Biawak Dumeril Varanus dumerilii

Caplak Aponomma sp. hampir ditemukan diseluruh regio biawak ekor biru. Dibandingkan dengan genus Amblyomma sp. yang terbatas pada biawak ekor biru. Oleh karena itu untuk memudahkan dalam proses identifikasi maka caplak- caplak yang sudah didapat dibuat preparat, agar tubuhnya dapat terlihat.

5.1.3 Biawak Dumeril Varanus dumerilii

Biawak dumeril yang ada di penangkaran PT. Mega Citrindo berjumlah dua ekor yang berjenis kelamin jantan dan betina. Dibandingkan dengan biawak ekor biru, jumlah caplak pada biawak dumeril lebih sedikit. Dari data hasil ditemukan caplak di kaki depan dan badan atas. Tabel 5 menunjukkan jumlah caplak yang ditemukan di biawak dumeril. Tabel 5 Infestasi dan sebaran caplak tiap regio biawak dumerili. Jenis Biawak Regio Individu 1 2 V. dumerilii Kepala - - Kaki depan - ++ Kaki belakang - - Ekor - - Punggung + - Perut - - Keterangan : - = tidak ada, + = 1-5 , ++ = 6-10 , +++ = 11 Berdasarkan dari tabel di atas, sampel yang diambil sebanyak dua ekor biawak dumeril dengan masing-masing pengambilan sebanyak satu kali. Tabel 5 menunjukkan bahwa pada biawak individu pertama caplak hanya ditemukan di punggung dengan derajat infestasi ringan, sedangkan pada biawak kedua ditemukan di bagian kaki depan dengan derajat infestasi sedang. Caplak yang ditemukan pada biawak dumeril hanya dari genus Aponomma Gambar 13b dan 13c. Pada reptil, caplak yang umumnya ditemukan adalah dari genus Aponomma dan Amblyomma. Perbedaan secara morfologi yang menjadi dasar kunci identifikasi antara Aponomma sp. dengan Amblyomma sp. adalah adanya mata. Aponomma sp. tidak memiliki mata sedangkan Amblyomma sp. memiliki mata. Aponomma sp. dan Amblyomma sp. sama-sama memiliki palpus yang panjang. Levine 1990. Menurut Levine 1990 genus Amblyomma biasanya ornata memiliki hiasan skutum, memiliki palpus panjang, terutama segmen kedua. Sedangkan genus Aponomma memiliki bentuk oval, termasuk ke dalam caplak ornata dan inornata, parasit terhadap ular-ular besar dan biawak, dan memiliki spesifikasi inang sehingga apabila ditemukan bukan pada inang definitifnya maka itu suatu kebetulan accidental Elbl dan Anastos 1966. Beberapa jenis caplak yang juga ditemukan pada reptil yaitu pada ular besar famili Boidae yaitu caplak jenis Aponomma latum dan Aponomma transversale. Pada ular beracun famili Viperidae dan Elabidae ditemukan caplak jenis Aponomma latum Tandon 1991. Menurut Tandon 1991 genus Aponomma sp. yang ditemukan pada biawak adalah jenis Aponomma exornatum dan untuk genus Amblyomma sp. menurut Theiler 1962 dalam Tandon 1991 jenis Amblyomma marmoreum baik pada stadium dewasa dan larva. Sedangkan menurut Elbl dan Anastos 1966a jenis caplak yang ditemukan pada Varanus sp. adalah Amblyomma nuttali. Aponomma exornatum, Amblyomma marmoreum dan Amblyomma nuttali penyebarannya meliputi Negara Republik Afrika Selatan dan sekitarnya Kolonin 2009 mengatakan caplak yang terdapat pada famili Varanidae di Indonesia antara lain Amblyomma robinsori, Amblyomma helvolum, Aponomma soembawensis, Aponomma trimaculatum, Aponomma fibriatum, dan Aponomma varenense. Amblyomma robinsori wilayah penyebarannya di Pulau Komodo. Amblyomma helvolum wilayah penyebarannya di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Pulau Komodo, Flores, dan Tanimbar. Aponomma soembawensis penyebarannya di Pulau Sumba, Sumbawa, Semau, Timor, dan Sabu. Aponomma trimaculatum wilayah penyebarannya di Sulawesi, Tornate, Liki, Aru, Seram, dan Pulau Simelue. Aponomma fibriatum wilayah penyebarannya di Pulau Sulawesi dan Kalimantan. Dan Aponomma varenense wilayah penyebarannya di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Aponomma sp. dan Amblyomma sp. termasuk famili Ixodidae yaitu golongan caplak keras, dan ordo Acarina. Baik genus Aponomma maupun Amblyomma termasuk ke dalam caplak berumah tiga Elbl Anastos 1966a, Kolonin 2009. Menurut Levine 1990 Amblyomma sp. memiliki inang yang sama untuk setiap stadium. Menurut Elbl dan Anastos 1996b stadium nimfa dan larva pada Aponomma sp kadang-kadang berada pada inang yang sama, bersama dengan yang dewasa. Caplak Amblyomma americanum dapat bertelur 1.000 hingga 8.000 butir. Secara umum caplak memiliki ukuran tubuh 0,3-1 cm, dan dapat bertambah besar apabila sudah menghisap darah Levine 1990. Di alam caplak memiliki variasi inang yang lebih banyak dibandingkan di dalam penangkaran, sehingga terdapat kemungkinan adanya perbedaan inang di setiap stadium. Menurut Kolonin 2009 Amblyomma javanense hampir seluruh stadiumnya ditemukan pada trenggiling, dan kadang-kadang juga ditemukan pada inang yang lain yaitu ular, biawak, dan mamalia. Infestasi caplak pada satwa memberikan dampak negatif untuk kesehatan satwa. Akibat dari infestasi ektoparasit antara lain kekurangan darah anemia, kerusakan kulit atau iritasi, alergi sehingga menyakiti diri sendiri atau self wounding dengan mencakar atau pun menggigit bagian tubuh yang terasa gatal akibat ektoparasit Wall Shearer 2001. Menurut Hoogstraal 1956a caplak Aponomma exornatum sebagai vektor penyakit demam Q Q fever yang disebabkan oleh bakteri patogen intraseluler Coxiella burnetii, A. exornatum juga transmitter bermacam-macam hemogregarines Elbl dan Anastos 1996b yakni organisme uniselular bersifat parasit pada sel darah merah, dan menyerang vertebrata berdarah dingin Merino et al 2008.

5.2 Manajemen Penangkaran