Keterangan: M
b
: Produksi daging sapi gkaphr Berikut adalah rumus produksi dalam satuan kilokalori per hari:
Keterangan: M
c
: Konsumsi aktual daging sapi atau olahannya Kalkaphr KGiz : Rata-rata energi daging sapi gemuk, kurus, dan sedang per 100 gram
berdasarkan DKBM 216 Kal Perkembangan produksi dihitung dengan menggunakan rumus laju
sebagai berikut:
Keterangan: LM
: Laju produksi daging sapi JM
: Jumlah produksi daging sapi ribu ton N1
: Tahun awal N2
: Tahun akhir
b. Impor daging sapi
Impor daging sapi didapat dari kolom 5 pada neraca bahan makanan, setelah itu dibagi dengan jumlah penduduk berdasarkan tahunnya Berikut adalah
rumus impor dalam satuan kilogram per kapita per tahun:
Keterangan : I
a
: Impor daging sapi kgkapth i
: Impor daging sapi ribu ton JPen : Jumlah penduduk
Berikut adalah rumus produksi dalam satuan gram per kapita per hari:
Keterangan: I
b
: Impor daging sapi gkaphr Berikut adalah rumus impor dalam satuan kilokalori per hari:
Keterangan: I
c
: Impor daging sapi Kalkaphr Kgiz
: Rata-rata energi daging sapi gemuk, kurus, dan sedang per 100 gram berdasarkan DKBM 216 Kal
Setelah itu dilihat perkembangannya dengan menggunakan rumus laju sebagai berikut:
Keterangan: LI
: Laju impor daging sapi JI
: Jumlah impor daging sapi ribu ton N1
: Tahun awal N2
: Tahun akhir
c. Ketersediaan daging sapi untuk dikonsumsi
Ketersediaan daging sapi untuk dikonsumsi termasuk jeroan sapi didapat dari kolom 15 pada NBM. Secara khusus, jika ketersediaan dalam satuan
kilogram per kapita per tahun dihitung tanpa memperhatikan impor absolut
maka rumus yang digunakan adalah berikut:
Keterangan: TD
a
: Ketersediaan daging sapi on trend kgkapth TDi
a
: Ketersediaan daging sapi absolut kgkapth I
a
: Impor daging sapi kgkapth Ketersediaan dalam satuan gram per kapita per hari dihitung dengan
menggunakan rumus: dan
Keterangan: TD
a
: Ketersediaan daging sapi on trend kgkapth TD
b
: Ketersediaan daging sapi on trend gkaphr TDi
a
: Ketersediaan daging sapi absolut kgkapth TDi
b
: Ketersediaan daging sapi absolut gkaphr Berikut adalah rumus ketersediaan dalam satuan kilokalori per hari:
dan
Keterangan: TD
b
: Ketersediaan daging sapi on trend gkaphr TD
c
: Ketersediaan daging sapi on trend Kalkaphr TDi
b
: Ketersediaan daging sapi absolut gkaphr TDi
c
: Ketersediaan daging sapi absolut Kalkaphr Kgiz
: Rata-rata energi daging sapi gemuk, kurus, dan sedang per 100 gram berdasarkan DKBM 216 Kal
Berikut adalah rumus ketersediaan dalam satuan ribu ton: dan
Keterangan: TD
a
: Ketersediaan daging sapi on trend kgkapth TDi
a
: Ketersediaan daging sapi absolut kgkapth TD
d
: Ketersediaan daging sapi on trend ribu ton TDi
d
: Ketersediaan daging sapi absolut ribu ton Perkembangan ketersediaan daging sapi dilihat dari laju yang dihitung
dengan rumus:
Keterangan: LT
: Laju ketersediaan daging sapi JT
: Jumlah ketersediaandaging sapi kgkapth N1
: Tahun awal N2
: Tahun akhir
Konsumsi daging sapi dan olahannya a. Konsumsi daging sapi aktual
Konsumsi daging sapi dari berbagai bentuk atau olahan dikonversi setara daging sapi termasuk jeroan dan hati. Faktor konversi didapatkan dari
penelitian sebelumnya yaitu Kajian Konsumsi Daging Sapi Nasional oleh Badan Ketahanan Pangan dan Institut Pertanian Bogor Tabel 13.
Tabel 13 Faktor konversi daging sapi dan olahannya
No bhn pangan dlm Susenas
Jenis daging Faktor Konversi
Daging sapi segar
54 Daging Sapi
1 68
Tetelan 0.2
69 Tulang
0.05
Lanjutan Tabel 13 Faktor konversi daging sapi dan olahannya
No bhn pangan dlm Susenas
Jenis daging Faktor Konversi
Daging sapi olahan industri
62 Dendeng
2 63
Abon 2
64 Daging dalam kaleng
1 65
Daging Awetan Lainnya 0.5
Daging sapi dari makanan jadi
203 Sotogulesoprawon
0.333 209
Satetongseng 0.333
204 Mie bakso
0.125 205
Daging goring 0.333
Hati sapi
1
Jeroan sapi
0.5
Sumber: BKP dan IPB, 2011
Konsumsi daging sapi atau olahannya kgkapth pada rumah tangga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: KRt
: Konsumsi aktual daging sapi atau olahannya pada rumah tangga kgkapth
R : Rata-rata konsumsi aktual kgkapminggu
J : Jumlah gram dalam satu satuan
Fk : Faktor konversi
Berikut adalah rumus total konsumsi aktual daging sapi rumah tangga: Keterangan:
KRt
1
: Konsumsi aktual daging sapi segar kgkapth KRt
2
: Konsumsi aktual daging sapi Industri kgkapth KRt
3
: Konsumsi aktual daging sapi makanan jadi kgkapth KRt
4
: Konsumsi aktual hati sapi kgkapth KRt
5
: Konsumsi aktual jeroan sapi kgkapth KRt
tot
: Konsumsi aktual daging sapi aktual total kgkapth Berikut adalah rumus konsumsi aktual dalam satuan gram per kapita per
hari:
Keterangan: KRt
b
: Konsumsi aktual daging sapi atau olahannya gkaphr
Berikut adalah rumus konsumsi aktual dalam satuan kilokalori per hari:
Keterangan: KRt
c
: Konsumsi aktual daging sapi atau olahannya dalam satuan Kalkaphr Kgiz
: Rata-rata energi daging sapi gemuk, kurus, dan sedang per 100 gram berdasarkan DKBM 216 Kal
Berikut adalah rumus konsumsi aktual dalam satuan ribu ton:
Keterangan: KRt
d
: Konsumsi aktual daging sapi atau olahannya dalam satuan ribu ton Perhitungan konsumsi daging sapi juga perlu dikonversi dalam bentuk
sapi, hal ini dilakukan untuk menggambarkan banyaknya populasi sapi yang dibutuhkan. Konversi sapi ke karkas berdasarkan Survei pemotongan ternak sapi
oleh PUSDATIN 2009 adalah sebesar 58,98 persen. Persentase ini merupakan persentase karkas ditambah dengan persentase jeroan. Konversi dari karkas ke
daging segar berdasarkan NBM adalah sebesar 74,93 persen. Rata-rata berat sapi di Indonesia adalah 405,08 kgsapi PUSDATIN 2009. Berikut adalah rumus
perhitungannya:
Keterangan: KRt
e
: Konsumsi aktual daging sapi dan olahannya ekorthn KRt
d
: Konsumsi aktual daging sapi aktual total ribu tonth c
: Rata-rata berat sapi 405,08 kg JPen : Jumlah penduduk
Perkembangan konsumsi daging sapi aktual dilihat dari laju yang dihitung dengan rumus:
Keterangan: LK
: Laju konsumsi daging sapi JK
: Jumlah konsumsi daging sapi kgkapth N1
: Tahun awal N2
: Tahun akhir
b. Konsumsi daging sapi ideal