Evaluasi kesesuaian lahan tambak PT. Indonusa Yudha Perwita

4.5 Evaluasi kesesuaian lahan tambak PT. Indonusa Yudha Perwita

Berdasarkan hasil overlay layout tata letak tambak PT. Indonusa Yudha Perwita PT. IYP Gambar 10 terhadap hasil kesesuaian lahan untuk tambak di kecamatan Patrol Gambar 19, diperoleh informasi kesesuaian lahan untuk tambak PT. IYP secara biofisik, seperti dicantumkan dalam Gambar 20. Melalui Gambar 20, diketahui bahwa lokasi tambak PT. IYP terletak dalam kelas sangat sesuai dan cukup sesuai. Tambak PT. IYP dengan luasan 22,8541 ha terbagi dalam dua kelas dengan luas masing- masing kelas kesesuaian tercantum dalam dalam Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa luasan lahan tambak yang berada dalam kelas sangat sesuai yakni 11,7154 ha 51,2620, lebih besar dari kelas cukup sesuai yang memiliki luasan 11,1386 ha 48,7380. Tabel 8. Luas kelas kesesuaian lahan tambak PT. IYP Kelas Luasan ha Persentase Sangat sesuai 11,7154 51,2620 Cukup sesuai 11,1386 48,7380 Total 22,8541 100 Hal yang menyebabkan perbedaan kelas kesesuaian lahan untuk tambak PT. IYP dapat diketahui melalui perbedaan faktor dari setiap kriteria penyusun kesesuaian lahan tambak. Setiap faktor kriteria yang menyusun kelas sangat sesuai dan cukup sesuai untuk lokasi tambak PT. IYP tertuang dalam Tabel 9. Tabel 9. Faktor penyusun kesesuaian lahan tambak PT. IYP No Kriteria Kelas Sangat Sesuai Kelas Sesuai 1 Landuse Sawah Sawah 2 Jenis Tanah Aluvial kelabu tua Aluvial kelabu tua 3 Jarak dari pantai 200 m  200 m 4 Jarak dari sungai  3000 m  3000 m 5 Aksesibilitas  1000 m  1000 m 6 Tekstur tanah Clay Clay 7 Kelerengan 0 - 2 0 - 2 8 Curah hujan 1364,8 mm 1364,8 mm 9 Salinitas 20- 30 ‰ 20- 30 ‰ Gambar 20. Kesesuaian lokasi tambak PT. Indonusa Yudha Perwita berdasarkan faktor biofisik Tabel 9 memberikan informasi bahwa sembilan kriteria yang digunakan mendukung penyusunan kesesuaian lahan untuk tambak PT. IYP sehingga diperoleh kelas sangat sesuai dan cukup sesuai. Dari kesembilan kriteria yang digunakan delapan kriteria diantaranya bersifat homogen, sehingga terdapat satu kriteria yang menjadi penentu variasi kelas kesesuaian yang dimiliki oleh lahan tambak PT. IYP, yakni kriteria jarak dari pantai. Kelas sangat sesuai berada pada lahan yang berjarak 200 m dari garis pantai, sedangkan kelas cukup sesuai dimiliki oleh lahan tambak PT. IYP yang berjarak  200 m dari garis pantai. Penerapan faktor pembatas berupa kawasan sempadan pantai dan sungai untuk perlindungan kawasan pesisir terhadap hasil analisis kesesuaian lahan secara biofisik memberikan hasil seperti terlampirkan dalam Lampiran 14. Pemberlakuan peraturan pemerintah dalam Keppres 32 1990, diikuti oleh Surat Edaran Departemen Kehutanan No. 507 IV-BPPH 1990 tentang lebar jalur hijau 200 m di sepanjang pantai dan 50 m di sempadan sungai, menjadikan seluruh area sempadan pantai dan sungai dilarang untuk kegiatan pertambakkan karena berbenturan dengan kepentingan konservasi lingkungan pesisir. Penerapan faktor pembatas terhadap hasil kesesuaian lahan tambak secara biofisik di kecamatan Patrol Gambar 19 mengungkapkan hasil bahwa sebagian lahan tambak PT. IYP seharusnya tidak digunakan sebagai lahan tambak Gambar 21. Lahan PT. IYP dengan kelas cukup sesuai secara biofisik, berjarak 200 m dari garis pantai dan langsung terhubung dengan laut terbuka yakni Laut Jawa, dimana seharusnya lahan tersebut digunakan sebagai jalur hijau mangrove atau kawasan sempadan pantai. Hal tersebut untuk menghindari dampak buruk yang lebih jauh akibat abrasi. Ketiadaan jalur hijau mangrove atau kawasan sempadan pantai sejak awal kegiatan budidaya tambak PT. IYP berlangsung menjadikan kurang tepatnya Gambar 21. Kesesuaian lokasi tambak PT. Indonusa Yudha Perwita berdasarkan faktor biofisik dan peraturan perlindungan pesisir lokasi tambak PT. IYP. Hal ini ditandai oleh pengurangan lahan tambak PT. IYP karena selalu terkena dampak abrasi. Abrasi di kawasan ini telah berakibat pada hilangnya seluruh Kolam A dan terkikisnya Kolam B1, B2, B3, B4, dan B5 Lampiran 4, sehingga tidak dapat digunakan dalam proses budidaya. Pengurangan luas lahan tambak PT. IYP karena abrasi membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya operasional ekstra untuk menanggulangi permasalahan pesisir tersebut dengan membuat tanggul atau turap penahan abrasi Gambar 22. Petambak menyatakan bahwa tindakan untuk menanggulangi abrasi telah banyak dilakukan dengan membuat penahan dari bambu, beton dan batu. Penggunaan mangrove belum dilakukan, karena dibutuhkan biaya besar dan waktu lama. Pemilik tambak turut mengungkapkan bahwa meskipun lahan tambak PT. IYP memiliki ketinggian  3 meter dari permukaan laut dan tidak terkena pengaruh banjir, namun pengaruh abrasi sangat tinggi, sehingga sebelum dilakukan penanaman mangrove, tetap perlu dilakukan pembuatan turap atau bronjong atau concrete penahan, agar tanaman mangrove tidak tergerus oleh gelombang. Mangrove memiliki efek nyata dalam menstabilkan tanah untuk menahan abrasi, berperan dalam meredam energi gelombang, dan menyaring runoff dari sungai sebelum memasuki perairan pesisir, mampu menghasilkan bahan pelapukan sebagai sumber makanan plankton Boyd, 2002. Dengan demikian, relokasi lahan tambak PT. IYP yang cukup sesuai ke dalam area yang tergolong dalam kelas sangat sesuai, serta konversi lahan yang cukup sesuai selebar 200 m menjadi kawasan mangrove, diungkapkan sebagai suatu langkah yang perlu diambil oleh pihak pengelola. Hal ini bertujuan agar tambak PT. IYP dapat beroperasi tanpa adanya pembatas serius seperti ancaman abrasi, sehingga penggunaan lahan sebagai kawasan tambak secara lestari dapat tercapai. Gambar 22. Kondisi bagian depan tambak yang terkikis abrasi

4.6 Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP