Diskriminasi karena Perbedaan Orientasi Seksual

“Minah Tetap Dipancung” yang menjelaskan bahwa Minah tidak sempat bertemu dengan anaknya karena sudah terlebih dahulu meninggal.

4.2.3 Diskriminasi karena Perbedaan Orientasi Seksual

Orientasi seksual atau kecenderungan seksual adalah pola ketertarikan seksual yang melibatkan emosional, romantisme, atau seksual terhadap sesama jenis kelamin atau berbeda jenis kelamin. Orientasi seksual dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin yang dianggap menarik oleh seseorang yaitu heteroseksual, biseksual, dan homoseksual. Perbedaan ketiga orientasi seksual akan dijelaskan secara umum dibawah ini. Heteroseksualitas yaitu ketertarikan satu individu terhadap individu lain dengan jenis kelamin berbeda, seperti antara jantan dan betina. Ini adalah orientasi seksual yang banyak terdapat di masyarakat dan dianggap normal dibandingkan dengan orientasi seksual yang lain. Secara biologi, heteroseksualitas menjamin terjadinya pelestarian suatu spesies dengan memunculkan generasi berikutnya. Biseksual adalah orang yang dapat mencapai kepuasan erotis optimal baik dengan sama jenis maupun dengan lawan jenis. Homoseksual adalah suatu kondisi ketika penderita memiliki ketertarikan erotik seksual terhadap jenis kelamin yang sama. Puisi keempat dari kumpulan puisi esai karya Denny JA berjudul “Cinta Terlarang Batman dan Robin”. Puisi ini menggambarkan tentang kisah sepasang kekasih yang berjenis kelamin sama Homoseksual. Mereka berdua sama-sama seorang pria. Rasa ketertarikan satu sama lain membuat mereka menikmati jalinan hubungan yang diciptakan oleh mereka sendiri. Homoseksual merupakan salah satu penyimpangan perkembangan psikoseksual. Sadarjoen 2005:41 mengatakan, “istilah homoseksual lebih lazim digunakan bagi pria yang menderita penyimpangan ini, sedangkan bagi wanita, keadaan yang sama lebih lazim disebut ‘lesbian’”. Anggapan homoseksual merupakan suatu penyimpangan, membuat masyarakat Universitas Sumatera Utara bersikap “negatif” terhadap pelaku homoseksual. Misalnya mencaci atau memaki pelaku. Masyarakat mendiskriminasikan pelaku baik dalam bentuk perkataan ataupun perbuatan. Di bawah ini adalah bentuk diskriminasi yang terdapat pada puisi “Cinta Terlarang Batman dan Robin”. 1. Babak kedua bait kedua 2,2: “Lampu ia nyalakan Dan dibukanya laci: Foto, puisi, tulisan, aksesoris, Semua memicu kenangan cinta terlarang” ATC, 120. Baris keempat bait 2,2 menjelaskan bahwa adanya cinta terlarang antara Amir dan Bambang. Puisi “Cinta Terlarang Batman dan Robin” menceritakan bahwa adanya hubungan percintaan antara sesama lelaki homoseksual. Amir sangat mencintai Bambang, begitu juga sebaliknya. Pada baris pertama sampai ketiga menceritakan bahwa Amir sedang mengingat saat bersama dengan Bambang. Ketika Amir membuka laci, ia melihat foto, puisi, tulisan, dan aksesoris yang memicu kenangan cinta terlarang. 2. Babak kedua bait keempat 2,4: “Akhirnya Amir pun menikah Dengan gadis pilihan ibu, Bambang mengikhlaskannya, Bambang mengorbankan cintanya” ATC, 121. Cinta terlarang seperti homoseksual merupakan hubungan yang diharamkan. Seperti yang tertulis pada babak keempat bait kedua 9,2 dan babak keempat bait kesembilan 9,4 berikut: “Sang guru langsung berkobar Itu terkutuk, neraka, laknat, Sampah yang dikucilkan masyarakat Disemprotkannya segala sumpah-serapah ATC, 124. Universitas Sumatera Utara Hubungan yang melawan kodrat, Cinta yang tak membuahkan keturunan, Perbuatan bejat Yang menjadi sasaran kutukan Tuhan 3” ATC, 128. Pada baris kedua dan ketiga bait 4,2 dikatakan bahwa cinta sesama lelaki homoseksual merupakan cinta yang terkutuk, cinta yang membawa ke neraka, dan cinta yang laknat. Orang yang menjalin cinta seperti ini merupakan sampah masyarakat dan dikucilkan. Selanjutnya, pada bait 4,9 dikatakan hubungan sesama jenis melawan kodrat karena tidak membuahkan keturunan. Homoseksual adalah perbuatan bejat yang menjadi sasaran kutukan Tuhan. Mengetahui tentang tidak baiknya hubungan percintaan antara laki-laki dengan laki- laki, Ibu Amir akhirnya memilih pasangan untuk Amir. Amir menerima untuk menikah dengan gadis pilihan Ibunya. Bambang mengikhlaskan kepergian Amir dan mengorbankan cintanya. Diskriminasi secara tidak langsung dirasakan oleh Amir dan Bambang. Cinta yang tidak dapat bersatu karena merupakan hubungan yang terlarang. 3. Babak keempat bait kedelapan 4,8: “Sejak lama disadarinya, Dalam agama apapun hubungan itu dilarang. Yang ada hanya kutukan, cemooh, serta ancaman Bagi laki-laki yang suka laki-laki” ATC, 128. Pada baris ketiga – “yang ada hanya kutukan, cemooh, serta ancaman” secara tidak langsung menunjukkan bahwa adanya diskriminasi terhadap Amir dan Bambang. Diskriminasi dilakukan karena adanya pelarangan dari agama tentang hubungan sesama jenis. 4. Babak ketujuh bait ketiga 7,3: “Demikianlah maka hubungan Antara Amir dan Sarinah semakin hambar; Sarinah merasa tak nyaman Akhirnya pergi juga meninggalkannya” ATC, 136. Universitas Sumatera Utara Bait diatas menunjukkan bahwa adanya diskriminasi secara tidak langsung yang dilakukan terhadap Amir. Amir tidak pernah merasa bahagia dengan pernikahannya. Ia tidak mencintai Sarinah. Ia berusaha untuk menjadi sosok suami yang baik bagi Sarinah, seperti yang dikatakan pada babak kelima bait pertama berikut: “Dikuatkannya niat Menerjang benteng naluri; Ia ingin mencintai wanita Dan membentuk keluarga sakinah” ATC, 129. Namun, hati Amir tidak bisa dipaksa. Ia hanya mencintai Bambang. Ia sudah berusaha melawan naluri seksnya. Seperti yang dikatakan pada babak ketujuh bait keempat berikut: “Amir berusaha menjadi laki-laki Bagi Sarinah, Tapi sia-sia: Hatinya tak bisa direkayasa” ATC, 136-137. 5. Babak ketiga belas bait pertama 13,1: “Sudah seminggu Amir tak jumpa istri Ia sudah cerita tentang diri utuh seluruh; Tak ia duga, Rini yang pengabdi kini penentang. Rini pergi meninggalkan rumah. Entah ke mana” ATC, 148. Diskriminasi secara tidak langsung telah dilakukan Rini kepada Amir. Rini pergi meninggalkan Amir setelah ia mendengar status seksualitas Amir, suaminya. Rini yang dulunya pengabdi telah berubah menjadi penentang.

4.2.4 Diskriminasi karena Perbedaan Agama