BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 sampai Januari 2012. Lokasi pengambilan tailing dilakukan di PT. Antam UPBE Pongkor dan
penelitian dilaksanakan di rumah kaca Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, cangkul, alat penyiram, neraca analitik, mistar, kaliper, alat tulis, alat hitung, kamera, label,
polibag ukuran 20 cm x 20 cm, tallysheet, penggaris, gelas ukur. Software yang digunakan adalah SAS 9.1, MiniTab 16.1 dan microsoft excel 2007. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jabon dengan rata-rata tinggi 7,5 cm, media tanam tailing tambang emas, arang tempurung kelapa, pupuk kotoran sapi
bokashi dan air.
3.3 Prosedur Penelitian
Pelaksanan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan bibit, penyapihan, pemeliharaan, pengamatan, pengambilan data, serta rancangan
percobaan dan analisis data.
3.3.1 Persiapan
Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit Jabon berumur ± 3 bulan dengan rata-rata tinggi 7,5 cm. Penelitian dilakukan menggunakan
rancangan faktorial dengan 20 perlakuan, dimana setiap unit perlakuan terdiri dari 3 ulangan, sehingga jumlah eksperimen ada 60 tanaman. Tahap persiapan ini
meliputi penyiapan media tanam. Media tanam yang digunakan adalah tanah tailing tambang emas PT. Antam
UPBE Pongkor, yang dipindahkan kedalam rumah kaca Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. Tailing tersebut ditimbang dan dimasukkan ke dalam 60
polibag yang masing-masing diisi sebanyak 1 kg. Dosis yang digunakan untuk
arang tempurung kelapa adalah 0, 2,5, 5, 7,5 dan 10. Bokashi disiapkan dengan takaran 0 g, 20 g, 40 g dan 60 g. Setelah itu, tailing tersebut diaduk
sampai tercampur dengan pupuk yang telah dikombinasikan.
3.3.2 Perlakuan Pendahuluan Media Tanam
Media tanam berupa tailing yang telah dikombinasikan dengan berbagai perlakuan penambahan arang tempurung kelapa dan bokashi. Dosis yang telah
ditetapkan dibiarkan selama 14 hari dengan perlakuan penyiraman setiap pagi dan sore sebelum penyapihan, agar memberikan kesuburan dan memberikan unsur
hara pada media tailing serta mengurangi toksik racun pada tailing.
3.3.3 Penyapihan
Waktu penyapihan dilaksanakan pada pagi dan sore hari untuk mengurangi terjadinya penguapan pada semai. Semai jabon disapih kedalam 60 polibag yang
telah diisi tailing yang dicampur dengan kompos dan arang batok kelapa, masing- masing berjumlah satu semai.
3.3.4 Pemeliharaan .
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu setiap pagi dan sore. Penyiraman dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi media tanam di dalam polibag, jika
terasa masih basah maka penyiraman tidak dilakukan.
3.3.5 Pengamatan dan Pengambilan Data
Parameter yang diukur adalah diameter, tinggi dan biomassa pucuk dan akar. Pengamatan terhadap diameter dan tinggi dilakukan untuk menganalisis
produktivitas semai jabon. Diameter semai diukur dengan menggunakan kaliper pada ketinggian 1 cm di atas pangkal batang, sedangkan tinggi semai diukur
dengan menggunakan penggaris mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh pucuk semai, dan ditandai dengan spidol untuk memudahkan dalam pengamatan.
Pengamatan dan pengambilan data dilakukan selama 11 minggu. Data yang didapatkan kemudian direkapitulasi di dalam tally sheet.
3.3.6 Pengukuran Berat Kering Akar dan Pucuk