Berat Kering Total NPA Nisbah Pucuk Akar

pengaruh tunggal bokasi terhadap pertumbuhan diameter semai jabon yang dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Hasil uji Duncan pengaruh tunggal pemberian bokashi terhadap diameter semai jabon Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan mengenai pemberian tunggal bokasi pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa pemberian bokashi dengan dosis lebih tinggi menunjukkan pertumbuhan diameter semai jabon yang lebih meningkat, peningkatan secara nyata terlihat setelah semai diberikan bokashi dengan dosis 40 g, yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan dosis 0 g dan 20 g, sedangkan untuk pertumbuhan semai yang secara nyata menunjukkan pertumbuhan diamater terbaik adalah ketika diberikan bokashi dengan dosis tertinggi yaitu 60 g. Pemberian dosis bokashi 20 g menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan pemberian bokashi 0 g untuk pertumbuhan diameter semai jabon.

4.1.4 Berat Kering Total

Hasil sidik ragam pemberian arang, bokashi dan interaksi keduanya menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap berat kering total semai jabon dengan nilai signifikan kurang dari 0,05 Lampiran 3. Oleh karena itu, dilakukan uji lanjut Duncan mengenai pengaruh interaksi pemberian arang dan bokasi terhadap berat kering total semai jabon, yang dapat dilihat pada Gambar 3. b b ab a Di am e te r m m Dosis Bokashi g Gambar 3 Hasil uji Duncan interaksi arang dan bokasi terhadap berat kering total semai jabon A=arang; B= bokashi Berdasarkan hasil uji Duncan pengaruh interaksi antara arang dan bokashi terhadap berat kering total semai jabon didapat hasil bahwa pemberian arang dan bokashi tertinggi meningkatkan biomasa semai jabon dibandingkan dengan kontrol. Berat kering total tertinggi ketika semai diberikan dosis arang dan bokasi tertinggi yaitu arang A4B3 10 dan bokasi 60 g, yang secara nyata meningkatkan biomassa tanaman, sedangkan berat kering terendah dialami oleh perlakuan A1B1.

4.1.4 NPA Nisbah Pucuk Akar

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa arang, bokashi dan interaksi antara arang dan bokashi berpengaruh nyata terhadap nisbah pucuk akar NPA semai jabon pada taraf uji F 0,05 Lampiran 4. Hasil uji Duncan pengaruh interaksi pemberian arang dan bokashi terhadap NPA nisbah pusuk akar semai jabon dengan dosis dan perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 4. i jk i ij h k h h h g f f g f e d d c b a B e rat K e ri n g To tal g Perlakuan Gambar 4 Hasil uji Duncan interaksi arang dan bokasi terhadap NPA semai jabon A=arang; B= bokashi Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan pengaruh kombinasi arang dan bokashi terhadap nisbah pucuk akar semai jabon didapat bahwa perlakuan yang memiliki dosis paling tinggi A4B3 10 dengan bokashi 40 g, berpengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan NPA dibandingkan dengan A0B0 arang 0 dan bokashi 0 g. Selain itu pengaruh perlakuan kontrol juga tidak menunjukan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan semai jabon dengan perlakuan A0B3 arang 0 dan bokashi 60 g, A1B0 arang 2,5 dan bokashi 0 g, dan A1B1 arang 2,5 dan bokashi 20 g yang memiliki NPA terendah. Gambar 5 Pertumbuhan semai jabon pada akhir pengamatan : A. Pertumbuhan terbaik; B. Kontrol; C. Pertumbuhan terjelek Pertumbuhan semai jabon pada tiga perlakuan yang berbeda, yaitu perlakuan yang memiliki dosis terbesar A4B3 arang 10 dan bokashi 60 g, j i ij j efgh j h fgh cde gh bc cd def defgh b def defg cd b a N isb ah Pu cu k A kar Perlakuan B C A dengan pertumbuhan yang terendah yaitu A1B1 arang 2,5 dan bokashi 20 g dibandingkan dengan kontrol A0B0 arang 0 dan bokashi 0 g. Gambar 6 Akar semai jabon pada akhir pengamatan : A. Pertumbuhan terbaik; B. Kontrol; C. Pertumbuhan terjelek Akar semai jabon yang menggunakan perlakuan A4B3 arang 10 dan bokashi 60 g yang merupakan perlakuan dengan dosis tertinggi memiliki akar yang lebih panjang dibandingkan dengan perlakuan kontrol arang 0 dan bokashi 0 g serta tanaman dengan perlakuan A1B1 2,5 dan bokashi 20 g. Analisis sifat kimia tailing, pengaruh pemberian tunggal bokashi dan pemberian tunggal arang serta interaksi arang dan bokashi pada tailing terhadap peningkatan unsur hara dalam tailing dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil analisis sifat kimia tailing

4.2 PEMBAHASAN