Karakteristik biofisik pesisir kecamatan Patrol, Indramayu

Kegiatan panen dilakukan dalam dua metode yakni panen total dan panen parsial. Panen total dilakukan saat size udang sudah layak panen. Panen parsial bertujuan meminimalisir efek dari kandungan oksigen terlarut yang rendah dan mengganggu pertumbuhan udang. Kondisi kekurangan oksigen diseluruh kolam akibat kondisi kolam yang padat. Panen parsial dilakukan dengan melihat data oksigen terlarut harian dan size udang, pada saat kadar oksigen terlarut tercatat sangat rendah dan size udang sudah cukup memenuhi permintaan pasar, maka keputusan panen parsial diambil. 8. Pasca Panen Proses penanganan udang sebelum sampai kekonsumen adalah sortir sesuai ukuran, pencucian beberapa kali dengan air bersih atau air es, kemudian packing dalam keranjang yang telah dilapisi serpihan es batu. Penanganan udang hasil panen harus dilakukan dengan cepat karena kualitas udang cepat menurun setelah dipanen. Keterlambatan penanganan udang mengakibatkan udang tidak dapat diterima dipasaran sebagai komoditas ekspor.

4.3 Karakteristik biofisik pesisir kecamatan Patrol, Indramayu

Kecamatan Patrol berbatasan langsung dengan Laut Jawa pada bagian utara. Garis pantai Kecamatan Patrol serta klasifikasi area berdasarkan jarak dari pantai dituangkan dalam Lampiran 6. Berdasarkan hasil survei lapangan pada bulan Oktober 2010, sebaran salinitas di pesisir Patrol berkisar antara 23 – 27 permill, dan salinitas bernilai rendah pada daerah dekat muara sungai yakni 9 permill. Tabulasi data salinitas, serta peta sebaran nilai salinitas pesisir dicantumkan dalam Lampiran 7. Daerah Patrol dialiri beberapa aliran sungai sebagai sumber air tawar yang digunakan dalam beberapa kegiatan masyarakat. Aliran sungai yang melewati daerah Patrol serta klasifikasi jarak daerah Patrol dari aliran sungai ditampilkan dalam Lampiran 8. Variasi curah hujan pada periode 2006 – 2010 adalah 1010,0 – 1836,0 mm tahun, dengan nilai curah hujan rata- rata 1364,8 mm tahun. Jumlah hari hujan yang tercatat dalam periode 2006 – 2010 berkisar 61 – 92 hari. Data curah hujan dilampirkan dalam Lampiran 9. Penggunaan lahan di wilayah Patrol masih didominasi oleh sawah, pemukiman serta tambak Lampiran 10. Jenis tanah pada lokasi penelitian berjenis aluvial sehingga cocok untuk usaha pertanian dan budidaya karena kandungan endapan mineralnya, sedangkan tekstur tanah berkisar pada clay, silty clay dan clay loam, yang mendukung kegiatan pertambakan. Pesisir utara kabupaten Indramayu khususnya daerah Patrol memiliki kelerengan yang cenderung datar yakni 0 - 3 Tim Survei Tanah Pusat Penelitian Tanah dan Agro Klimat 1990. Kondisi kualitas tanah dan kelerengan lahan di kecamatan Patrol digambarkan dalam Lampiran 11. Wilayah Patrol memiliki aksesibilitas yang baik, terutama dengan adanya jalur Pantura. Keberadaan jalur Pantura serta jalan pendukung lainnya akan memudahkan suatu usaha tambak dalam menjangkau pasar, konsumen atau penyedia kebutuhan operasional budidaya. Aksesibilitas di kecamatan Patrol dicantumkan dalam Lampiran 12. Tipe pasang surut pada lokasi penelitian adalah pasang surut campuran condong harian ganda, hal ini diketahui berdasarkan data Dishidros AL untuk stasiun pasang surut di Cirebon pada bulan Nopember 2010 dengan nilai tunggang pasang surut sebesar 0,846 m Lampiran 13. Hasil survei lapang oleh Siahaan 2010 pun mengungkapkan hal yang senada, dimana nilai tunggang pasut yang diperoleh adalah 0,75 m. Mengacu pada Afrianto dan Liviawaty 1991, tunggang pasang surut pada daerah Patrol kurang dari 1 meter, sehingga untuk menjadikan daerah tersebut sebagai lahan tambak, maka pengisian dan pengeringan tambak harus dilakukan dengan memanfaatkan pompa.

4.4 Kesesuaian lahan budidaya tambak di kecamatan Patrol