37
sama dan lebih dari kapasitas lapang ialah 1.23 injam, 1.82 injam dan 2.65 injam.
Lama operasi irigasi Lama operasi irigasi dihitung dengan membagi volume air yang diberikan
dengan jumlah emitter per tanaman dan debit emitter. Dalam penelitian ini, debit sama dengan kapasitas lapang digunakan sebagai kontrol untuk menentukan lama
operasi irigasi tetes sehingga waktu yang dibutuhkan ialah 77 ml 75 ml 3 menit = 3.08 menit
≈ 3.1 menit. Kedalaman irigasi
Kedalaman irigasi curah dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :
d mm = lama pemberian air jam x laju infitrasi mmjam ............... 26 kedalaman irigasi untuk perlakuan kurang, sama dan lebih dari kapasitas lapang
media tanam ialah 1.608 mm, 2.389 mm dan 3.489 mm. Perhitungan laju presipitasi air dan kedalaman air irigasi berdasarkan perlakuan kurang, sama dan
lebih dari kapasitas lapang media tanam dapat dilihat dalam Lampiran 11. b. Keseragaman irigasi curah
Besarnya keseragaman irigasi curah dapat dihitung dengan memasang beberapa gelas penampung air dalam suatu grid dengan jarak tertentu. Selama
waktu operasi tertentu, jumlah air yang tertampung dalam gelas diukur volumenya, kemudian dihitung kedalaman airnya dengan cara membagi volume
air dengan luas mulut wadah. Koefisien keseragaman uniformity coefficient, CU dapat dihitung dengan
rumus nomor 1. CU yang paling baik ialah 75 - 85 dan nilai CU yang dihasilkan dalam penelitian ialah 77.12 sehingga irigasi curah yang digunakan
sudah sesuai dengan literatur yang ada.
B. Media Tanam
Media tanam yang baik untuk budidaya jarak pagar ialah media tanam yang mengandung unsur hara yang cukup, bertekstur ringan dan dapat menahan
air sehingga menciptakan kondisi yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Menurut Anny Mulyani 2008 dalam Potensi Sumberdaya Lahan untuk
38
Pengembangan Jarak Pagar di Indonesia, jarak pagar dapat tumbuh pada semua
jenis tanah, tetapi pertumbuhan yang baik dijumpai pada tanah - tanah ringan atau lahan dengan drainase dan aerasi yang baik terbaik mengandung pasir 60-90.
Media tanam yang digunakan merupakan campuran antara tanah, pupuk kandang dan pasir malang dengan perbandingan 3:1:1. Berat dari media tanam
ialah 1kg dengan volume media tanam dan udara sekitar 4.71 x 10
-3
m
3
. Kadar air pada kapasitas lapang media tanam dapat dilihat dalam Gambar
8. Pengukuran kadar air pada kapasitas lapang dapat dilakukan dengan memberikan tekanan air pada pF 2.54 atau menjenuhkan air kemudian biarkan
sampai air tidak menetes lagi sekitar 2 hari. Jumlah air yang terkandung dalam 1 kg media tanam pada kapasitas lapang ialah 368 ml. Perhitungan jumlah air
pada kapasitas lapang dapat dilihat dalam Lampiran 9.
Gambar 9. Jumlah air dalam 1 kg media tanam
C. Laju Pertumbuhan Tanaman
Menurut Doorenbos dan Pruitt 1977, tahap awal pertumbuhan ialah tahap dimana tanaman mulai ditanam sampai 10 luasan tanah tertutupi oleh
tanaman. Hasil penelitian diperoleh informasi bahwa panjang tahap awal pertumbuhan jarak pagar yang ditanam pada bulan Maret di Indonesia ialah 25
hari lihat dalamTabel 3. Pada jarak pagar, tahap awal pertumbuhannya ditunjukan dengan munculnya bakal daun kotiledon Gambar 10c yang akan
berubah menjadi daun kotiledon Gambar 10d. Daun kotiledon merupakan daun semu. Bakal daun kotiledon akan berubah menjadi daun kotiledon setelah
50 100
150 200
250 300
350 400
450
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Ju
m la
h a
ir m
l
hari ke-
39
tanaman berumur 7HST Hari Setelah Tanam. Akhir dari tahap ini ialah setelah terbentuk kurang lebih 6 – 7 helai daun atau setelah tanaman berumur 25 HST
akhir minggu keempat. Selain jumlah daun, parameter tanaman yang diamati ialah tinggi tanaman dan diameter batang. Tinggi tanaman pada akhir minggu
keempat sekitar 19.77 cm dan diameter batang sekitar 0.81 cm. Tahap perkembangan ialah tahap dimana dari 10 luasan tanah tertutupi
oleh tanaman menjadi tertutupi semua tanah oleh tanaman. Penutupan tanah oleh tanaman ditandai dengan munculnya bunga tetapi untuk jarak pagar, penutupan
tanah oleh tanaman ditandai dengan banyaknya jumlah daun yang dihasilkan Gambar 10f -10g. Panjang tahap perkembangan untuk jarak pagar dimulai dari
tanaman berumur 26 HST sampai 65 HST minggu kesembilan. Jumlah daun, tinggi tanaman dan diameter batang yang dihasilkan pada minggu keenam ialah
13 – 14 helai daun, 24.25 cm dan 1.195 cm. Tahap pertengahan mid season dimulai dari semua tanah tertutupi oleh
tanaman sampai awal pemasakan. Awal pemasakan ditandai dengan dimulainya penuaan, daun kuning terus lepas dari tanaman atau warna buah menjadi
kecoklatan. Tahap ini merupakan tahap terlama dari tahap lainnya. Tahap ini dimulai dari 66 HST sampai 130 HST akhir minggu ke-19. Namun penelitian ini
hanya berjalan sampai tanaman berumur tiga bulan 13 minggu. Oleh karena itu, jumlah daun, tinggi tanaman dan diameter batang yang dihasilkan pada minggu
ke-13 ialah 18 – 19 helai daun, 27.065 cm dan 1.54 cm. Data laju pertumbuhan jarak pagar mulai dari minggu pertama sampai minggu ke-13 dapat dilihat dalam
Lampiran 13 sampai Lampiran 24.
40 10a 10b 10c 10d
10h 10g 10f 10e
Gambar 10. Laju pertumbuhan jarak pagar
Dalam penelitian ini dilakukan tiga perlakuan yaitu perlakuan penempatan bibit dalam dan luar greenhouse, perlakuan sistem irigasi irigasi tetes dan
curah dan perlakuan jumlah pemberian air kurang, sama dan lebih dari kapasitas lapang media tanam. Berikut adalah hasil pengamatan laju pertumbuhan tanaman
pada parameter : 1. Tinggi tanaman
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan dengan α = 5 menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan jumlah pemberian air sama, kurang dan lebih dari KL pada
sistem irigasi tetes atau curah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Perlakuan mulai berpengaruh nyata pada minggu keenam. Bibit yang mendapat
perlakuan jumlah air lebih dari KL paling tinggi diikuti perlakuan sama dengan KL kemudian perlakuan kurang dari KL. Hal ini disebabkan parameter tinggi
tanaman lebih sensitif terhadap jumlah air yang diterima. Semakin banyak air yang diterima sampai batas tertentu maka semakin tinggi pula tanaman.
41
Gambar 11. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman selama pembibitan irigasi tetes
Persamaan tinggi tanaman untuk perlakuan kurang, sama dan lebih dari KL pada sistem irigasi tetes ialah y = 6.031lnx + 10.57, R
2
= 0.986 ; y = 6.5781lnx + 10.15, R
2
= 0.983; y = 7.0561lnx + 10.80 , R
2
= 0.989. Artinya setiap minggu tanaman akan bertambah tinggi sekitar 0.45 cm untuk perlakuan
kurang dari KL, 0.49 cm untuk sama dengan KL dan 0.52 cm untuk lebih dari KL.
Gambar 12. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman selama pembibitan irigasi curah
Persamaan tinggi tanaman untuk perlakuan kurang, sama dan lebih dari KL pada sistem irigasi curah ialah y = 5.946lnx + 9.838, R
2
= 0.989 ; y = 6.283lnx + 10.90, R
2
= 0.982; y = 7.061lnx + 10.2 , R
2
= 0.993. Artinya setiap minggu tanaman akan bertambah tinggi sekitar 0.44 cm untuk perlakuan kurang
dari KL, 0.47 cm untuk sama dengan KL dan 0.52 cm untuk lebih dari KL.
5 10
15 20
25 30
35
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
T in
g g
i ta
n a
m a
n cm
Minggu ke- Kurang dari KL
Sama dengan KL Lebih dari KL
5 10
15 20
25 30
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
T in
g g
i ta
n a
m a
n cm
Minggu ke- Kurang dari KL
Sama dengan KL Lebih dari KL
42
Hasil uji lanjut Duncan dengan α = 5 untuk perlakuan perbedaan sistem irigasi menyatakan terjadi perbedaan yang nyata pada parameter tinggi tanaman
antar sistem irigasi pada jumlah pemberian air kurang dan lebih dari KL pada minggu keenam dan tidak berbeda pada perlakuan sama dengan KL. Dimana
tanaman yang mendapat sistem irigasi tetes lebih tinggi dibandingkan tanaman yang mendapat irigasi curah. Hal ini disebabkan jumlah air yang diberikan dengan
irigasi tetes lebih merata dibandingkan irigasi curah sehingga air bisa dimanfaatkan dengan optimal. Selain itu air yang diberikan dengan irigasi tetes
berlangsung lama dan menuju perakaran tanaman sehingga perkolasi sangat kecil.
Gambar 13. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman selama pembibitan kurang dari KL
Persamaan tinggi tanaman untuk perlakuan perbedaan sistem irigasi tetes dan curah pada kurang dari KL ialah y = 6.031lnx + 10.57, R
2
= 0.986 dan y = 5.9461nx + 9.838, R
2
= 0.989 Artinya setiap minggu tanaman akan bertambah tinggi sekitar 0.45 cm untuk sistem irigasi tetes dan 0.44 cm untuk irigasi curah.
Gambar 14. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman selama pembibitan lebih dari KL 5
10 15
20 25
30
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 T
in g
g i
ta n
a m
a n
cm
Minggu ke- Irigasi Tetes
Irigasi Curah
5 10
15 20
25 30
35
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 T
in g
g i
ta n
a m
a n
cm
Minggu ke- Irigasi Tetes
Irigasi Curah
43
Persamaan tinggi tanaman untuk perlakuan perbedaan sistem irigasi tetes dan curah pada lebih dari KL ialah y = 7.0561lnx + 10.80, R
2
= 0.989 dan y = 7.061nx + 10.23, R
2
= 0.993. Artinya setiap minggu tanaman akan bertambah tinggi sekitar 0.52 cm untuk sistem irigasi tetes maupun irigasi curah.
Gambar 15. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman selama pembibitan sama dengan KL
Persamaan tinggi tanaman untuk perlakuan perbedaan sistem irigasi tetes dan curah pada sama dengan KL ialah y = 6.602lnx + 10.13, R
2
= 0.983 dan y = 6.2591nx + 10.03, R
2
= 0.90. Artinya setiap minggu tanaman akan bertambah tinggi sekitar 0.49 cm untuk sistem irigasi tetes dan 0.46 cm untuk irigasi curah.
Pada gambar 14 dan 15 di minggu ke 9 sampai 12 terlihat bahwa tinggi tanaman hampir sama antar irigasi. Hal ini diakibatkan pada minggu tersebut merupakan
tahap pertengahan mid season sehingga diduga perbedaan sistem irigasi tidak mempengaruhi tinggi tanaman.
Hasil uji lanjut Duncan dengan α = 5 menunjukkan bahwa interaksi antara penempatan bibit, sistem irigasi dan jumlah pemberian air tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini disebabkan karena parameter cuaca di dalam dan di luar greenhouse sama. Persamaan tinggi tanaman didalam
greenhouse ialah y = 6.375lnx + 10.77 dan R
2
= 0.987 sedangkan tanaman di luar greenhouse ialah y = 6.609lnx + 10.06 dan R
2
= 0.991. Artinya setiap minggu tanaman akan bertambah tinggi sekitar 0.48 cm. Hasil sidik ragam dan uji
lanjut Duncan untuk parameter tinggi tanaman dapat dilihat dalam Lampiran 27 dan 28.
5 10
15 20
25 30
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
T in
g g
i ta
n a
m a
n cm
Minggu ke- Irigasi Tetes
Irigasi Curah
44
Gambar 16. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman selama pembibitan 2 Maret – 31 Mei 2009
2. Diameter batang Parameter pertumbuhan tanaman kedua yang diamati ialah diameter
batang. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan pada α = 5 menunjukkan bahwa
perlakuan perbedaan jumlah pemberian air sama, kurang dan lebih dari KL pada sistem irigasi tetes mulai berpengaruh nyata dari minggu ke-12 sedangkan untuk
sistem irigasi curah perlakuan ini tidak berpengaruh nyata. Namun pada gambar 17 dan 18 terdapat perbedaan diameter batang antar perbedaan jumlah air yang
diberikan.
Gambar 17. Grafik pertambahan diameter batang selama pembibitan irigasi tetes
Seperti yang terlihat pada Gambar 15, diameter batang tanaman yang mendapat jumlah air lebih dari KL lebih besar dibandingkan tanaman yang
mendapat jumlah air kurang dan sama dengan KL. Persamaan diameter batang
5 10
15 20
25 30
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
T in
g g
i T
a n
a m
a n
cm
Minggu ke- dalam greenhouse
luar greenhouse
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
D ia
m e
te r
B a
ta n
g cm
Minggu ke- Kurang dari KL
Sama dengan KL Lebih dari KL
45
untuk perlakuan kurang, sama dan lebih dari KL pada sistem irigasi tetes ialah y = 0.089x + 0.385, R
2
= 0.982; y = 0.092x + 0.387, R
2
= 0.986 dan y = 0.101x + 0.371, R
2
= 0.982. Artinya, setiap minggu diameter batang akan bertambah 0.089 cm untuk perlakuan kurang dari KL, 0.092 cm untuk perlakuan sama
dengan KL dan 0.101cm untuk perlakuan lebih dari KL. Perbedaan yang kecil ini diakibatkan diameter batang merupakan sifat genetik dari tanaman sehingga
perbedaan jumlah air yang diberikan tidak terlalu mempengaruhi tanaman.
Gambar 18. Grafik pertambahan diameter batang selama pembibitan irigasi curah
Persamaan diameter batang untuk perlakuan kurang, sama dan lebih dari KL pada irigasi curah ialah y = 0.092x + 0.359, R
2
= 0.983; y = 0.092x + 0.383, R
2
= 0.971 dan y = 0.099x + 0.360, R
2
= 0.987. Artinya, tiap minggu diameter batang yang mendapat perlakuan kurang, sama dan lebih dari KL untuk irigasi
curah ialah 0.092 cm, 0.092 cm dan 0.099 cm. Berbeda dengan irigasi tetes, diameter batang pada irigasi curah dari minggu ke 1 – 9 adalah sama dan untuk
jumlah air lebih dari KL diameter batangnya berbeda. Namun perbedaan ini tidak terlalu besar karena diameter batang merupakan sifat genetik dari jarak. Menurut
Heri Istiana dan Impron Sadikin 2008, diameter batang tidak terlalu sensitif terhadap perbedaan jumlah air karena diameter batang dipengaruhi oleh faktor
genetik dari tanaman jarak sendiri. Hasil uji lanjut Duncan dengan α = 5 untuk perlakuan perbedaan sistem
irigasi pada parameter diameter batang menyatakan bahwa tidak terjadi perbedaan yang nyata antar sistem irigasi tetes dan curah. Hal ini bisa dilihat dalam
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 D
ia m
e te
r B
a ta
n g
cm
Minggu ke- Kurang dari KL
Sama dengan KL Lebih dari KL
46
Lampiran 29 dan 30. Hal ini disebabkan bahwa diameter batang merupakan sifat genetik dari jarak. Sehingga penyiraman dengan irigasi tetes atau curah tidak
mempengaruhi diameter batang.
Gambar 19. Grafik pertambahan diameter batang selama pembibitan kurang dari KL
Persamaan diameter batang untuk perlakuan perbedaan sistem irigasi tetes dan curah pada jumlah air kurang dari KL ialah y = 0.09x + 0.379 , R
2
= 0.980 dan y = 0.093x + 0.359, R
2
= 0.983. Artinya, setiap minggu diameter batang akan bertambah 0.09 cm untuk perlakuan kurang dari KL pada irigasi tetes dan 0.093
cm untuk perlakuan lebih dari KL pada irigasi curah.
Gambar 20. Grafik pertambahan diameter batang selama pembibitan sama dengan KL
Persamaan diameter batang untuk perlakuan perbedaan sistem irigasi tetes dan curah pada jumlah air sama dengan KL ialah y = 0.092x + 0.387, R
2
= 0.986 dan y = 0.092x + 0.383, R
2
= 0.971. Artinya, setiap minggu diameter batang akan
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 D
ia m
e te
r B
a ta
n g
cm
Minggu ke- Irigasi Tetes
Irigasi Curah
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
D ia
m e
te r
B a
ta n
g cm
Minggu ke- Irigasi Tetes
Irigasi Curah
47
bertambah 0.092 cm untuk perlakuan jumlah air sama dengan KL pada irigasi tetes dan curah.
Gambar 21. Grafik pertambahan diameter batang selama pembibitan lebih dari KL
Persamaan diameter batang untuk perlakuan perbedaan sistem irigasi tetes dan curah pada jumlah air lebih dari KL ialah y = 0.101x + 0.368, R
2
= 0.981 dan y = 0.100x + 0.350 , R
2
=0.984. Artinya, setiap minggu diameter batang akan bertambah 0.101 cm untuk perlakuan jumlah air lebih dari KL pada irigasi tetes
dan 0.100 cm pada irigasi curah. Hasil uji lanjut Duncan pada dengan α = 5 menunjukkan bahwa interaksi
antara penempatan bibit, sistem irigasi dan jumlah pemberian air tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang. Hal ini disebabkan parameter cuaca
di dalam dan di luar greenhouse adalah sama dan diameter batang tidak dipengaruhi oleh jumlah air.
Gambar 22. Grafik pertambahan diameter batang selama pembibitan 2 Maret – 31 Mei 2009 0,2
0,4 0,6
0,8 1
1,2 1,4
1,6 1,8
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
D ia
m e
te r
B a
ta n
g cm
Minggu ke- Irigasi Tetes
Irigasi Curah
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
D ia
m e
te r
B a
ta n
g cm
Minggu ke- Dalam greenhouse
Luar greenhouse
48
Persamaan tinggi tanaman untuk interaksi dari tiga faktor perlakuan di dalam greenhouse dan di luar greenhouse ialah y = 0.092x + 0.398 dan R
2
= 0.979 dan y = 0.096x + 0.350, R
2
= 0.986. Artinya, setiap minggu tanaman diameter batang akan bertambah 0.092 cm untuk tanaman di dalam greenhouse dan 0.096
cm untuk tanaman di luar greenhouse. 3. Jumlah daun
Parameter pertumbuhan tanaman ketiga yang diamati ialah jumlah daun. Berdasarkan
hasil uji lanjut Duncan pada α = 5 menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan jumlah pemberian air sama, kurang dan lebih dari KL pada sistem
irigasi tetes mulai berpengaruh nyata terhadap jumlah daun mulai minggu ke-4. Hal ini disebabkan air merupakan bahan pembentuk makanan bagi tanaman
sehingga semakin banyak air yang diterima maka tanaman akan membentuk daun untuk proses fotosintesis.
Gambar 23. Grafik pertambahan jumlah daun selama pembibitan irigasi tetes
Seperti yang terlihat dalam Gambar 23 diatas, kurva jumlah daun yang mendapat jumlah air kurang dan sama dengan KL ialah sama sedangkan kurva
jumlah daun yang mendapat perlakuan lebih dari KL lebih tinggi dibanding yang lain. Persamaan jumlah daun untuk perlakuan pemberian air kurang, sama dan
lebih dari KL pada irigasi tetes ialah y = 1.362x + 0.723 , R
2
= 0.994; y = 1.359x + 0.826, R
2
= 0.996 dan y = 1.444x + 0.83, R
2
= 0.996. Artinya, setiap minggu jumlah daun akan bertambah sekitar 2 helai pada perlakuan kurang, sama dan
lebih dengan sistem irigasi tetes.
5 10
15 20
25
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
Ju m
la h
D a
u n
Minggu ke- Kurang dari KL
Sama dengan KL Lebih dari KL
49
Gambar 24. Grafik pertambahan jumlah daun selama pembibitan irigasi curah
Hasil uji lanjut Duncan dengan α = 5 pada perlakuan perbedaan jumah pemberian air pada irigasi curah menunjukkan perbedaan hanya di minggu ke-5
dan ke-6 dan minggu selanjutnya jumlah daun tidak berbeda. Hal ini mungkin disebabkan pada minggu ke-5 dan minggu ke-6 angin yang terlalu kencang
menyebabkan air yang diberikan dengan irigasi curah tidak jatuh sesuai dengan perlakuan. Persamaan jumlah daun untuk perlakuan kurang, sama dan lebih dari
KL pada sistem irigasi curah ialah y = 1.362x + 0.769, R
2
= 0.997; y = 1.404x + 0.826, R
2
= 0.994 dan y = 1.492x + 0.615, R
2
= 0.995. Artinya, setiap minggu jumlah daun akan bertambah 2 helai pada perlakuan perbedaan jumlah air dengan
irigasi curah. Hasil uji lanjut Duncan dengan α = 5 untuk perlakuan perbedaan sistem
irigasi pada parameter jumlah daun menyatakan bahwa tidak terjadi perbedaan yang nyata antar sistem irigasi tetes dan curah. Hal ini bisa dilihat dalam
Lampiran 30 dan 31.
Gambar 25. Grafik pertambahan jumlah daun selama pembibitan kurang dar KL 5
10 15
20 25
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
Ju m
la h
D a
u n
Minggu ke- Kurang dari KL
Sama dengan KL Lebih dari KL
5 10
15 20
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
Ju m
la h
D a
u n
Minggu ke- Irigasi Tetes
Irigasi Curah
50
Persamaan jumlah daun untuk perebedaan sistem irigasi tetes dan curah pada jumlah air kurang dari KL ialah y = 1.362x + 0.723, R
2
= 0.994 dan y = 1.362x + 0.769, R
2
= 0.997. Artinya, setiap minggu jumlah daun akan bertambah 2 helai pada perlakuan perbedaan sistem irigasi untuk jumlah pemberian air
kurang dari KL.
Gambar 26. Grafik pertambahan jumlah daun selama pembibitan sama dengan KL
Persamaan jumlah daun untuk perbedaan sistem irigasi tetes dan curah pada jumlah air sama dengan KL ialah y = 1.359x + 0.826, R
2
= 0.996 dan y = 1.404x + 0.826, R
2
= 0.994. Artinya, setiap minggu jumlah daun akan bertambah 2 helai pada perlakuan perbedaan sistem irigasi untuk jumlah pemberian air sama
dengan KL.
Gambar 27. Grafik pertambahan jumlah daun selama pembibitan lebih dari KL
Persamaan jumlah daun untuk perbedaan sistem irigasi tetes dan curah pada jumlah air lebih dari KL ialah y = 1.455x + 0.834, R
2
= 0.996 dan y = 1.492x + 0.615, R
2
= 0.995. Artinya, setiap minggu jumlah daun akan bertambah
5 10
15 20
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 Ju
m la
h D
a u
n
Minggu ke- Irigasi Tetes
Irigasi Curah
5 10
15 20
25
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
Ju m
la h
D a
u n
Minggu ke- Irigasi Tetes
Irigasi Curah
51
2 helai pada perlakuan perbedaan sistem irigasi untuk jumlah pemberian air sama dengan KL. Dari ketiga perlakuan perbedaan sistem irigasi, dapat disimpulkan
bahwa jumlah daun akan bertambah sekitar 2 helai tiap minggunya. Hal ini sebabkan jumlah air yang diterima oleh tanaman baik dengan irigasi tetes dan
curah ialah sama. Hasil uji lanjut Duncan pada dengan α = 5 menunjukkan bahwa
interaksi antara penempatan bibit, sistem irigasi dan jumlah pemberian air hanya berpengaruh terhadap jumlah daun pada minggu ke-5 dan ke-6 dan minggu
lainnya tidak berpengaruh. Hal ini mungkin disebabkan kecepatan angin pada minggu ke-5 dan ke-6 yang terlalu kencang diatas 0 ms menyebabkan air yang
jatuh ke tanaman dengan irigasi curah tidak sama.
Gambar 28. Grafik pertambahan jumlah daun selama pembibitan 2 Maret – 31 Mei 2009
Persamaan tinggi tanaman untuk interaksi dari tiga faktor perlakuan di dalam greenhouse dan di luar greenhouse ialah y = 1.389x + 0. 815 dan R
2
= 0.99 dan y = 1.423x + 0.716, R
2
= 0.997. Artinya, setiap minggu jumlah daun akan bertambah sebanyak 2 helai daun untuk tanaman di dalam dan di luar greenhouse.
Dari persamaan jumlah daun, dapat disimpulkan bahwa jumlah daun yang dihasilkan pada semua perlakuan ialah 2 helai.
D. Kebutuhan Air Tanaman