S-Index SI Cap Strength Thompson Index TI

Nilai VT yang tinggi sebelum terjadinya aktivitas konveksi dan badai, belum dapat menjamin terjadinya perkembangan badai, sedangkan CT adalah indeks yang dihasilkan dari perbedaan suhu titik embun pada 850 mb dan suhu lingkungan pada 500 mb. Nilai suhu titik embun yang tinggi pada 850 mb dan suhu lingkungan yang rendah pada 500 mb dapat menghasilkan CT yang tinggi. Walaupun nilai CT yang tinggi sebelum terjadinya aktivitas perkembangan badai, belum dapat menjamin untuk meningkatnya perkembangan badai selanjutnya AWS 1990. Tabel 9 Potensial konveksi dan badai berdasarkan VT AWS 1990 Nilai VT Potensi Konveksi VT28 Potensi konveksi dan badai tidak tersebar 29-32 Sedikit berpotensi konveksi dan badai 32 Potensi konveksi dan badai tersebar Menurut Haby 2006 dengan nilai indeks TT kurang dari 44 menyebabkan atmosfer tidak terjadi konveksi Tabel 10, tetapi untuk wilayah Indonesia dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Budiarti et al. 2012 menunjukkan nilai indeks TT yang berkisar antara 42-46 akan menghasilkan konveksi dan badai yang tinggi. Kejadian badai terjadi pada interval indeks TT antara 42-46 sebanyak 469 sedangkan indeks TT pada nilai lebih besar dari 46 hanya menghasilkan 33 kejadian badai. Tabel 10 Potensial badai berdasarkan TT Haby 2006 TT = T 850 - T 500 + Td 850 - T 500 Nilai TT Kondisi Atmosfer 44 Kemungkinan tidak ada konveksi 44-50 Kemungkinan badai 51-52 Badai besar terisolasi 53-56 Badai besar meluas 56 Badai besar tersebar

2.1.13 S-Index SI

SI digunakan untuk meramalkan cakupan dan tingkat keparahan badai serta tingkat peluang terjadinya badai. Terlihat dengan semakin tingginya nilai SI maka kemungkinan badai yang terjadi akan tinggi Tabel 11. SI = TT - T 700 -Td 700 – A keterangan: A= 0; ketika T 850 -T 500 ; 25 A= 2; ketika T 850 -T 500 ; 22-25 A= 6; saat T 850 -T 500 ; 22 T = suhu pada 850 dan 500 mb Tabel 11 Potensial badai berdasarkan SI Haby 2006 Nilai SI Peluang Badai SI46 Kemungkinan badai 75 41-45 Kemungkinan badai 42 SI39 Tidak ada badai 89

2.1.14 Cap Strength

Cap Strength merupakan unsur terpenting dalam sebagian besar peristiwa badai yang parah. Indeks ini berfungsi dalam mencegah meluasnya konveksi atau biasa disebut dengan penetrasi konveksi yang merupakan suatu fenomena sangat penting di atmosfer karena dapat menghambat pengangkatan paket udara, akibatnya disepanjang Cap Strength akan sering terbentuk badai Wen 1976. Studi empiris menunjukkan apabila indeks Cap Strength lebih besar dari 2 C, maka lapisan Cap Strength dapat menghalangi badai atau menghambat adanya pengangkatan secara dinamis AWS 1990. Pada kondisi tertentu akan terjadi kenaikan suhu lingkungan menurut ketinggian dan bukan penurunan yang biasa terjadi, lapisan udara dengan keadaan ini disebut dengan kondisi sangat stabil dan dapat juga dikatakan sebagai Cap Strength Purbo et al. 1995. Oleh karena itu, gerakan vertikal dapat dicegah secara efektif oleh kondisi ini. Kondisi ini dapat menahan perpindahan uap air secara vertikal.

2.1.15 Thompson Index TI

Indeks Thompson menduga potensi tingkat keparahan badai yang dapat diduga dari selisih antara nilai indeks K yang menduga terjadinya konveksi di atmosfer dan indeks Lifted yang menduga ketidakstabilan pada lapisan 500 mb. Potensi badai dengan kategori sedang dapat diketahui dari nilai TI yang berkisar antara 25 – 34, TI yang bernilai 35 – 39 menunjukkan potensi badai mendekati badai parah dan TI 40 menunjukkan potensi badai yang parah. Nilai tiap-tiap indeks yang dihasilkan oleh RAOB akan digunakan sebagai landasan untuk mengetahui kondisi sebelum terjadinya curah hujan tinggi. Selain mengetahui nilai tiap-tiap indeks, perlu dilakukan analisis terhadap kondisi stabilitas atmosfer karena kondisi stabilitas atmosfer merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya curah hujan yang tinggi. Kejadian hujan pada umumnya berkaitan dengan terbentuknya awan yang proses pembentukannya dipengaruhi oleh stabilitas atmosfer.

2.2 Stabilitas Atmosfer