51
2 helai pada perlakuan perbedaan sistem irigasi untuk jumlah pemberian air sama dengan KL. Dari ketiga perlakuan perbedaan sistem irigasi, dapat disimpulkan
bahwa jumlah daun akan bertambah sekitar 2 helai tiap minggunya. Hal ini sebabkan jumlah air yang diterima oleh tanaman baik dengan irigasi tetes dan
curah ialah sama. Hasil uji lanjut Duncan pada dengan α = 5 menunjukkan bahwa
interaksi antara penempatan bibit, sistem irigasi dan jumlah pemberian air hanya berpengaruh terhadap jumlah daun pada minggu ke-5 dan ke-6 dan minggu
lainnya tidak berpengaruh. Hal ini mungkin disebabkan kecepatan angin pada minggu ke-5 dan ke-6 yang terlalu kencang diatas 0 ms menyebabkan air yang
jatuh ke tanaman dengan irigasi curah tidak sama.
Gambar 28. Grafik pertambahan jumlah daun selama pembibitan 2 Maret – 31 Mei 2009
Persamaan tinggi tanaman untuk interaksi dari tiga faktor perlakuan di dalam greenhouse dan di luar greenhouse ialah y = 1.389x + 0. 815 dan R
2
= 0.99 dan y = 1.423x + 0.716, R
2
= 0.997. Artinya, setiap minggu jumlah daun akan bertambah sebanyak 2 helai daun untuk tanaman di dalam dan di luar greenhouse.
Dari persamaan jumlah daun, dapat disimpulkan bahwa jumlah daun yang dihasilkan pada semua perlakuan ialah 2 helai.
D. Kebutuhan Air Tanaman
Kebutuhan air tanaman adalah besarnya jumlah air yang digunakan oleh tanaman untuk berproduksi atau jumlah evaporasi dari bahan yang digunakan oleh
5 10
15 20
25
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
Ju m
la h
d a
u n
Minggu ke- dalam greenhouse
luar greenhouse
52
tanaman dan transpirasi yang terjadi pada tanaman atau dengan kata lain kebutuhan air tanaman ialah evapotranspirasi dari tanaman itu sendiri, ETc.
1. Kebutuhan air tanaman berdasarkan data iklim Kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti iklim,
tanah, teknik budidaya dan irigasi yang digunakan. Menurut Hansen 1979, faktor cuaca yang mempengaruhi laju evapotranspirasi ialah intensitas radiasi
surya, lama penyinaran, suhu udara, kelembaban relatif udara dan kecepatan angin. Hal ini bisa dibuktikan pada Tabel 10 yang menyatakan bahwa faktor –
faktor tersebut berpengaruh terhadap kebutuhan air tanaman. Selain faktor tersebut, Doorenbos dan Pruit 1977 juga menyatakan
bahwa karateristik pertumbuhan dan tahap perkembangan tanaman juga mempengaruhi evapotranspirasi, salah satunya ialah koefisien tanaman Kc.
Tabel 9. Nilai Kc dari tanaman penghasil minyak pada tiap tahap pertumbuhan
Tanaman Kc
ini
Kc
mid
Kc
end
Castorbean jarak 0.35
1.15 0.55
Canola 0.35
1-1.15 0.35
Safflower 0.35
1-1.15 0.25
Sesame 0.35
1-1.15 0.25
Sunflower 0.35
1-1.15 0.35
Sumber : Doorenbos and Pruitt 1977
Pada penelitian ini nilai Kc yang digunakan ialah 0.35 karena jarak merupakan tanaman tahunan dan umur jarak diamati pada tahap pembibitan.
Nilai ETc, jarak pagar dihitung dengan menggunakan metode Penman. Berdasarkan Tabel 10, nilai ETc pada jarak pagar baik didalam greenhouse
maupun luar greenhouse sama tiap tahap perkembangan tanamannya, sebab unsur cuaca yang mempengaruhi nilai ETo dan nilai Kc tiap tahap perrtumbuhan sama.
Pada tahap awal pertumbuhan intial, ETc jarak pagar lebih tinggi kemudian diikuti oleh tahap perkembangan dan tahap pertengahan. Namun seharusnya
semakin lama nilai ETc semakin bertambah dan akan mengalami penurunan pada tahap akhir pertumbuhan. Pada tahap pertengahan mid season, nilai ETc harus
lebih tinggi dibandingkan tahap pertumbuhan lainnya karena pada tahap ini tanaman banyak membutuhkan air untuk memperbesar diameter batang, cabang,
akar, jumlah daun, bunga, buah dan tinggi tanaman. Nilai ETc yang semakin
53
menurun pada Tabel 10 diakibatkan parameter cuaca yang tidak stabil dan bisa mengakibatkan panjang tahap pertumbuhan berbeda dengan Tabel 8.
Tabel 10. ETc pada jarak pagar dengan metode Penman
Keterangan Tahap
ETo mmhari
Kc ETc
mmhari Dalam
Initial 4.577
0.35 1.602
Greenhouse Perkembangan
3.974 1.391
Pertengahan 3.397
1.189 Luar
Initial 4.576
0.35 1.602
Greenhouse Perkembangan
3.996 1.398
Pertengahan 2.860
1.001 Dari hasil perhitungan nilai ETc dikali dengan panjang tahap pertumbuhan
tanaman maka kebutuhan air jarak pagar selama pembibitan tiga bulan ialah 127 ml didalam greenhouse dan 122 ml diluar greenhouse. KAT diluar greenhouse
lebih rendah dibandingkan didalam greenhouse karena diluar greenhouse banyak pergerakan angin sehingga bisa menurunkan suhu udara. Pada Tabel 11, nilai
KAT yang tidak terlalu jauh beda ini mengindikasikan bahwa pembibitan jarak pagar bisa dilakukan baik didalam atau diluar greenhouse.
Tabel 11. Kebutuhan air selama pembibitan per tanaman berdasarkan ETc Keterangan
Tahap ETc
mmhari Panjang tahap
pertumbuhan hari
KAT selama pembibitan
mm Total mm
Irigasi tetes dalam GH
Initial
1.602
25 40.053
127 Perkembangan
1.391
40 55.638
Pertengahan
1.189
26 30.915
Irigasi tetes luar GH
Initial
1.602
25 40.038
122 Perkembangan
1.398
40 55.938
Pertengahan
1.001
26 26.025
Irigasi curah dalam GH
Initial
1.602
25 40.053
127 Perkembangan
1.391
40 55.638
Pertengahan
1.189
26 30.915
Irigasi curah luar GH
Initial
1.602
25 40.038
122 Perkembangan
1.398
40 55.938
Pertengahan
1.001
26 26.025
54
2. Kebutuhan air tanaman berdasarkan perlakuan Kebutuhan air tanaman tiap perlakuan berbeda – beda. Nilai ini
tergantung pada jumlah air yang diberikan. Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat dalam Lampiran 38, nilai kebutuhan air tanaman tiap perlakuan ialah :
Tabel 12. Nilai KAT mmhari tiap perlakuan irigasi
Irigasi Jumlah air
KAT mmhari Tetes
Kurang dari KL 63.75 ml 1.073
Sama dengan KL 77.70 ml 1.237
Lebih dari KL 86.45 ml 1.377
Rata – rata 1.229
Curah Kurang dari KL 50.48 ml
0.803 Sama dengan KL 75 ml
1.194 Lebih dari KL 109.38 ml
1.740 Rata – rata
1.246 Dari Tabel 12, range kebutuhan air tanaman untuk irigasi tetes dan curah ialah
0.803 mmhari – 1.740 mmhari. Pada Tabel 12, KAT pada perlakuan lebih dari KL dengan irigasi curah lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi tetes. Hal ini
disebabkan jumlah air yang diberikan pada irigasi curah untuk perlakuan ini lebih banyak.
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan pada parameter tinggi tanaman disimpulkan bahwa sistem irigasi tetes lebih bagus dibandingkan irigasi curah
karena air yang diberikan langsung diarahkan ke perakaran tanaman. Pada parameter diameter batang dan jumlah daun, perbedaan sistem irigasi tidak
menunjukan perbedaan yang nyata. Hal ini disebabkan karena kedua parameter ini dikendalikan oleh faktor genetik dari jarak.
3. Kebutuhan air irigasi Kebutuhan air irigasi merupakan jumlah air minimum yang dibutuhkan
untuk mengairi seluruh tanaman. Kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan jumlah air yang diberikan ditambah dengan jumlah air yang hilang.
55
Tabel 13. Kebutuhan air irigasi ml
Keterangan Tahap
Kebutuhan air irigasi
peraplikasi ml Banyaknya
penyiriman Total
kebutuhan air irigasi
ml
Irigasi tetes dalam GH
Initial 1848.0
13 24024
Perkembangan 1793.4
19 34184
Pertengahan 1793.4
13 23314
Irigasi tetes luar GH
Initial 1848.0
13 24024
Perkembangan 1793.4
8 14347
Pertengahan 1793.4
8 14347
Irigasi curah dalam GH
Initial 1848.0
13 24024
Perkembangan 21427.2
19 367958
Pertengahan 21427.2
13 278554
Irigasi curah luar GH
Initial 1848.0
13 24024
Perkembangan 21427.2
8 171418
Pertengahan 21427.2
8 171418
Pada Tabel 13 diatas, kebutuhan air irigasi pada tahap initial awal adalah sama. Hal ini disebabkan pada tahap ini perlakuan belum dilakukan. Kebutuhan
air irigasi untuk irigasi curah pada tahap perkembangan dan pertengahan lebih tinggi dibandingkan irigasi tetes. Hal ini disebabkan pada irigasi curah
menggunakan sprinkler yang membutuhkan air yang cukup banyak agar tanaman dapat memperoleh air sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pengaruh penempatan bibit juga dapat mempengaruhi kebutuhan air irigasi. Kebutuhan air irigasi diluar greenhouse lebih kecil dibandingkan didalam
greenhouse. Hal ini disebabkan jumlah air yang diterima dari hujan bisa menghemat jumlah air irigasi.
4. Lama operasi irigasi Kebutuhan air jarak berdasarkan ETc tiap tahap pertumbuhan tidak sama
dengan kebutuhan air berdasarkan perlakuan. Oleh karena itu, supaya nilai KAT berdasarkan perlakuan sama dengan ETc maka jumlah air yang diberikan harus
disesuaikan dengan nilai ETc. Penyesuaian ini dilakukan dengan cara menambah atau mengurangi waktu operasi sistem irigasi. Pada Tabel 14, nilai KAT pada
perlakuan sama dengan KL digunakan sebagai patokan penentuan waktu operasi.
56
Tabel 14. Waktu operasi baru sistem irigasi
Keterangan Tahap
ETc mmhari KAT
mmhari t
awal
menit t
baru
menit Irigasi tetes
dalam GH Initial
1.602 1.237
21 27.2
Perkembangan 1.391
23.6 Pertengahan
1.189 20.2
Irigasi tetes luar GH
Initial 1.602
1.237 21
27.2 Perkembangan
1.398 23.8
Pertengahan 1.001
17 Irigasi curah
dalam GH Initial
1.602 1.194
3.1 4.2
Perkembangan 1.391
3.6 Pertengahan
1.189 3.1
Irigasi curah luar GH
Initial 1.602
1.194 3.1
4.2 Perkembangan
1.398 3.6
Pertengahan 1.001
2.6
Nilai ETc pada tahap initial dan perkembangan lebih tinggi dari KAT sehingga waktu operasi kedua sistem irigasi ditambah. Sedangkan pada tahap
pertengahan waktu operasi tetap yaitu 21 menit untuk irigasi curah dan 3.1 menit untuk irigasi curah.
5. Kehilangan air Kehilangan air ialah jumlah air yang tidak jatuh ke polybag. Dalam
penelitian ini jumlah air yang diterima tidak sama dengan kebutuhan air irigasi yang diperlukan pada irigasi curah. Hal ini disebabkan saat sprinkler
menyemprotkan air dalam bentuk butiran, banyak butiran air tersebut yang tidak jatuh pada tanaman namun jatuh diluar polybag. Kehilangan air pada irirgasi
curah dapat dihindari dengan menaikkan nilai CU dan merapatkan jarak antar polybag.
57
Tabel 15. Jumlah air yang hilang ml
Keterangan Tahap
Kebutuhan air irigasi ml
aplikasi Jumlah air
yang diterima
mlaplikasi Jumlah air
yang hilang
ml Irigasi tetes
dalam GH Initial
1848 1848
Perkembangan 1793.4
1793.4 Pertengahan
1793.4 1793.4
Irigasi tetes luar GH
Initial 1848
1848 Perkembangan
1793.4 1793.4
Pertengahan 1793.4
1793.4 Irigasi curah
dalam GH Initial
1848 1848
Perkembangan 21427.2
1878.93 19548
Pertengahan 21427.2
1878.93 19548
Irigasi curah luar GH
Initial 1848
1848 Perkembangan
21427.2 1878.93
19548 Pertengahan
21427.2 1878.93
19548 Kehilangan air padairigasi tetes tidak terjadi karena air yang diberikan
langsung diarahkan ke perakaran tanaman dengan debit yang rendah sehingga perkolasi juga tidak terjadi.
E. Selang Irigasi