Karakteristik tanah Pengembangan lokasi budidaya tambak di pesisir

Diluar kuantitas pasokan air yang cukup, kualitas air perlu diperhatikan dalam usaha tambak. Persyaratan mutu air tambak untuk budidaya udang ditampilkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Kualitas air tambak udang No Parameter Satuan Nilai Ditoleransi Optimum A. Fisika 1 Temperatur °C 23 – 33 26 – 30 2 Salinitas ‰ 10,0 – 35,0 15,0 – 20,0 B. Kimia 3 Oksigen terlarut DO mgl  3 4,0 – 8,0 4 pH 6,0 – 9,0 7,5 – 8,5 5 BOD mgl 45 10 6 NH3 amonia Ppm 0,1 7 Nitrit NO 2 Ppm 0,5 8 Alkalinitas mgl  20 80 – 120 9 Organofosfat Ppm 0,10 Sumber: Boyd 1991; Wyban dan Sweeny 1991; Effendi 2003; Amri dan Kanna 2008

2.5.2 Karakteristik tanah

Tanah yang baik untuk pertambakan adalah liat berpasir atau liat berlumpur. Tanah tambak umumnya terbentuk dari hasil endapan alluvial, sehingga kesuburannya sangat ditentukan oleh jenis dan kualitas material yang diendapkannya Afrianto dan Liviawaty 1991. Kualitas tanah tambak berperan penting dalam usaha budidaya tambak, bukan hanya karena pengaruhnya terhadap produktivitas maupun kualitas air yang berada diatasnya, namun juga karena faktor kesesuaiannya untuk konstruksi pematang dan selokan disekitar tambak Pillay dan Kutty 2005. Kemampuan tambak dalam menahan volume air didalamnya dipengaruhi oleh karakteristik tanah. Tekstur dan porositas adalah dua properti fisik yang paling penting, dimana tekstur bergantung pada proporsi konstituen tanah partikel pasir, lempung dan liat. Tanah dengan tekstur liat clay, lempung berlumpur silty clay, lempung berliat clay loam, lempung liat berlumpur silty clay loam dan liat berpasir sandy clay lebih sesuai untuk konstruksi tambak. Hal ini dikarenakan tekstur tersebut memiliki luas permukaan yang lebih besar dan dengan demikian dapat menyerap lebih banyak nutrien dan menahan kemudian melepaskan kembali untuk pembentukan bahan organik dalam tambak Pillay dan Kutty, 2005. Karakteristik tekstur tanah ditunjukkan dalam Tabel 2. Pada tambak udang intensif diperlukan dasar tambak yang kompak dan keras agar kualitas dasar tambak dapat dipertahankan selama periode pemeliharaan. Tabel 2. Hubungan antara tekstur tanah dengan kelayakannya sebagai lahan tambak Tekstur tanah Permeabilitas Kepadatan Kelayakan Liat Clay Kedap air Cukup Sangat baik Liat berpasir Sandy clay Kedap air Baik Baik Lempung Loam Semi kedap air Sedang Sedang Silty Semi kedap air Jelek - baik Jelek Peaty Kedap air Jelek Buruk Sumber: Afrianto dan Liviawaty 1991 2.5.3 Topografi Usaha budidaya tambak sebaiknya memilih lokasi yang datar dan tidak lebih tinggi dari pasang tertinggi atau lebih rendah dari surut terendah. Hal tersebut berkaitan dengan kemudahan dalam penggalian dan perataan tanah, pergantian air tambak dan pengeringan serta menghindari kesulitan dalam pengelolaan air Poernomo 1992. Pada tanah bergelombang dimungkinkan terjadinya penggalian tanah yang banyak dan menyebabkan lapisan tanah yang subur terbuang. Tanah yang datar umumnya memiliki tingkat kelerengan sekitar 0 – 3 Jamulya dan Sunarto 1996.

2.5.4 Curah hujan Daerah yang ideal untuk dijadikan lahan tambak adalah daerah dengan curah