Gambar 1 Karakteristik Stabilitas Atmosfer
Non Lokal untuk Berbagai Profil Suhu
Potensial Virtual dimodifikasi dari Stull 2000
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei tahun 2012, lokasi analisis
dan pengolahan data bertempat di Laboratorium Meteorologi dan Pencemaran
Atmosfer Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB.
3.2 Data dan Peralatan
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
1. Data radiosonde.
Data tersebut diambil dari situs http:ready.arl.noaa.govREADYamet.p
hp. Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini berupa seperangkat alat komputer dengan software
RAOB Rawinsonde Observation Programs,
MINITAB 14 dan Microsoft Excel. 2.
Data curah hujan tiap jam untuk daerah studi kasus.
Data curah hujan yang digunakan pada wilayah di Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta yang memiliki tipe hujan monsun. Data curah hujan tiap jam
ini digunakan untuk memastikan waktu terjadinya hujan pada suatu wilayah,
yang selanjutnya sebagai patokan waktu untuk mengambil data sounding yang
diperlukan. Data curah hujan tersebut diperoleh dari Balai Hidrologi dan Tata
Air Pusat Litbang Sumber Daya Air Bandung.
Penulis mengambil data sounding tiap 3 jam dan 6 jam sebelum
kejadian hujan dikarenakan data sounding yang tersedia di National
Oceanic and Atmospheric Administration NOAA hanya tersedia
data untuk tiap 3 jam.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Penentuan Indikator untuk
Menduga Kejadian Hujan Sangat Lebat dan Ringan
1. Penentuan wilayah kajian.
Wilayah yang dianalisis untuk penentuan indikator dan analisis kejadian hujan
sangat lebat dan ringan adalah Kecamatan Andong 7°2214.39LS -
110°4519.17BT, Kecamatan Tridadi 07
o
4700LS -
110
o
2130BT, Kecamatan Sentolo 07
o
5136LS - 110
o
1340 BT, Kecamatan Wonosegoro 7°1755.08LS -
110°4133.01BT, Kecamatan Todanan 6°5611.60LS
- 111°1028.70BT.
Lokasi tersebut digunakan karena dari data yang dimiliki dari Balai Hidrologi
dan Tata Air Pusat Litbang Sumber Daya Air Bandung hanya daerah-daerah
tersebut yang memiliki intensitas curah hujan dalam kategori sangat lebat dalam
24 jam. Secara topografi, kawasan tersebut berada di
sekitar sungai dikarenakan data curah hujan yang
digunakan diperoleh dari stasiun pengamatan hidrologi di sekitar sungai.
Selain di sekitar sungai, topografi kawasan tersebut berada di pesisir pantai
dan gunung.
2. Penentuan waktu terjadinya curah hujan
sangat lebat dan ringan. Waktu yang dipilih dalam penentuan
prediktor adalah 3 dan 6 jam sebelum kejadian hujan berlangsung.
3. Mengetahui indeks keluaran RAOB dan
menggunakan metode nilai ragam dan rataan indeks keluaran RAOB untuk
menyetarakan nilai-nilai tiap indeks. ������ =
∑ � �
����� = � ∑� − �̅
2
� − 1
4. Menghitung koefisien korelasi hubungan
antara indeks keluaran RAOB dengan curah hujan sangat lebat.
� = � ∑ �� − ∑ � ∑ �
�� ∑ �
2
− ∑ �
2
�� ∑ � − �
2
Indeks keluaran RAOB digunakan karena indeks-indeks tersebut
menggambarkan kondisi konveksi pada lapisan tertentu di atmosfer.
5. Mengurutkan nilai curah hujan dari yang
terkecil ke terbesar untuk masing-masing kategori hujan.
6. Analisis multikolinearitas dengan cara
formal Variance Inflation Factor, VIF. Indikator adanya multikolinearitas dapat
ditinjau dari nilai VIF terbesar yang lebih dari 10.
7. Mencari kombinasi persamaan terbaik
yang dihasilkan dari indikator 3 dan 6 jam sebelum kejadian hujan serta
indikator yang berpotensi lainnya. Misalkan mengkombinasikan indeks
yang berkorelasi tinggi pada 3 jam sebelum kejadian hujan digunakan dalam
pembentukan persamaan untuk 6 jam sebelum kejadian hujan. Tahapannya
dapat dilihat pada Gambar 2a.
3.3.2 Analisis Curah Hujan