Output data budidaya HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi umum wilayah pesisir Indramayu

d. Output data budidaya

Pembuatan output data budidaya dilakukan dengan menekan shortcut “Output”. Dua tipe output yang dapat dihasilkan sistem informasi adalah dalam bentuk grafik dan tabel. Output Tabel Langkah- langkah dalam menghasilkan output data kualitas air dan data pakan dalam bentuk Tabel adalah:  Tekan menu “Output”  Tekan tomb ol “Report Tabel” pada window “Pilih Output”  Checklist nama kolam sebagai sumber data yang akan diolah menjadi output  Tentukan batas data yang akan dihasilkan berdasarkan Tanggal atau Umur  Setelah muncul window “Report”, tekan tombol “Report”  Akan window “Report Data Kualitas Air”, “Report Data Pakan” dan “Report Data Plankton”  Output tabel dapat langsung di cetak dengan menekan ikon “Print” atau disimpan dalam bentuk lain dengan menekan ikon “Export”  Output dalam bentuk tabel untuk Data Panen, dapat dieksekusi dengan memilih menu “Panen” pada halaman utama sistem informasi, kemudian menekan tombol “Report Tabel” dalam window “Data Panen”. Output Grafik Langkah- langkah berikut adalah cara dalam menghasilkan output data kualitas air dalam bentuk Grafik:  Tekan menu “Output”  Tekan tombol “Report Grafik” pada window “Pilih Output”  Tentukan jenis output grafik : Grafik 1 Kolam atau Grafik antar kolam  Pilih kolam sumber data dengan menekan kolom “Kolam”  Pilih parameter yang ingin dihasilkan dalam grafik  Grafik 1 Kolam memiliki ketentuan pemilihan: 1 kolam dan banyak parameter  Grafik Antar Kolam memiliki ketentuan pemilihan: 1 parameter dan 6 kolam Tentukan tanggal data yang akan ditampilkan  Pilih model grafik grafik batang atau grafik garis, 2 dimensi atau 3 dimensi  Tampilkan hasil dengan menekan tombol “Tampilkan Grafik” dalam window “Grafik Kualitas Air” Output dalam bentuk grafik untuk Data Panen, Data Sampling dan Data Plankton dapat diekse kusi dengan menekan “Report Grafik” dalam masing- masing menu input data. Lampiran 16. Tabel output Sistem Informasi Pengelolaan Budidaya Tambak Udang PT. Indonusa Yudha Perwita Lampiran 16. Lanjutan Lampiran 17. Tabel hasil produksi kolam tambak PT. Indonusa Yudha Perwita Waktu Produksi Blok Kolam Nilai Produksi kgHa Nilai Produksi tonHa Maret - Juli 2005 1 C1 13272.2222 13.2722 Maret - Juli 2005 1 C2 10823.0453 10.8230 Maret - Juli 2005 1 C3 11665.0000 11.6650 Maret - Juli 2005 1 C4 13420.6349 13.4206 Maret - Juli 2005 1 D1 10087.8514 10.0879 Maret - Juli 2005 1 D2 12196.9697 12.1970 Maret - Juli 2005 1 D3 11774.5536 11.7746 Maret - Juli 2005 1 D4 12388.3929 12.3884 Mei - Oktober 2007 1 C2 20235.9396 20.2359 Mei - Oktober 2007 1 C3 17120.0000 17.1200 Mei - Oktober 2007 1 C4 17226.1905 17.2262 Mei - Oktober 2007 1 D1 18009.5382 18.0095 Mei - Oktober 2007 1 D2 20700.7576 20.7008 Mei - Oktober 2007 1 D3 18009.6726 18.0097 Mei - Oktober 2007 1 D4 18761.1607 18.7612 Juli - Nopember 2008 2 E1 17139.2157 17.1392 Juli - Nopember 2008 2 E2 22137.0370 22.1370 Juli - Nopember 2008 2 E3 19951.8519 19.9519 Juli - Nopember 2008 2 E4 20311.1111 20.3111 Juli - Nopember 2008 2 F1 17100.0000 17.1000 Juli - Nopember 2008 2 F2 18372.5000 18.3725 Juli - Nopember 2008 2 F3 17248.6486 17.2486 Juli - Nopember 2008 2 F4 19500.0000 19.5000 Juli - Nopember 2008 2 F5 15468.6275 15.4686 Juli - Nopember 2008 2 F6 16749.0196 16.7490 Maret - Juli 2009 2 E1 17478.4314 17.4784 Maret - Juli 2009 2 E2 18900.0000 18.9000 Maret - Juli 2009 2 F1 18740.0000 18.7400 Maret - Juli 2009 2 F2 19200.0000 19.2000 Maret - Juli 2009 2 F3 18355.5556 18.3556 Nopember 2004 - Maret 2005 3 E5 15978.8360 15.9788 Nopember 2004 - Maret 2005 3 E6 13472.6444 13.4726 Nopember 2004 - Maret 2005 3 E7 14399.6960 14.3997 Nopember 2004 - Maret 2005 3 E8 14422.8778 14.4229 Nopember 2004 - Maret 2005 3 E9 15539.1304 15.5391 Nopember 2004 - Maret 2005 3 F7 14263.3745 14.2634 Lampiran 17. Lanjutan Waktu Produksi Blok Kolam Nilai Produksi kgHa Nilai Produksi tonHa Nopember 2004 - Maret 2005 3 F8 14888.7164 14.8887 Nopember 2004 - Maret 2005 3 F9 13581.7805 13.5818 Nopember 2004 - Maret 2005 3 F10 13373.4015 13.3734 Nopember 2004 - Maret 2005 3 F11 15503.8363 15.5038 Nopember 2004 - Maret 2005 3 F12 16046.1538 16.0462 Nopember 2006 - Maret 2007 3 E5 16807.1429 16.8071 Nopember 2006 - Maret 2007 3 E6 17747.5000 17.7475 Nopember 2006 - Maret 2007 3 E7 18652.5000 18.6525 Nopember 2006 - Maret 2007 3 E8 17310.0000 17.3100 Nopember 2006 - Maret 2007 3 E9 22743.4783 22.7435 Nopember 2006 - Maret 2007 3 F7 16340.0000 16.3400 Nopember 2006 - Maret 2007 3 F8 18207.5000 18.2075 Nopember 2006 - Maret 2007 3 F9 18047.5000 18.0475 Nopember 2006 - Maret 2007 3 F10 19945.0000 19.9450 Nopember 2006 - Maret 2007 3 F11 17917.5000 17.9175 Nopember 2006 - Maret 2007 3 F12 21473.0769 21.4731 April - Agustus 2008 3 E5 13880.9524 13.8810 April - Agustus 2008 3 E6 12367.5000 12.3675 April - Agustus 2008 3 E7 13135.0000 13.1350 April - Agustus 2008 3 E8 15357.5000 15.3575 April - Agustus 2008 3 E9 16139.1304 16.1391 April - Agustus 2008 3 F7 16440.0000 16.4400 April - Agustus 2008 3 F8 16415.0000 16.4150 April - Agustus 2008 3 F9 17005.0000 17.0050 April - Agustus 2008 3 F10 14425.0000 14.4250 April - Agustus 2008 3 F11 16765.0000 16.7650 April - Agustus 2008 3 F12 18311.5385 18.3115 Desember 2004 - April 2005 4 B6 9134.7518 9.1348 Desember 2004 - April 2005 4 B7 10819.3077 10.8193 Desember 2004 - April 2005 4 C5 7511.1111 7.5111 Desember 2004 - April 2005 4 C6 12024.1546 12.0242 Desember 2004 - April 2005 4 C7 8014.1844 8.0142 Desember 2004 - April 2005 4 D5 8319.4444 8.3194 Desember 2004 - April 2005 4 D6 8364.0000 8.3640 Desember 2004 - April 2005 4 D7 10610.0000 10.6100 ABSTRACT ANINDA WISAKSANTI RUDIASTUTI. Land Suitability Evaluation and Shrimp Culture Information System Development of PT. Indonusa Yudha Perwita. Supervised by JONSON LUMBAN GAOL AND EDDY SUPRIYONO. Utilization of GIS excess in land suitability analysis and Shrimp Culture Information System development of PT Indonusa Yudha Perwita PT. IYP are based on the absence of land suitability information and the lack of computerized data management. The study is designed to evaluate land suitability of PT. IYP ’s ponds, to develop information system for aquaculture data management, and to analyze relation of land suitability of ponds and aquaculture operational success. The analysis of land suitability is performed by using multicriteria biophysical, and constraint factors like legislation to protect mangroves as buffer zone along coastline. Information system is built through requirement analysis stages, system design, and system development. The result of land suitability analysis is that 11.13 ha ponds area of PT. IYP located in moderately suitable class, and the rest 11.71 ha is very suitable. Due to government regulation in Keppres no. 32 1990, the moderately suitable area is designated as coastal greenbelt of mangrove. Shrimp Culture Information System of PT. IYP is able to provide efficiency, especially in time and data storage. Its capability in data processing, including, spatial comparison, temporal variation, and algebra application FCR, SR, ADG, etc., provides efficiency in evaluating shrimp culture activities. Lower yield from ponds locating on moderately suitable area than that from ponds in very suitable land is revealed as relation land suitability of PT. IYP to its production value. Keywords: GIS, Land Suitability, Shrimp Culture Information System

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Usaha budidaya udang di Indonesia diawali dengan budidaya udang windu Penaeus monodon dan udang putih Penaeus merguiensis. Introduksi udang vannamei dilakukan pertama kali pada tahun 2001. Introduksi udang vannamei dilakukan dengan maksud membangkitkan kembali usaha pertambakan udang karena budidaya udang windu masih banyak menemui kendala. Udang vannamei dipilih sebagai komoditi budidaya salah satunya adalah karena sifat Spesific Patogen Free SPF. Hasil produksi budidaya udang vannamei menurut data statistik perikanan tahun 2009 dalam Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2009 mencapai 170.969 ton dan merupakan jenis udang dengan tingkat produksi tertinggi dibandingkan dengan jenis udang lainnya. Usaha budidaya tambak tersebar hampir diseluruh daerah pesisir dengan tingkat pemanfaatan yang berbeda. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan 2005, tingkat pemanfaatan lahan di Jawa Barat untuk budidaya air payau mencapai taraf 91,11. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2009 hingga tahun 2009 tingkat pemanfaatan lahan untuk tambak di Indonesia mencapai 606.680 ha atau 57,91 dari seluruh lahan budidaya. Budidaya tambak memiliki komponen keruangan serta perbedaan karakteristik biofisik dan sosial ekonomi dari setiap lokasi. Banyak usaha budidaya tambak intensif belum memanfaatkan kelebihan sistem informasi geografis dalam melakukan pemilihan lokasi dan pengelolaan budidaya, dimana hal tersebut penting dilakukan untuk menghindari kegagalan usaha. Kebutuhan informasi spasial bagi pengambil keputusan untuk mengevaluasi karakteristik biofisik dan sosial ekonomi sebagai bagian dari perencanaan pengelolaan budidaya, dilayani dengan baik oleh Sistem Informasi Geografis Kapetsky dan Travaglia 1995. Kelebihan SIG sebagai sistem informasi berbasis keruangan pun dapat digunakan sebagai dasar dalam membangun sistem informasi pengelolaan budidaya. Sistem informasi pengelolaan budidaya tambak udang dapat memudahkan proses manajemen dan evaluasi budidaya untuk pengambilan keputusan. 1.2 Perumusan masalah Keberadaan usaha budidaya tambak PT. Indonusa Yudha Perwita PT.IYP di pesisir kecamatan Patrol, menimbulkan pertanyaan mengenai kesesuaian lahan dan proses pengelolaan data kegiatan budidaya dalam usaha tambak yang masih berproduksi. Hal tersebut didasarkan pada kondisi tambak di Pantai Utara Jawa yang sebagian besar telah mengalami kegagalan dan menyebabkan kerusakan lingkungan, khususnya di pesisir Indramayu yang terkena abrasi Bapeda Indramayu 2007. Evaluasi kesesuaian lahan terhadap tambak yang masih berproduksi berkaitan dengan pernyataan Pillay dan Kutty 2005 yakni untuk keberhasilan usaha budidaya, maka pemilihan lokasi menjadi suatu kepentingan yang mendasar. Evaluasi dilakukan untuk mengkaji pengaruh kesesuaian lokasi terhadap keberhasilan produksi yang telah dicapai. Proses evaluasi dilakukan dengan memanfaatkan kelebihan Sistem Informasi Geografis SIG. Sistem Informasi Geografis telah banyak digunakan dalam proses pemilihan lokasi budidaya tambak Salam dan Ross 2000; Nath et al. 2000; Salam et al. 2003. Fungsi SIG adalah sebagai uji dasar dalam mempelajari lingkungan dan memungkinkan manajer menguji konsekuensi dari berbagai langkah sebelum terjadi kesalahan pengambilan keputusan Kapetsky dan Travaglia 1995. Pengetahuan yang kurang memadai tentang area potensial sering menjadi hambatan pembangunan akuakultur yang rasional dan berjangka waktu panjang Aguilar-Manjarrez dan Ross 1993.