa Jenis sampel Berat labu destilasi kosong (gr) Berat sampel (gr) Berat labu destilasi berisi minyak (gr) Kadar Minyak (%) 14 Februari 2015 Palm Kernel 111,25 10,75 116,73 50,97 23 Februari 2015 Palm Kernel 110,56 10,35 115,89 51,49 24 Februari 2015 Palm Kernel 110,50 10,13 115,59 50,24

4.2. Tabel Data Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Kernel Meal (PKM)

Tanggal analisa Jenis sampel Berat labu destilasi kosong (gr) Berat sampel (gr) Berat labu destilasi berisi minyak (gr) Kadar Minyak (%)

14 Februari 2015 PKM Press I 111,45 10,18 112,70 12,2 PKM Press II 110,50 10,11 111,32 8,16 PKM B99 107,99 10,61 108,85 8,10 PKM AAW 110,68 10,20 111,52 8,23 23 Februari 2015 PKM Press I 110,67 10,10 111,88 11,9 PKM Press II 108,00 10,48 108.83 7,9 PKM B99 110,50 10,11 111,31 8,0 PKM AAW 110,58 10,21 111,40 8,0 24 Februari 2015

24 Februari 2015

PKM Press I 110,67 10,31 111,92 12,1 PKM Press II 107,89 10,12 108,68 7,8 PKM B99 110,52 10,28 111,34 7,9 PKM AAW 110,59 10,37 111,42 8,0 • PKM B99 merupakan kumpulan dari semua ampas yang keluar dari mesin


(5)

• PKM AAW merupakan PKM yang telah ditambahkan sejumlah air dan dibawa ke gudang penyimpanan

4.2. Perhitungan

1. Perhitungan kadar minyak pada palm kernel (PK)

Untuk menghitung kandungan minyak yang terdapat pada palm kernel (PK) atau inti sawit dapat menggunakan rumus :

Kandungan minyak = C − A

B x 100 %

Keterangan : A = Berat Labu destilasi sebelum kosong B = Berat sampel

C = Berat labu destilasi berisi minyak

Contoh Perhitungan:

Diketahui: Berat labu destilasi kosong = 111,25 gr Berat sampel = 10,75 gr Berat labu destilasi berisi minyak = 116,73 gr Ditanya : kandungan minyak atau % oil content ?

Penyelesaian:

Kandungan minyak = C − A

B x 100 % = 116,73 − 111,25

10,75 � 100 % = 50,97 %


(6)

2. Perhitungan kadar minyak pada Palm Kernel Meal (PKM)

Untuk menghitung kandungan minyak yang terdapat pada palm kernel meal (PKM) dapat menggunakan rumus :

Kandungan minyak = C − A

B x 100 %

Keterangan : A = Berat Labu destilasi sebelum kosong B = Berat sampel

C = Berat labu destilasi berisi minyak

Contoh Perhitungan:

Diketahui: Berat labu destilasi kosong = 111,45 gr

Berat sampel = 10,02 gr

Berat labu destilasi berisi minyak = 112,70 gr

Ditanya : kandungan minyak atau % oil content ?

Penyelesaian:

Kandungan minyak = C − A

B x 100 %

= 112,70 − 111,45

10,18 � 100 %

= 12,2 %


(7)

4.3. Pembahasan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan kita dapat membuat uraian berdasarkan standar atau norma yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut ;

Tabel 4.3.1. Data Pembahasan Berdasarkan Standar Perusahaan PALM KERNEL (PK)

URAIAN Standar

Perusahaan (%) Perlakuan 14 Feb 2015 23 Feb 2015 24 Feb 2015 Kandungan Minyak Minimal 49,00 50,97 51,49 50,24

PALM KERNEL MEAL (PKM) URAIAN Jenis sampel Standar

Perusahaan (%) Perlakuan 14 Feb 2015 23 Feb 2015 24 Feb 2015 Kandungan Minyak Kandungan Minyak

PKM Press I Maks 15 12,2 11,9 12,1 PKM Press II Maks 8 8,16 7,9 7,8 PKM B99 Maks 8 8,10 7,9 8,0 PKM AAW Maks 8 8,23 8,0 8,0

Berdasarkan uraian diatas bahwa kandungan minyak yang terdapat pada Palm Kernel (PK) sudah memenuhi standard yang ditetapkan oleh pabrik yaitu sebesar min 49,00 %. Serta dari hasil analisa yang telah dilakukan didapatkan kandungan


(8)

minyak pada Palm Kernel (PK) sebesar 50,24 – 51,49 %. Sedangkan kandungan minyak pada ampas atau palm kernel Meal (PKM) masih belum memenuhi standard yang ditetapkan yaitu sebesar maks 8 % pada mesin press II, B99, dan AAW (gudang penyimpanan). PKM B99 merupakan kumpulan dari semua ampas yang keluar dari mesin Press II. Berdasarkan analisa yang dilakukan pada tanggal 14 Februari 2015, didapatkan kandungan minyak sebesar 8,10 - 8,23 %. Sementara itu, pada analisa berikutnya didapatkan hasil yang sudah sesuai standar yaitu sebesar 7,8 – 8,0 %. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal yaitu:

- Screw press pada mesin press yang sudah aus, sehingga harus segera diperbaiki

- Banyaknya mesin pess II yang masih tidak sesuai standar sehingga mengakibatkan PKM B99 menjadi tidak sesuai standar.

- Banyaknya kotoran sisa dari penyaring niagara filter yang masih mengandung minyak sehingga ikut tercampur di gudang PKM.


(9)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

- Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap sampel Palm Kernel (PK) maka diperoleh kadar minyak :

14 Februari 2015(50,97 %) ; 24 Februari 2015(51,49 %) ; 25 Februari 2015(50,24 %).

- Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap sampel Palm Kernel (PK) maka diperoleh kadar minyak sebagai berikut:

PKM Press I (11,9 - 12,2 %) ; PKM Press II(7,8 – 8,16 %) ; PKM B99 (7,9 - 8,10 %) ; PKM AAW (8,0 - 8,23 %).

5.2. Saran

- Sebaiknya harus ada pengawasan di setiap kondisi mesin digunakan dalam pengepressan.

- Mengontrol kadar kotoran cake yang keluar dari niagara filter, agar tidak banyak minyak yang terbuang.

- Dan setiap hari harus dianalisa kandungan minyak yang terdapat dalam inti maupun ampasnya sehingga dapat memaksimalkan kandungan minyak yang diperoleh.


(10)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelapa Sawit Dan Minyak Sawit 2.1.1. Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit dihutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur diluar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1848 (Fauzi, 2008).

2.1.2. Minyak Sawit

Seperti minyak yang lain, minyak sawit tersusun dari unsur-unsur C, H dan O. Minyak ini terdiri dari fraksi pada saat fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang. Penyusun fraksi padat terdiri dari asam lemak jenuh, antara lain asam miristat (1%), asam palmitat (45%), dan asam stearat. Sedangkan fraksi cair tersusun dari asam lemak tidak jenuh yang terdiri dari asam oleat (39%) dan asam linoleat (11%). Komposisi tersebut ternyata agak berbeda jika dibandingkan dengan minyak inti sawit dan minyak kelapa.Perbedaan jenis asam lemak penyusunnya dan jumlah rantai asam lemak yang membantu trigliserida dalam minyak sawit dan minyak inti sawit menyebabkan kedua jenis minyak tersebut mempunyai sifat yang berbeda dalam kepadatan. Minyak sawit dalam suhu kamar


(11)

bersifat setengah padat, sedangkan pada suhu yang sama minyak inti sawit berbentuk cair ( Tim Penulis, 2000).

2.1.3 Inti Sawit Dan Minyak Inti Sawit

Inti sawit merupakan hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah menjadi cangkang dan inti, cangkang sawit digunakan sebagai bahan bakar ketel uap, arang, pengeras jalan dan lain-lain. Sedangkan inti sawit diolah kembali menjadi minyak inti sawit (Palm Kernel Oil). Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak terlalu rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawit. Bentuk inti sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit mengandung lemak,protein, serat dan air. Pada pemakaiannya lemak yang terkandung didalamnya disebut minyak inti sawit dan ampas atau bungkilnya yang kaya protein digunakan sebagai bahan makanan ternak. Kadar minyak dalam inti kering adalah 44 – 53% (Mangoensoekardjo, 2003).

Tabel 2.1. Komposisi Inti Sawit (Ketaren, 1986)

Komponen Jumlah

Minyak 47-52

Air 6-8

Protein 7,5 – 9,0

Selulosa 5

Abu 2

Minyak inti sawit merupakan trigliserida campuran, yang berarti bahwa gugus asam lemak yang terikat dalam trigliserida – trigliserida yang dikandung lemak ini jenisnya lebih dari satu. Jenis asam lemaknya meliputi C6 (asam kaproat) sampai C18 jenuh (asam stearat) dan C18 tak jenuh (asam oleat dan asam linoleat) (Winarno, 1991).Selain minyak sawit mentah, minyak kelapa sawit dapat


(12)

dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (Palm Kernel Oil/PKO) dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit (Palm Kernel Meal/PKM).

Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau yang khas. Minyak mentahnya mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan dengan minyak yang telah dimurnikan. Titik lebur dari minyak inti sawit adalah berkisar antara 25°C – 30°C (Sitinjak, 1983). Di Indonesia pabrik yang menghasilkan minyak inti kelapa sawit dan bungkil inti kelapa sawit adalah pabrik Ekstraksi minyak kelapa sawit di Belawan – Deli (Ketaren, 1986).

2.1.4. Bungkil Inti Kelapa Sawit

Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Bungkil inti kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak. Minyak inti kelapa sawit dan bungkil inti kelapa sawit tersebut hampir seluruhnya di ekspor (Ketaren,1986).

Bungkil inti kelapa sawit (PKM) adalah ampas yang berasal dari sisa produksi kernel. PKM dapat digunakan sebagai pakan ternak. Selain itu, PKM juga diekspor ke pasar Asia, Australia maupun Eropa. Biasanya permintaan pasar Asia memilki kriteria suhu diatas 50 – 60 °C, tetapi untuk permintaan pasar Eropa suhu diatur ≤50 °C. Untuk menghindari kerusakan akibat mikroorganisme, maka inti sawit harus segera dikeringkan dengan suhu 80℃. Setelah kering, inti sawit dapat dipak atau diolah lebih lanjut, yaitu diekstraksi sehingga menghasilkan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil, PKO). hasil samping pengolahan minyak inti sawit adalah bungkil inti sawit (Kernel Oil Cake, KOC) yang dimanfaatkan untuk


(13)

pakan ternak. Sedangkan tempurung dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar, sebagai pengeras jalan, atau dibuat arang dalam industri pabrik bakar aktif.

Faktor – faktor yang mempengaruhi mutu dari PKO adalah air , Free Fatty Acid, warna, bilangan iodide. Semua faktor - faktor ini perlu di analisis untuk mengetahui mutu dari minyak inti kelapa sawit tersebut. Minyak sawit yang baik yaitu yang berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta muda dipucatkan (Tim Penulis, 2000).

2.2. Standar Mutu Kelapa Sawit

Standar mutu merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu minyak inti sawit adalah air dan kotoran, asam lemak bebas, bilangan peroksida dan daya pemucatan. Faktor-faktor lain adalah titik cair, kandungan gliserida padat, refining lose, plasticity dan spreadability, sifat transparan, kandungan logam berat dan bilangan penyabunan. Semua faktor-faktor ini perlu di analisis untuk mengetahui mutu minyak inti kelapa sawit. Minyak sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta muda dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan berwarna relative terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 persen dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen, kandungan asam lemak bebasnya serendah mungkin (lebih kurang 2 persen atau kurang), bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau jernih,dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam (Ketaren, 1986).

Akhir-akhir ini minyak sawit berperan cukup penting dalam perdagangan dunia. Berbagai industri, baik pangan maupun non pangan, banyak menggunakannya


(14)

sebagai bahan baku. Berdasarkan peranan kegunaan minyak sawit itu, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditas ini. Di dalam perdagangan kelapa sawit, istilah mutu sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua arti. Yang pertama adalah mutu minyak sawit dalam arti benar-benar murni dan tidak tercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit dalam arti yang pertama dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, antara lain titik lebur, angka penyabunan, dan bilangan yodium. Sedangkan yang kedua, yaitu mutu minyak sawit dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran. Dalam hal ini syarat mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu Internasional, yang meliputi kadar asam lemak bebas, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Dalam dunia perdagangan, mutu minyak sawit dalam arti yang kedua lebih penting (Tim Penulis,1996).

Tabel 2.2. Standar Mutu Minyak Sawit, Minyak Inti Sawit Dan Inti Sawit (Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan, 1989 (Fauzi, 2008)

Karakteristik Minyak Sawit Inti Sawit Minyak Inti Sawit Keterangan Asam Lemak bebas

5 % 3,5 % 3,5 % Maksimal Kadar Kotoran 0,5 % 0,02 % 0,02 % Maksimal KadarZat

Menguap

0,5 % 7,5 % 0,2 % Maksimal Bilangan Peroksida 6 meq - 2,2 meq Maksimal Bilangan Iodine 44-58

mg/gr

- 10,5 – 18,5 mg/gr

- Kadar Logam (Fe

Cu)

10 ppm - - -

Lovibond 3 – 4 R - - -

Kadar Minyak - 47 % - Maksimal

Kontaminasi - 6 % - Maksimal


(15)

2.3. Manfaat Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman tropis penghasil minyak nabati yang hingga saat ini diakui paling produktif dan ekonomis dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, misalnya kacang kedelai, kacang tanah, kelapa, bunga matahari, dan lain-lain.

Kegunaan dari kelapa sawit tersebut adalah :

- Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku untuk kebutuhan pangan (minyak goreng, margarin, vanaspati, lemak, dan lain-lain) tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non pangan (gliserin, sabun, deterjen, BBM, dan lain-lain).

- Inti sawit yang menghasilkan minyak inti sawit digunakan sebagai bahan sabun, minyak goreng, kosmetik, dan sebagainya.

- Cangkang atau tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan bakar/sumber energi.

- Tandan kosong untuk bahan bakar ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk kalium.

- Ampas lumatan daging buah untuk bahan bakar ketel uap (Hadi, 2004).

2.4. Pengolahan Inti Sawit Menjadi Minyak Inti Sawit (CPKO) Adapun tahap – tahap proses pengolahan minyak inti sawit yaitu :

1. Sampling Tower

Sebelum truck yang berisi PK masuk ke tower, terlebih dahulu ditimbang di jembatan penimbang untuk mengetahui berat PK yang dibawa oleh truck tersebut.


(16)

Kemudian truck yang berisi PK masuk ke tower untuk dilakukan pengambilan sampel atas. Setelah itu, sampel di bawa ke laboratorium QA untuk dianalisa.

2. Quality Assurance (Analisa di Laboratorium)

Dalam menganalisa PK ditinjau berdasarkan kadar kotoran, kadar air (Moisture) dan kadar minyak (oil content). Apabila PK untuk sampel atas inspect sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, maka bagian QA membuat tiket bongkar dan diserahkan ke petugas Ware House kemudian truck akan menuju loading ramp untuk dilakukan pembongkaran dan dicek sampel curahnya. Untuk pengambilan sampel curah ada tiga bagian yaitu: belakang, tengah dan depan kemudian sampel diantar ke laboratorium QA untuk dianalisa dengan perlakuan yang sama pada pengambilan sampel atas.

3.Loading Ramp (Penerimaan Biji)

Untuk truck muatan PK yang telah mendapatkan tiket bongkar maka pembongkaran terus berlanjut. PK yang telah di bongkar akan masuk ke loading ramp dan jatuh ke conveyor dan dibawa menuju elevator melalui elevator tersebut PK diangkat menuju conveyor menuju silo untuk disimpan sementara waktu.

4. Silo (Penyimpanan Sementara)

Silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan PK sementara. Setiap silo dilengkapi dengan blower yang berfungsi untuk menghisap uap air yang terdapat didalam silo. Selain itu, blower juga berfungsi menjaga suhu di dalam silo agar stabil.


(17)

5. Gudang PKM

Gudang PKM adalah suatu tempat penampungan ampas PKM sisa pengolahan inti sawit. Jumlah gudang di palm kernel crushing plant ada empat unit yang masing masing berbeda.

6. Hopper(Tempat Penampungan PK)

Hopper merupakan tempat penampungan PK (Palm Kernel) sementara sebelum diproses kedalam mesin pengepressan. Kapasitas Hopper di plant I sebesar 400 Ton sedangkan di plant II sebesar 600 Ton.

7. Mesin First Press

PK yang berada dalam silo akan di transfer ke hopper dengan menggunakan conveyor dan elevator. Setelah itu akan masuk kedalam mesin press I untuk memisahkan minyak dengan ampas yang keluar secara terpisah. Minyak yang keluar dari mesin press I akan dibawa oleh conveyor menuju Bak Oil Pit kemudian akan menuju ke vibrating screen ( penyaring getar ) kemudian di alirkan ke Bak Vibrating, selanjutnya akan dipompa ke Niagara filter untuk disaring. Setelah itu akan dialirkan ke Buffer Tank lalu ke Daily Tank. Sedangkan ampas dari mesin dibawa conveyor menuju hopper untuk masuk dalam tahap proses kedua.

8. Mesin Second Press

Ampas yang berasal dari mesin press I akan dibawa oleh conveyor menuju mesin press II agar dihasilkan minyak yang masih terkandung didalamnya. Minyak yang keluar dari mesin press II akan dibawa oleh conveyor menuju Bak Oil Pit kemudian akan menuju ke vibrating screen ( penyaring getar ) kemudian di


(18)

alirkan ke Bak Vibrating, selanjutnya akan dipompa ke Niagara filter untuk disaring. Setelah itu akan dialirkan ke Buffer Tank lalu ke Daily Tank.

Sedangkan Ampas yang keluar dari mesin press II akan dibawa oleh conveyor melewati bar magnet kemudian dibawa oleh elevator menuju hummer mill untuk dihaluskan. Setelah itu, ampas akan dibawa oleh conveyor dan diiringi dengan penambahan air agar suhu ampas menurun dengan kadar airnya max 10% pada saat menuju gudang, hal ini disebut dengan AAW (After Adding Water). Setelah itu PKM masuk ke dalam gudang penyimpanan dengan temperature 50º C max. 9. Niagara filter

Niagara Filter berfungsi sebagai tempat proses penyaringan. Tekanan yang digunakan harus pada 4 Bar max. Minyak yang sudah jernih akan masuk ke Buffer tank sedangkan ampas minyak (cake) tersebut akan tertinggal didalam filter press. Cake pada niagara filter juga di analisa dengan oil content 25% max. Konsentrasi oil content dari cake niagara filter diharapkan semakin kecil dari standart yang ditentukan dengan demikian PKM hasil produksi di gudang tidak terkontaminasi.

10. Daily tank

Berfungsi sebagai tempat penyimpanan minyak CPKO sebelum dikirim ke Pabrik lainnya untuk diolah atau dieksport ke luar negeri. Selain itu, di daily tank dilakukan pengukuran (Sounding), sounding tangki dilakukan setiap pagi guna mengetahui berapa hasil produksi.(Multimas Nabati Asahan, 1999).


(19)

FLOW PROSES

Gambar 2.3. Flow Proses Pengolahan Inti Sawit Sampling

tower Loading remp

Hopper Silo

Mesin press I

PKO PKM

Niagara Filter Vibrating

screen Bak Oil Pit

Mesin Press II

Filter bag

Gudang PKM Buffer Tank

PKO PKM


(20)

2.5. EKSTRAKSI

Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam – macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering),

mechanical expression dan solvent extraction.

2.5.1. Rendering

Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik, yang bertujuan untuk mengumpulkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung di dalamnya. Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu: wet rendering dan dry rendering.

2.5.2. Rendering dengan penambahan air (Wet rendering)

Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40 -60 psi). Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet rendering dilakukan jika diinginkan flavour netral dari minyak atau lemak. Bahan yang akan diekstraksi ditempatkan pada ketel yang dilengkapi dengan alat pengaduk, kemudian air ditambahkan dan campuran tersebut dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 50℃ sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi akan naik keatas dan kemudian dipisahkan. Proses wet rendering


(21)

dengan temperatur rendah kurang begitu populer, sedangkan proses wet rendering dengan mempergunakan temperatur yang tinggi disertai tekanan uap air, dipergunakan untuk menghasilkan minyak atau lemak dalam jumlah yang besar. Peralatan yang digunakan adalah autoclave atau digester. Air dan bahan yang akan diekstraksi dimasukkan kedalam digester dengan tekanan uap air sebesar 40 sampai 60 pound selama 4-6 jam.

2.5.3. Rendering tanpa penambahan air (Dry rendering)

Dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan dilengkapi dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator). Bahan yang diperkirakan mengandung lemak atau minyak dimasukkan kedalm ketel tanpa penambahan air. Bahan tadi dipanaskan sambil diaduk. Pemanasan dilakukan pada suhu

220℉ sampai 230℉ (105℃ −110℃). Ampas bahan yang telah diambil

minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.

2.5.4. Pengepressan mekanis (Mechanical expression)

Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasaldari biji – bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30 - 70%). Pada pengepressan mekanis ini dperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan.


(22)

Dua cara yang umum dalam pengepresan mekanis yaitu pengepresan hidraulik (hidraulic pressing) dan pengepresan berulir (expeller pressing).

2.5.5. Pengepresan hidraulik (Hydraulic pressing)

Pada cara Hydraulic Pressing, bahan di press dengan tekanan sekitar 2000 pounds/inch2 (140,6 kg/cm= 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang dapat dieekstraksi tergantung dari lamanya pengepressan, tekanan yang dipergunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi sekitar 4 sampai 6 persen, tergantung dari lamanya bungkil ditekan dibawah tekanan hidraulik.

Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pemisahan minyak dengan cara pengepresan mekanis dapat dilihat pada gambar.

Gambar 2.4. Skema Cara Memperoleh Minyak Dengan Pengepressan Bahan yang

mengandung minyak

Perajangan Penggilingan

Pemasakan/ pemanasan Pengepresan

Minyak kasar


(23)

2.5.6. Pengepresan berulir (Expeller Pressing)

Cara expeller pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240℉ (115,5℃)dengan tekanan sekitar 15-20 ton/inch2. Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 persen. Sedangkan bungkil yang dihasilkan masih mengandung minyak sekitar 4-5 persen.

2.5.7. Extraksi dengan pelarut (Solvent Extraction)

Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dangan kadar minyak yang rendah atau sekitar 1 persen atau lebih rendah, dan mutu minyak kasar yang dihasilkan cenderung menyerupai hasil dengan cara Expeller pressing. Karena sebagian fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi engan pelarut menguap adalah petroleum eter, gasoline karbon disulfida, karbon tetraklorida, benzene dan n-heksan. Perlu diperhatikan bahwa jumlah pelarut menguap atau hilang tidak boleh lebih dari 5 persen. Bila lebih, seluruh sistem solvent extraction perlu diteliti lagi (Ketaren, 1986).

2.6. Analisa kadar lemak dengan metode ekstraksi sokletasi

Prinsipnya ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstraksi substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Penentuan kadar lemak dengan pelarut menghasilkan lemak kasar (crude fat). Umumnya, analisa lemak kasar ada dua macam, yaitu cara kering dan cara basah.


(24)

Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik, karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi kedalam semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang dapat larut dalam solvent pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun, sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya.

Pada cara kering, bahan dibungkus atau ditempatkan dalam thimble, kemudian dikeringkan dalam oven untuk menghilangkan airnya. Pemanasan harus dilakukan secepatnya dan hindari suhu yang terlalu tinggi. Oleh karena itu dianjurkan menggunakan vakum oven (suhu 105 ℃). Penentuan kadar lemak dengan cara ektraksi kering dapat digunakan alat yang bernama sokhlet. Ekstraksi dengan sokhlet ini dilakukan secara terus menerus. Pada ekstraktor sokhlet, pelarut dipanaskan dalam labuh didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fase cair. Kemudian, pelarut masuk kedalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan didalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut diselongsong. Kemudian, pelarut seluruhnya akan mengalir masuk kembali kedalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.

Metode yang digunakan dimana cara kerja ini adalah pertama-tam sejumlah sempel ditimbang dengan teliti, lalu dimasukkan kedalam thimbel yang dapat terbuat dari kertas saring atau alundum (Al2O3). Ukuran thimbel dipilih sesuai dengan ukuran sokhlet yang digunakan. Sampel yang belum kering harus


(25)

dikeringkan terlebih dahulu, bila perlu dicampur dengan pasir murni bebas lemak untuk memperbesar luas permukaan kontak dengan pelarut. Sampel dalam thimble ditutup dengan kapas bebas lemak supaya partikel sampel tidak ikut terbawa aliran pelarut. Selanjutnya, labu godok dipasang beserta kondensornya. Pelarut yang digunakan sebanyak 1,5-2 kali isi tabung ekstraksi. Unit sokhlet dipasang yang dilengkapi dengan pendingin balik, dan pemanasan dilakukan pada suhu titik didih pelarut, kemudian dibiarkan terjadi sirkulasi sampai pelarut menjadi jernih. Larutan yang diperoleh dirotarievaporatorasi dengan tekanan dan suhu sesuai pelarut sampai diperoleh ekstrak kering.

Pemanasan sebaiknya menggunkan penangas air untuk menghindari bahaya kebakaran, atau bila terpaksa menggunakan kompor listrik harus dilengkapi dengan pembungkus labu dari asbes. Pada akhir ekstraksi yanitu 4-6 jam, labu gondok diambil dan ekstrak dituang kedalam botol yimbang atau cawan poerselen, lalu pelarut diuapkan diatas penangas air sampai pekat.

Ekstrak kemudian dikeringkan didalam oven sampai diperoleh berat konstan pada suhu 105 ℃. berat residu dalam botol timbang dinyatakan sebagai berat lipid. Agar diperoleh lipid bebas air denagn cepat, maka pengeringan dapat menggunakan oven vakum. Selain cara diatas penentuan banyaknya lipid dapat pula diketahui dengan menimbang sampel padat yang ada dalam thimble setelah ektraksi dan sesudah dikeringkan dalam oven, sehingga diperoleh berat konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah ektraksi merupakan berat lipid yang ada dalam sampel (Bintang, 2010).


(26)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Minyak yang berasal dari buah kelapa sawit terdiri dari dua macam, pertama minyak yang berasal dari daging buah (mesocarp) yang dihasilkan melalui perebusan dan pemerasan (press). Minyak jenis ini dikenal dengan minyak sawit kasar atau Crude Palm Oil (CPO). Kedua, minyak yang berasal dari inti sawit, dikenal sebagai minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO) (Pardamean, 2008;Tim penulis, 2000). Hasil samping dari PKO adalah bungkil inti kelapa sawit ( Palm Kernel Meal atau Pellet) (Ketaren,1986).

Untuk mendapatkan lemak dan minyak dari jaringan hewan atau tanaman dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu rendering, pengepressan (pressing) dan pelarut. Melalui metode rendering, bahan diekstraksi melalui pemanasan dan lemak akan mengapung dipermukaan. Sedangkan cara pengepressan, bahan yang mengandung lemak atau minyak dipotong-potong, kemudian dipress dengan tekanan tinggi menggunakan tekanan hidrolik (screw press). Sedangkan dengan menggunakan pelarut digunakan untuk bahan yang kandungan minyaknya rendah, tetapi cara ini kurang effektif, karena pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya dengan cara diuapkan (Ketaren,1986).

Metode yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan minyak dari kelapa sawit untuk di pasarkan yaitu metode ekstraksi, pelarut yang digunakan adalah n-heksan. Proses ekstraksi berlangsung 4-5 jam dan diperkirakan seluruh pelaruh sudah habis menguap barulah dapat di tentukan seberapa besar persen potensi minyak dan dapat diketahui juga seberapa besar rendemen minyak.


(27)

(Suyatno,1994). Ekstraksi minyak dengan pelarut minyak, menghasilkan minyak kasar yang cenderung sama dengan minyak hasil screw pressing (Ketaren, 1986).

Agar keuntungan minyak sawit yang diperoleh maksimal, maka harus mengalami proses produksi yang menghasilkan minyak inti sawit dalam jumlah maksimal pula. Minyak inti sawit yang baik harus didapat dari inti sawit yang mengandung jumlah minyak yang tinggi dan proses pengolahan dilakukan dengan baik agar kandungan minyak inti sawit tidak banyak terbuang pada sisa hasil pengolahan PKM. Pada unit PK Crushing Plant di PT Multimas Nabati Asahan memiliki standar oil content PKM pada mesin pengepressannya. Kemudian adanya penambahan kotoran hasil penyaringan dari alat penyaringan (Niagara filter) yang memiliki oil contentcukup tinggi yang akan dibawa ke gudang bercampur dengan PKM, yang dapat berpengaruh terhadap meningkatnya oil content pada PKM. Maka dari itu, kadar minyak yang terkandung dari ampas PKM harus terus dikontrol dengan adanya pengecekan di laboratorium (Multimas Nabati Asahan, 1999).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan membuat karya ilmiah penentuan kadar minyak pada palm kernel(PK) dan palm kernel meal (PKM) dengan menggunakan metode ekstraksi sokhletasi. Untuk mendapatkan hasil minyak yang maksimal, dilakukan pengecekan ataupun pengontrolan kadar minyak pada inti sawit sebelum proses pengolahan dan juga pada sisa ampas pengolahannya.

1.2.Permasalahan

Pada unit PK Crushing Plant di PT Multimas Nabati Asahan, memiliki standar persentase pada tiap komposisi yang ada didalam inti sawit. Salah satunya adalah kadar minyak pada inti sawit, baik sebelum pengepressan ataupun setelah


(28)

pengepressan. Maka dari itu diperlukan adanya pengontrolan serta pengecekan kadar minyak di laboratorium. Apakah kandungan minyak pada PK sudah memenuhi standard sebelum diolah menjadi CPKO,dan bagaimana kandungan minyak pada sisa hasil pengolahan setelah menjadi ampas PKM di PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan.

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui kandungan minyak pada PK sebelum diolah, dan kandungan minyak pada sisa pengolahan ampas PKM yang berasal dari PT. Multimas Nabati Asahan, dan membandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan.

1.4. Manfaat

Manfaat yang didapat ketika mengetahui kandungan minyak yang terdapat pada PK dan PKM yaitu Perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk memaksimalkan hasil produksi minyak CPKO.


(29)

PENENTUAN KADAR MINYAK PADA PALM KERNEL (PK)

DAN PALM KERNEL MEAL (PKM) DENGAN METODE

EKSTRAKSI SOKLETASI DI PK CRUSHING PLAN PT

MULTIMAS NABATI ASAHAN

ABSTRAK

Untuk memaksimalkan hasil produksi minyak inti sawit, harus ditentukan terlebih dahulu kandungan minyak yang terdapat pada inti sawit dan hasil sisa buangannya berupa ampas yang masih mengandung minyak. Telah dilakukan analisa kadar minyak pada palm kernel dan palm kernel meal dengan metode ekstraksi sokletasi. Dari hasil analisa yang dilakukan pada tanggal 14-25 februari 2015 diperoleh hasil kadar minyak pada palm kernel masing – masing sebesar 50,97 %; 51,49 %; 50,24 %; sedangkan pada analisa kadar minyak pada palm kernel meal masing – masing sebesar PKM Press I (11,9 – 12,2 %) ; PKM Press II (7,8 – 8,16 %) ; PKM B99 (7,9 – 8,10%) ; PKM AAW (8,0 – 8,23 %). Dari hasil yang diperoleh maka kandungan minyak pada palm kernel sudah memenuhi standar perusahaan sebesar minimal 49 %. Namun kandungan minyak pada palm kernel meal masih belum memenuhi standar perusahaan.


(30)

DETERMINATION OF THE CONTENT OF OIL PALM KERNEL (PK) AND PALM KERNEL MEAL (PKM) SOXHLETATION

EXTRACTION METHOD IN PK CRUSHING PLAN PT

MULTIMAS NABATI ASAHAN

ABSTRACT

To maximize production of palm kernel oil, should be determined in advance oil content contained in palm kernel and the rest of the discharge results in the form of waste which still contains oil. Have analyzed the oil content in palm kernel and palm kernel meal with soxhletation extraction method. From the analysis conducted on 14-25 February 2015 obtained results palm kernel oil content in each - each amounting to 50.97%; 51.49%; 50.24%; while on the analysis of the oil content in palm kernel meal each - each of PKM Press I (11.9 to 12.2%); PKM Press II (7.8 to 8.16%); PKM B99 (7.9 to 8.10%); PKM AAW (8.0 to 8.23%). From the results obtained, the oil content in palm kernel already meet the standards of the company by at least 49%. However, the oil content in palm kernel meal is still not meet company standards.


(31)

PENENTUAN KADAR MINYAK PADA PALM KERNEL (PK)

DAN PALM KERNEL MEAL (PKM) DENGAN METODE

EKSTRAKSI SOKLETASI DI PK CRUSHING PLAN

PT MULTIMAS NABATI ASAHAN

KARYA ILMIAH

IMAN HAKIKI 122401091

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(32)

PENENTUAN KADAR MINYAK PADA PALM KERNEL (PK)

DAN PALM KERNEL MEAL (PKM) DENGAN METODE

EKSTRAKSI SOKLETASI DI PK CRUSHING PLAN

PT MULTIMAS NABATI ASAHAN

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

IMAN HAKIKI 122401091

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(33)

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Pernel (PK)dan Palm Kernel Meal(PKM) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi di PKCrushing Plan PTMultimas Nabati Asahan

Kategori : Karya Ilmiah

Nama : Iman Hakiki

Nim : 122401091

Program Studi : Diploma 3 Kimia Industri Departemen : Kimia

Fakultas : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2015

Disetujui Oleh :

Program Studi D3 Kimia

Ketua, Pembimbing,

Dra. Emma Zaidar Nasution, M.Si Dr. Andriayani M,Si NIP 195512181987012001 NIP 196903051999032001 Disetujui Oleh

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS NIP 195408301985032001


(34)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR MINYAK PADA PALM KERNEL (PK) DAN PALM KERNEL MEAL (PKM) DENGAN METODE EKSTRAKSI

SOKLETASI DI PK CRUSHING PLAN PT MULTIMAS NABATI ASAHAN

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2015

IMAN HAKIKI 122401091


(35)

PENGHARGAAN

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan Karunia-Nya berupa kesehatan dan keterbukaan pikiran bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul ‘’Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Kernel (PK) Dan Palm Kernel Meal (PKM) Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di Pk Crushing Plan PT. Multimas Nabati Asahan’’ dengan tepat waktu. Tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam atas junjungan Nabi kita Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah salah satu syarat untuk menyelsaikan program studi Diploma-III Kimia Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda Amrin dan Ibunda Tri Wartini serta abangda Jefri Ardiansyah Putra A,md Serta Adinda Putri Alpida Sari, Fitri Almaida, Nayla Nurfadillah dan seluruh keluarga besar penulis dimanapun berada yang telah banyak memberikan dukungan moral, materil serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku ketua Program Studi D3 Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Andriyani M,Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis ditengah kesibukannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tungas akhir ini.

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam khususnya jurusan kimia yang telah mendidik penulis dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan.


(36)

6. Teman-teman Praktek Kerja Lapangan Najhan Abdi Dan Yumi Yuanita yang sama sama merasakan pahit manisnya dunia kerja ini walau hanya sekilas, yang sama-sama berjuang agar PKLnya cepat selesai, dan juga yang sama-sama memotivasi agar satu sama lain cepat selesai dalam mengerjakan penelitiannya.

7. Bapak Muslim beserta istri Ibu komisah yang telah memberikan tempat tinggal kepada penulis dalam melaksakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Multimas Nabati Asahan.

8. Bapak Jenerson Damanik, Ahmad Solihin Daulay, Supriadi, Syahrial, Ibu Sumarti serta seluruh staf dan karyawan khusunya Departemen PK Crushing Plan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu, memotivasi, serta memberikan ilmu dalam menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di PT. Multimas Nabati Asahan.

9. Sahabat-sahabat penulis, Aryo Wibowo, Abdullah Saleh Tanjung, Annu’man Ahmad J. Hrp, Fran hartika, Nurhasannah Nst, dan banyak lagi yang telah memberikan semangat, dukungan serta doa kepada penulis.

10. Teman-teman Mahasiswa/i Kimia industri stambuk 2012 yang telah memberikan bantuan ilmu, dorongan, motivasi serta sama-sama berjuang dari awal hingga akhir perkuliahan.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dan kesalahan karya ilmiah ini karena keterbatasan kemampuan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2015


(37)

PENENTUAN KADAR MINYAK PADA PALM KERNEL (PK)

DAN PALM KERNEL MEAL (PKM) DENGAN METODE

EKSTRAKSI SOKLETASI DI PK CRUSHING PLAN PT

MULTIMAS NABATI ASAHAN

ABSTRAK

Untuk memaksimalkan hasil produksi minyak inti sawit, harus ditentukan terlebih dahulu kandungan minyak yang terdapat pada inti sawit dan hasil sisa buangannya berupa ampas yang masih mengandung minyak. Telah dilakukan analisa kadar minyak pada palm kernel dan palm kernel meal dengan metode ekstraksi sokletasi. Dari hasil analisa yang dilakukan pada tanggal 14-25 februari 2015 diperoleh hasil kadar minyak pada palm kernel masing – masing sebesar 50,97 %; 51,49 %; 50,24 %; sedangkan pada analisa kadar minyak pada palm kernel meal masing – masing sebesar PKM Press I (11,9 – 12,2 %) ; PKM Press II (7,8 – 8,16 %) ; PKM B99 (7,9 – 8,10%) ; PKM AAW (8,0 – 8,23 %). Dari hasil yang diperoleh maka kandungan minyak pada palm kernel sudah memenuhi standar perusahaan sebesar minimal 49 %. Namun kandungan minyak pada palm kernel meal masih belum memenuhi standar perusahaan.


(38)

DETERMINATION OF THE CONTENT OF OIL PALM KERNEL (PK) AND PALM KERNEL MEAL (PKM) SOXHLETATION

EXTRACTION METHOD IN PK CRUSHING PLAN PT

MULTIMAS NABATI ASAHAN

ABSTRACT

To maximize production of palm kernel oil, should be determined in advance oil content contained in palm kernel and the rest of the discharge results in the form of waste which still contains oil. Have analyzed the oil content in palm kernel and palm kernel meal with soxhletation extraction method. From the analysis conducted on 14-25 February 2015 obtained results palm kernel oil content in each - each amounting to 50.97%; 51.49%; 50.24%; while on the analysis of the oil content in palm kernel meal each - each of PKM Press I (11.9 to 12.2%); PKM Press II (7.8 to 8.16%); PKM B99 (7.9 to 8.10%); PKM AAW (8.0 to 8.23%). From the results obtained, the oil content in palm kernel already meet the standards of the company by at least 49%. However, the oil content in palm kernel meal is still not meet company standards.


(39)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 3

1.3. Tujuan 3

1.4. Manfaat 3

BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1. Kelapa Sawit Dan Minyak Sawit 4

2.1.1. Kelapa Sawit 4

2.1.2. Minyak Sawit 4

2.1.3. Inti SawitDan Minyak Inti Sawit (PKO) 5 2.1.4. Bungkil Inti Kelapa Sawit (PKM) 6 2.2. Standar Mutu Kelapa Sawit 7

2.3. Manfaat Kelapa Sawit 9

2.4. Pengolahan Inti Sawit Menjadi Minyak inti Sawit (CPKO) 9

2.5. Ekstraksi 14

2.5.1. Rendering 14

2.5.2. Wet Rendering 14

2.5.3. Dry Rendering 15

2.5.4. Pengepressan Mekanis (Mechanical Expression) 15 2.5.5. Pengepressan Hidraulik (Hidraulic Preesing) 16 2.5.6. Pengepressan Berulir (Expeller Pressing) 17 2.5.7. Ektraksi dengan pelarut (solvent extraction) 17 2.6. Analisa Kadar Lemak Dengan Metode Ekstraksi Sokhletasi 17 BAB 3 Metode Penelitian

3.1. Alat 20

3.2. Bahan 20

3.3. Prosedur Percobaan 21

3.3.1. Analisa Kandungan Minyak PK (Palm Kernel) 21 3.3.2. Analisa Kandungan Minyak PKM (Palm Kernel Meal) 21


(40)

BAB 4 Hasil Dan Pembahasan

4.1. Data 22

4.2. Perhitungan 23

4.3. Pembahasan 25

BAB 5 Kesimpulan Dan Saran

5.1. Kesimpulan 27

5.2. Saran 27

Daftar Pustaka 28


(41)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

2.1. Komposisi Inti Sawit 5

2.2. tandar Mutu Minyak Sawit, Minyak Inti Sawit Dan Inti 8 Sawit

4.1. Tabel Data Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Minyak 22 Pada Palm Kernel (PK)

4.2. Tabel Data Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Minyak 22 Pada Palm Kernel Meal (PKM)


(42)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2.3. Flow Proses Pengolahan Inti Sawit 12 2.4. Skema Cara Memperoleh Minyak Dengan 15


(1)

PENENTUAN KADAR MINYAK PADA PALM KERNEL (PK)

DAN PALM KERNEL MEAL (PKM) DENGAN METODE

EKSTRAKSI SOKLETASI DI PK CRUSHING PLAN PT

MULTIMAS NABATI ASAHAN

ABSTRAK

Untuk memaksimalkan hasil produksi minyak inti sawit, harus ditentukan terlebih dahulu kandungan minyak yang terdapat pada inti sawit dan hasil sisa buangannya berupa ampas yang masih mengandung minyak. Telah dilakukan analisa kadar minyak pada palm kernel dan palm kernel meal dengan metode ekstraksi sokletasi. Dari hasil analisa yang dilakukan pada tanggal 14-25 februari 2015 diperoleh hasil kadar minyak pada palm kernel masing – masing sebesar 50,97 %; 51,49 %; 50,24 %; sedangkan pada analisa kadar minyak pada palm kernel meal masing – masing sebesar PKM Press I (11,9 – 12,2 %) ; PKM Press II (7,8 – 8,16 %) ; PKM B99 (7,9 – 8,10%) ; PKM AAW (8,0 – 8,23 %). Dari hasil yang diperoleh maka kandungan minyak pada palm kernel sudah memenuhi standar perusahaan sebesar minimal 49 %. Namun kandungan minyak pada palm kernel meal masih belum memenuhi standar perusahaan.


(2)

DETERMINATION OF THE CONTENT OF OIL PALM KERNEL (PK) AND PALM KERNEL MEAL (PKM) SOXHLETATION

EXTRACTION METHOD IN

PK CRUSHING PLAN PT

MULTIMAS NABATI ASAHAN

ABSTRACT

To maximize production of palm kernel oil, should be determined in advance oil content contained in palm kernel and the rest of the discharge results in the form of waste which still contains oil. Have analyzed the oil content in palm kernel and palm kernel meal with soxhletation extraction method. From the analysis conducted on 14-25 February 2015 obtained results palm kernel oil content in each - each amounting to 50.97%; 51.49%; 50.24%; while on the analysis of the oil content in palm kernel meal each - each of PKM Press I (11.9 to 12.2%); PKM Press II (7.8 to 8.16%); PKM B99 (7.9 to 8.10%); PKM AAW (8.0 to 8.23%). From the results obtained, the oil content in palm kernel already meet the standards of the company by at least 49%. However, the oil content in palm kernel meal is still not meet company standards.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 3

1.3. Tujuan 3

1.4. Manfaat 3

BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1. Kelapa Sawit Dan Minyak Sawit 4

2.1.1. Kelapa Sawit 4

2.1.2. Minyak Sawit 4

2.1.3. Inti SawitDan Minyak Inti Sawit (PKO) 5

2.1.4. Bungkil Inti Kelapa Sawit (PKM) 6

2.2. Standar Mutu Kelapa Sawit 7

2.3. Manfaat Kelapa Sawit 9

2.4. Pengolahan Inti Sawit Menjadi Minyak inti Sawit (CPKO) 9

2.5. Ekstraksi 14

2.5.1. Rendering 14

2.5.2. Wet Rendering 14

2.5.3. Dry Rendering 15

2.5.4. Pengepressan Mekanis (Mechanical Expression) 15 2.5.5. Pengepressan Hidraulik (Hidraulic Preesing) 16 2.5.6. Pengepressan Berulir (Expeller Pressing) 17 2.5.7. Ektraksi dengan pelarut (solvent extraction) 17 2.6. Analisa Kadar Lemak Dengan Metode Ekstraksi Sokhletasi 17 BAB 3 Metode Penelitian

3.1. Alat 20

3.2. Bahan 20

3.3. Prosedur Percobaan 21

3.3.1. Analisa Kandungan Minyak PK (Palm Kernel) 21 3.3.2. Analisa Kandungan Minyak PKM (Palm Kernel Meal) 21


(4)

BAB 4 Hasil Dan Pembahasan

4.1. Data 22

4.2. Perhitungan 23

4.3. Pembahasan 25

BAB 5 Kesimpulan Dan Saran

5.1. Kesimpulan 27

5.2. Saran 27

Daftar Pustaka 28


(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

2.1. Komposisi Inti Sawit 5

2.2. tandar Mutu Minyak Sawit, Minyak Inti Sawit Dan Inti 8 Sawit

4.1. Tabel Data Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Minyak 22 Pada Palm Kernel (PK)

4.2. Tabel Data Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Minyak 22 Pada Palm Kernel Meal (PKM)


(6)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2.3. Flow Proses Pengolahan Inti Sawit 12

2.4. Skema Cara Memperoleh Minyak Dengan 15


Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Air Inti Sawit dengan Menggunakan Alat Moisture Balance dan Kadar Minyak Inti Sawit dengan Ekstraksi Sokletasi di PTPN IV Medan

5 100 47

Analisa Kehilangan Minyak ( Oil Losses ) Pada Fiber Dari Hasil Pengepresan Screw Press Dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. Multimas Nabati Asahan

73 305 50

Pengaruh Penambahan Cake Terhadap Oil Content PKM (Palm Kernel Meal) Di Pk Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan

5 51 50

Penentuan Kadar Minyak Pada PK (Palm Kernel), PKM (Palm Kernel Meal), dan PKC (Palm Kernel Cake) Di PT.Industri Kelapa Sawit Nusantara IV Kebun Pabatu

7 96 43

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA SUHU PENYIMPANAN PKM (PALM KERNEL MEAL) TERHADAP KUALITAS MUTU PKM PADA PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN.

0 2 32

Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Pernel (PK)dan Palm Kernel Meal(PKM) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi di PKCrushing Plan PTMultimas Nabati Asahan

0 0 12

Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Pernel (PK)dan Palm Kernel Meal(PKM) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi di PKCrushing Plan PTMultimas Nabati Asahan

0 0 2

Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Pernel (PK)dan Palm Kernel Meal(PKM) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi di PKCrushing Plan PTMultimas Nabati Asahan

0 0 3

Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Pernel (PK)dan Palm Kernel Meal(PKM) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi di PKCrushing Plan PTMultimas Nabati Asahan

0 0 16

Penentuan Kadar Minyak Pada Palm Pernel (PK)dan Palm Kernel Meal(PKM) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi di PKCrushing Plan PTMultimas Nabati Asahan

0 0 1