Arang Tempurung Kelapa Kompos Bokashi Kotoran Sapi

pH 4 dan tidak subur, terendam dengan kondisi lingkungan yang sangat terbuka dengan suhu yang relatif tinggi Mansur 2010. Pemilihan jenis yang baik dan cocok merupakan kunci sukses dalam reklamasi lahan bekas tambang, oleh karena itu diperlukan pemilihan jenis yang sesuai. Jenis-jenis pohon khususnya jenis pohon cepat tumbuh dan mampu beradaptasi dengan kondisi tanah dan lahan terbuka pasca tambang merupakan pohon yang baik digunakan untuk reklamasi. Jabon merupakan jenis yang tergolong pioner di lahan terbuka dan merupakan jenis komersial yang berpotensi atau telah lama ditanam untuk revegetasi lahan pasca tambang, yang secara alami dapat menginvasi lahan-lahan bekas tambang di areal PT Newmonth Minahasa Raya, PT Berau Coal, PT Adaro Indonesia dan PT KPC. Usaha penanaman dilahan bekas tambang telah diuji coba oleh PT KPC dan PT Newmonth Minahasa Raya Mansur 2010.

2.3 Arang Tempurung Kelapa

Arang merupakan material yang berbentuk butiran atau bubuk yang berasal dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit kelapa, dan sebagainya. Arang merupakan suatu padatan berpori yang meng andung 85−95 karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben penyerap, dimana arang dapat menyerap racun yang membahayakan tanaman. Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Banyak senyawa yang dapat diabsorpsi oleh arang, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari struktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan Napitupulu 2010. Arang memiliki fungsi sebagai manajer pada tanah yang terdapat tanaman, arang akan memberikan hara kepada tanaman apabila tanaman mengalami kekurangan hara, pada tanah yang kritis atau miskin hara. Dan arang akan mengambil hara apabila di dalam tanah memiliki kandungan banyak hara dan akan memberikannya kepada tanaman disaat tanaman membutuhkannya. Tanah yang diberikan arang, akan memiliki produktivitas yang lebih tinggi, dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi arang. Selain itu arang juga tahan dalam jangka waktu lama hingga ratusan tahun, sehingga fungsinya untuk memperbaiki struktur tanah dan fungsi lainnya dapat dipertahankan.

2.4 Kompos Bokashi Kotoran Sapi

Bokashi merupakan pupuk organik yang dapat dibuat sendiri dari campuran beberapa bahan hasil fermentasi dari bahan organik seperti jerami, sekam, dedak padi, dedak jagung, dedak gandum, sekam padi, ampas tahu, ampas kelapa, sampah daur ulang, rumput dan kotoran hewan Hardianto 2008. Bahan-bahan tersebut difermentasi dengan menggunakan bahan aktivator mikroorganisme untuk mempercepat terjadinya proses fermentasi yang dikenal dengan effective microorganism EM. Selain itu, menurut Hadijaya 1994, bokashi merupakan dekomposisi biologi dan stabilitasi bahan organik pada kondisi suhu tinggi dan lembab dengan produk akhir yang cukup stabil untuk disimpan dan diaplikasikan ke tanah. Penggunaan mikroorganisme aktivator EM atau MOL mikroorganisme lokal yang harganya lebih murah ini tidak hanya mempercepat proses fermentasi tetapi juga menekan bau yang diakibatkan akibat proses penguraian bahan organik. Bokashi merupakan teknologi terbaru dalam bidang pertanian sebagai pengganti pupuk kimia yang dibuat dari bahan organik yang mudah didapatkan Zainal 2011. Bokashi sering digunakan sebagai kompos karena mudah didapat dan cara pembuatannya mudah, selain itu bokashi juga memilik banyak fungsi bagi tanaman dan tanah, yaitu menggemburkan tanah, sehingga mempermudah penyerapan hara lainnya sekaligus memperbaiki struktur tanah yang rusak atau tanah yang kritis. Selain itu bokashi juga dapat membantu tanah dalam penyerapan air dan penyimpanan air pada saat tanah kekurangan air. Bokashi juga dapat memberikan asupan hara bagi tanah yang dapat digunakan bagi tanaman sehingga meningkatkan produktivitas tanaman dan tanaman memiliki kualitas tumbuh yang baik. Selain itu bokashi juga berperan dalam memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah. Menurut Santoso 1998 bokashi memiliki empat manfaat yaitu untuk menggembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat tanah fisik, kimia, ataupun biologis, bokashi mempercepat dan mempermudah penyerapan N oleh tanaman, pengomposan dapat mencegah tanaman pengganggu. Selain itu juga bokashi dapat dibuat dengan mudah, murah dan cepat. Bila membandingkan pupuk bokashi dan kompos, kandungan hara dalam pupuk bokashi lebih tinggi, sehingga periode proses tumbuh pada tanaman lebih cepat, pengaruh terhadap tanah sempurna, energi yang hilang rendah dan populasi mikroorganisme dalam tanah lebih sempurna. Berdasarkan proses pengomposan, maka bokashi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu bokashi yang menggunakan starter aerobik dan bokashi yang menggunakan starter anaerobik. Bokashi aerobik dapat diproduksi dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat. Sedangkan bokashi anaerobik, energi dan bahan organiknya dapat dipertahankan, namun bila pengelolaannya salah akan menimbulkan keracunanpencemaran pada tanah Hardianto 2008. Menurut Rahayu 1990 proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung dalam waktu yang cukup lama, 2−3 bulan bahkan 6−12 bulan tergantung dari bahan yang dikomposkan dibandingkan dengan bokashi yang waktu fermentasinya hanya 10 hari. Proses pembuatan bokashi umumnya melibatkan beberapa kelompok organisme baik mikroflora bakteri, kapang dan aktinomisetes, mikrofauna protozoa, makroflora jamur tingkat tinggi dan makrofauna cacing, rayap, semut. Prinsip pembuatan bokashi adalah hasil akhir dari penguraian bahan organik yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme dalam lingkungan yang lembab, hangat dengan atau tanpa aerasi. Proses penguraian dimulai dengan aktivitas mikroorganisme yang menggunakan bahan organik untuk pertumbuhan dan perkembangan Soedijanto 1997. Bokashi yang merasal dari kotoran ternak sapi juga merupakan sumber mineral utama N, P, K, selain itu kadar serat kotoran ternak bernilai tinggi Widyawati dan Widalestari 1996. Menurut Nuyati 2002 kotoran sapi merupakan bahan yang baik untuk kompos karena relatif tidak berpolusi logam berat dan antibiotik. Kandungan posfor yang rendah pada pupuk kandang dapat dipenuhi dari sumber lain. Ada beberapa alasan mengapa bahan organik seperti kotoran sapi perlu dikomposkan sebelum dimanfaatkan sebagai pupuk, antara lain: 1. Kotoran sapi tidak selalu tersedia pada saat diperlukan, sehingga pembuatan bokashi merupakan cara penyimpanan bahan organik sebelum digunakan sebagai pupuk. 2. Struktur bahan organik segar sangat kasar dan daya ikatnya terhadap air kecil, sehingga bila langsung dibenamkan akan mengakibatkan tanah menjadi sangat remah. 3. Bila tanah mengandung cukup udara dan air, penguraian bahan organik berlangsung cepat sehingga dapat menggangu pertumbuhan tanaman. 4. Penguraian bahan segar hanya sedikit sekali memasok humus dan unsur hara ke dalam tanah. Pemberian pupuk yang berasal dari kotoran sapi sangat baik digunakan dalam reklamasi lahan pasca tambang karena selain menyediakan unsur hara, bahan organik dan mikroorganisme sebagai dekomposer, juga mengandung biji- bijian rumput dan tanaman lain yang ikut termakan sapi. Dengan demikian biasanya setelah kotoran sapi tersebut disebarkan pada lahan rehabilitasi pasca tambang akan tumbuh berbagai jenis rumput dan perdu yang bijinya terkandung dalam kotoran sapi Mansur 2010. Larutan EM yang digunakan dalam fermentasi bahan organik mengandung banyak organisme, ada lima golongan pokok yaitu bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp., Saccharomyces sp,. Actinomycetes sp., dan jamur fermentasi Indriani 2000. Menurut Indriani 2007 Selain berfungsi dalam proses fermentasi dan dekomposisi bahan organik EM juga memiliki manfaat antara lain memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah, menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga ke stabilan produksi, serta menambah unsur hara dengan cara disiramkan ke tanah, tanaman, atau disemprotkan ke daun tanaman. Selain itu juga EM-4 dapat mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan.

BAB III METODOLOGI