8
pupuk nitrogen saja yang diberikan. Pada daerah dengan kandungan phospat P rendah, penggunaan mikoriza dapat membantu pertumbuhan tanaman jarak.
Selain pemupukan, perawatan yang dilakukan ialah pemangkasan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah cabang yang produktif. Pemangkasan
batang dapat mulai dilakukan pada ketinggian sekitar 20 cm dari permukaan tanah. Serangan hama dan penyakit pada jarak pagar umumnya jarang terjadi
karena sistem penanaman jarak pagar dicampur dengan tanaman lain seperti gamal Glyrecidia maculta dan waru.
Jarak mulai berbunga setelah berumur 3 - 4 bulan dan pembentukan buah mulai pada umur 4 - 5 bulan. Pemanenan dilakukan jika buah telah masak
biasanya berumur 5 - 6 bulan dengan ciri kulit buah berwarna kuning dan mengering. Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tahunan yang dapat
berumur lebih dari 20 tahun jika dipelihara dengan baik. Produktivitas tanaman jarak berkisar 3.5 – 4.5 kg biji pohon tahun. Produksi akan stabil setelah
tanaman berumur lebih dari satu tahun. Tingkat populasi tanaman antara 2500 - 3300 pohon Ha. Jika rendemen minyak jarak sebesar 35 maka dari setiap hektar
luas lahan diperoleh 2.5 - 5 ton minyak Ha tahun.
B. Konsep Irigasi
Irigasi adalah pemberian air pada tanah untuk mempertahankan kelembaban tanah yang optimum untuk pertumbuhan tanaman Hansen et. al.,
1986. Pemberian air dapat dibedakan dalam empat cara yaitu : 1. Irigasi Permukaan Surface Irrigation
Sistem irigasi permukaan dapat dibedakan berdasarkan pemberian dan pembagian pada petak tanaman, yaitu diantara bedeng atau petak tanaman dan
diantara lajur – lajur tanaman Hansen et. al., 1986. 2. Irigasi Bawah Permukaan Subsurface Irrigation
Irigasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan saluran – saluran air di bawah permukaan tanah dan bermanfaat bagi daerah dengan
topigrafi datar dan lapisan tanah yang tembus air Hansen et. al., 1986.
9
3. Irigasi Curah Sprinkler Irrigation Pemberian air irigasi didistribusikan secara seragam dan efisein pada areal
pertanian dengan menyerupai curah hujan dengan aliran yang rendah tapi berperiode Benami dan Ofen, 1984. Sistem ini dapat diterapkan untuk areal
pertanian dengan berbagai iklim dan topografi bergelombang kecuali di daerah dengan suhu dan kecepatan angin yang tinggi. Komponen penyusun sistem irigasi
curah adalah sebagai berikut: a. Sumber air irigasi
Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air, sumber air yang permanent sungai, danau, dsb, sumur atau suatu system suplai regional. Idealnya
sumber air terdapat di atas hamparan, bersih tidak keruh dan tersedia sepanjang musim.
b. Sumber energi untuk pengairan Sistem irigasi dapat dioperasikan dengan menggunakan sumber energi yang
berasal dari gravitasi jauh lebih murah, pemompaan pada sumber air, atau penguatan tekanan dengan menggunakan pompa penguat tekanan booster
pump. c. Jaringan pipa
Jaringan pipa pada system irigasi curah adalah pipa lateral pipa tempat diletakkannya sprinkler, pipa manifold pipa yang menghubungkan pipa-pipa
leteral, valve line pipa tempat diletakkan katup air, mainline pipa yang dihubungkan dengan valve line dan supplay line pipa yang menyalurkan air
dari sumber air. Beberapa keuntungan irigasi curah antara lain:
i efisiensi pemakaian air cukup tinggi
ii dapat digunakan untuk lahan dengan topografi bergelombang dan kedalaman tanah solum yang dangkal, tanpa diperlukan perataan lahan land grading.
iii cocok untuk tanah berpasir di mana laju infiltrasi biasanya cukup tinggi. iv aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil kemungkinan
terjadinya erosi. v pemupukan terlarut, herbisida dan fungisida dapat dilakukan bersama-sama
dengan air irigasi.
10
vi biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil daripada irigasi permukaan.
vii dengan tidak diperlukannya saluran terbuka, maka tidak banyak lahan yang tidak dapat ditanami.
Sedangkan faktor pembatas penggunaan irigasi curah adalah: i
kecepatan dan arah angin berpengaruh terhadap pola penyebaran air ii air irigasi harus cukup bersih bebas dari pasir dan kotoran lainnya
iii investasi awal cukup tinggi iv diperlukan tenaga penggerak di mana tekanan air berkisar antara 0.5 - 10
kgcm
2
. Skema jaringan irigasi curah dapat dilihat pada Lampiran 6. Efisiensi
irigasi sprinkler dapat diukur berdasarkan keseragaman penyebaran air dari sprinkler. Efesiensi irigasi sprinkler yang tergolong tinggi adalah bila nilai
Coefficient of Uniformity CU lebih besar dari 75. Berikut adalah rumus CU menurut Christiansen 1942 dalam A. F. Pillsburry 1968 :
n X
X Xi
CU 1
100 ...................................... 1
Keterangan :
i
X = nilai masing – masing pengamatan mm,
X
= nilai rata – rata pengamatan mm, n = jumlah total pengamatan.
4. Irigasi Tetes Drip Irrigation Pemberian air dengan irigasi tetes dilakukan dengan menggunakan
beberapa nozel yang diletakkan di permukaan tanah dekat tanaman dengan tekanan yang diberikan nilainya kecil dan debit kurang dari 1.3 ltjam. Cara
pemberian air dengan sistem ini ialah dapat mengurangi kehilangan air yang berlebihan karena daerah yang dibasahi terbatas pada daerah perakaraan.
Pemberian air pada irigasi tetes dilakukan dengan menggunakan alat aplikasi yang dapat memberikan air dengan debit yang rendah dan frekuensi yang
tinggi hampir terus-menerus disekitar perakaran tanaman. Tekanan air yang masuk ke alat aplikasi sekitar 1.0 bar dan dikeluarkan dengan tekanan mendekati
11
nol untuk mendapatkan tetesan yang terus menerus dan debit yang rendah, sehingga irigasi tetes diklasifikasikan sebagai irigasi bertekanan rendah. Pada
irigasi tetes, tingkat kelembaban tanah pada tingkat yang optimum dapat dipertahankan. Sistem irigasi tetes sering didesain untuk dioperasikan secara
harian minimal 12 jam per hari. Komponen penyusun sistem irigasi tetes adalah: a. Sumber air irigasi
b. Pompa dan tenaga penggerak c. Jaringan pipa
Jaringan pipa pada sistem irigasi tetes terdiri dari emitter atau penetes komponen yang menyalurkan air dari pipa lateral ke tanah sekitar tanaman
secara kontinu dengan debit yang rendah dan tekanan mendekati tekanan atmosfer, lateral pipa dimana emitter ditempatkan dan terbuat dari pipa PVC
atau PE dengan diameter antara ½- 1 ½, pipa manifold pipa yang mendistribusikan air ke pipa-pipa lateral dan terbuat dari pipa PVC dengan
diameter 2 - 3, pipa utama komponen yang menyalurkan air dari sumber air ke pipa-pipa distribusi dalam jaringan dan terbuat dari pipa PVC atau
paduan antara semen dan asbes dan komponen pendukung lainnya yang terdiri dari katup-katup saringan, pengtur tekanan, pengatur debit dan sistem
pengontrol lainnya. Kelebihan irigasi tetes dibandingkan dengan metoda irigasi lainnya, ialah:
i Meningkatkan nilai guna air Secara umum, air yang digunakan pada irigasi tetes lebih sedikit dibandingkan
dengan metode lainnya. Penghematan air dapat terjadi karena pemberian air yang bersifat lokal dan jumlah yang sedikit sehingga akan menekan evaporasi,
aliran permukaan dan perkolasi. Transpirasi dari gulma juga diperkecil karena daerah yang dibasahi hanya terbatas disekitar tanaman.
ii Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil Fluktuasi kelembaban tanah yang tinggi dapat dihindari dengan irigasi tetes
ini dan kelembaban tanah dipertahankan pada tingkat yang optimal bagi pertumbuhan tanaman.
iii Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemberian
12
Pemberian pupuk atau bahan kimia pada metode ini dicampur dengan air irigasi, sehingga pupuk atau bahan kimia yang digunakan menjadi lebih
sedikit, frekuensi pemberian lebih tinggi dan distribusinya hanya di sekitar daerah perakaran.
iv Menekan resiko penumpukan garam Pemberian air yang terus menerus akan melarutkan dan menjauhkan garam
dari daerah perakaran. v Menekan pertumbuhan gulma
Pemerian air pada irigasi tetes hanya terbatas di daerah sekitar tanaman, sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan.
vi Menghemat tenaga kerja Sistem irigasi tetes dapat dengan mudah dioperasikan secara otomatis,
sehingga tenaga kerja yang diperlukan menjadi lebih sedikit. Penghematan tenaga kerja pada pekerjaan pemupukan, pemberantasan hama dan penyiangan
juga dapat dikurangi. Sedangkan kekurangan sistem irigasi tetes ialah :
i Memerlukan perawatan yang intensif
Penyumbatan pada penetes merupakan masalah yang sering terjadi pada irigasi tetes, karena akan mempengaruhi debit dan keseragaman pemberian
air. Untuk itu diperlukan perawatan yang intesif dari jaringan irigasi tetes agar resiko penyumbatan dapat diperkecil.
ii Penumpukan garam Bila air yang digunakan mengandung garam yang tinggi dan pada derah yang
kering, resiko penumpukan garam menjadi tinggi. iii Membatasi pertumbuhan tanaman
Pemberian air yang terbatas pada irigasi tetes menimbulkan resiko kekurangan air bila perhitungan kebutuhan air kurang cermat.
iv Keterbatasan biaya dan teknik Sistem
irigasi tetes
memerlukan investasi
yang tinggi
dalam pembangunannya. Selain itu, diperlukan teknik yang tinggi untuk merancang,
mengoperasikan dan memeliharanya.
13
Skema jaringan irigasi tetes dan contoh jaringan pipa dapat dilihat pada Lampiran 2. Efesiensi irigasi tetes yang tergolong tinggi adalah bila nilai
Emission of Uniformity EU lebih besar dari 85. Berikut adalah rumus EU menurut Keller dan Bleisner 1990 :
a
q q
v N
EU
min
27 .
1 1
100
............................................ 2
a n
q n
q q
q q
v 1
.... ..........
2 2
3 2
2 2
1
.................................. 3 Keterangan :
v = variasi debit emiter mm, q
1
, q
2
, q
3
, …q
n
= debit setiap emiter ltjam, n = jumlah emitter, q
a
= debit emitter rata –rata ltjam, q
min
= debit emitter terendah ltjam, dan N = jumlah emitter per tanaman.
C. Kandungan Lengas Tanah