Masa adaptasi kelinci Dosis kolesterol dan bubuk Cu-turunan klorofil

Ransum standar diberikan kepada semua kelinci, baik selama masa adaptasi maupun perlakuan. Ransum kelinci berupa pelet dibuat perbulan, baik ransum basal maupun ransum perlakuan. Ransum disimpan dalam inkubator 40 o C. Untuk meningkatkan kadar kolesterol darah kelinci, maka ransum standar ditambahkan bubuk kolesterol pada ransum kelinci perlakuan. Ransum juga ditambahkan bubuk klorofilturunan klorofil sesuai jenis perlakuannya. Secara terperinci dijelaskan sebagai berikut: P0 = Ransum basal Rb kontrol negatif P1 = Rb + 0,1 bb kolesterol kontrol positif P2 = Rb +0,1 bb kolesterol + 16,7 mgkg BB hari bubuk ekstrak klorofil alami P3 = Rb + 0,1 bb kolesterol + 16,7 mgkg BBhari bubuk Cu-turunan klorofil P4 = Rb + 0,1 bb kolesterol + 50,1 mgkg BBhari bubuk Cu-turunan klorofil P5 = Rb + 0,1 bb kolesterol + 16,7 mgkg BBhari bubuk klorofil komersial Tabel 6 Kandungan gizi dan energi ransum basal kelinci per100 gram bahan Alsuhendra 2004 No Zat gizi, dan energi Jumlah 1 Air g 9,9 2 Abu g 6,6 3 Lemak gr 7,7 4 Protein gr 17,65 5 Serat kasar gr 10,43 6 Karbohidrat gr 58,15 7 Energi kal 372,5

b.Masa adaptasi kelinci

Sebelum diberikan perlakuan, kelinci diadaptasikan terlebih dahulu selama 2 minggu, agar kelinci dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, seperti kandang, udara, dan penerangan. Jumlah kelinci yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 18 ekor untuk 6 perlakuan setiap perlakuan terdiri atas 3 ekor kelinci. Kandang diletakkan di atas rak, dan setiap satu kandang ditempatkan 1 ekor kelinci. Pada masa adaptasi ini kelinci diberi ransum standar. Sebanyak 100 gram ransum diberikan setiap hari untuk setiap kelinci, rata-rata kelinci mengonsumsi ransum sebanyak 100 gramekorhari Alsuhendra 2004.

c. Dosis kolesterol dan bubuk Cu-turunan klorofil

Kolesterol diberikan sebanyak 0,1 Meijer et al. 1991, Alsuhendra 2004. Hal ini berarti bahwa dalam 100 gram ransum perlakuan kelinci terkandung 0,1 gram kolesterol. Dosis Cu-turunan klorofil ditentukan berdasarkan konsumsi klorofil yang direkomendasikan untuk manusia. Konsentrasi Cu-turunan klorofil yang diberikan sebesar 16,7 mgkgBB kelincihari, setelah terlebih dahulu dikonversikan dari jumlah kebutuhan manusia dengan mempertimbangkan bobot badan dan luas permukaan tubuh manusia dan kelinci Page dan Barnes dalam Laurance Bacharach, 1964, Alsuhendra 2004. Prosedur perhitungan dosis Cu-turunan klorofil dan kesetaraan antara jumlah daun yang akan dikonsumsi dengan kadar klorofil yang terdapat dalam bubuk Cu-turunan klorofil dengan disajikan pada Lampiran 9. 2.Tahap Masa Perlakuan Kelinci dikelompokkan berdasarkan kadar kolesterol total serum. Masa perlakuan kelinci berlangsung selama 2 bulan. Ransum perlakuan premix, diberikan dalam jumlah kecil yaitu sebanyak 30 gram. Setelah ransum tersebut dipastikan habis dikonsumsi, diberikan lagi ransum basal hingga maksimal 100 gram. Pemberian jenis ransum adalah bervariasi, tergantung jenis perlakuannya P0 sampai P5. P1 sampai P5, ransumnya masing-masing mengandung kolesterol sebesar 0,1 bb. Khusus P1, ransumnya mengandung kolesterol 0,1 bb, dan tidak mengandung klorofilturunannya. Untuk kelinci P2, ransumnya mengandung kolesterol 0,1 bb dan bubuk klorofil alami sebanyak 16,7 mgkg BB. Kelompok P3, P4, dan P5 sama dengan P2, hanya bubuk klorofil alami diganti dengan bubuk Cu-turunan klorofil. Dosis bubuk Cu-turunan klorofil dari P4 adalah 3xdosis P3 3P3. Sedangkan P5, bahan bubuknya adalah klorofil komersial. Sementara itu, perlakuan kontrol negatif P0 tidak mendapatkan kolesterol, bubuk ekstrak klorofil alami, Cu-turunan klorofil, dan klorofil komersial, tapi hanya mengonsumsi ransum standar basal. Rangkaian percobaan hewan tampak pada Gambar 10.

a. Penimbangan berat badan, dan Tingkat Konsumsi Pakan