Peran orang tua yang kurang baik mengakibatkan 17 siswa 21 perilaku hidup bersih sehatnya kurang baik dan hanya 8 siswa 9,9 yang baik.
23
2.3.2.3. Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah merupakan dua tempat utama yang dilakukan oleh seorang anak untuk melakukan aktivitas. Sekolah adalah tempat
belajar, berekreasi, bersosialisasi dan bermain, sehingga sebagian besar waktu mereka dihabiskan di sekolah. Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah terdapat ketetapan
pedoman penyelenggaran lingkungan sekolah yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, yaitu terdapat pada Keputusan Kementrian Kesehatan Kepmenkes
No.1429MenkesSKXII20069. Pedoman ini menggambarkan bagaimana kondisi lingkungan sekolah yang sehat yang digambarkan dari lokasi sekolah, fasilitas, hingga
usaha kesehatan sekolah. Kegiatan pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah sehat ini mencakup kegiatan bina lingkungan fisik meliputi: penyediaan air bersih, tempat
penampungan air bersih, tiap ruangan sebaiknya disediakan tempat pembuangan sampah, kamar mandi, tempat wudhu, WC, dan paturasan setiap hari
dibersihkan,ruangan-ruangan kelas, perpustakaan, laboratorium, halaman dan kebun sekolah perlu dijaga kebersihannya, kantinwarung sekolah perlu dilakukan
pengawasan oleh guru sekolah ataupun penjaga sekolah antara lain makanan yang dijual hendaknya bergizi, penyajian makanan hendaknya tertutup, alat-alat dan
perabot yang bersih memenuhi syarat kesehatan. Kegiatan lain yaitu kegiatan bina lingkungan mental sosial meliputi: kepramukaan, PMR, dokter kecil, bakti sosial
masyarakat sekolah terhadap lingkungannya, perkemahan dan penjelajahan, shalat berjamaah disekolah, dan sebagainya. Menurut penelitian Ahmat Sigit Raharjo
tentang “Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan ketersediaan fasilitas di sekolah dalam penerapan PHBS di sekolah dasar 2014” Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan fasilitas dengan penerapan PHBS. Hal ini didasarkan pada uji chi square antara ketersediaan fasilitas dengan
penerapan PHBS diperoleh p value= 0,002 0,05. Berdasarkan hasil penelitian di SD Negeri Banjarsari 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati diperoleh hasil bahwa
ketersediaan fasilitas di SDN Banjarsari 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati memenuhi syarat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 49 responden, 29
59,2 responden ketersediaan fasilitas di SD Negeri Banjarsari 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati memenuhi syarat, sedangkan 20 40,8 responden
15
ketersediaan fasilitas di SD Negeri Banjarsari 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati memenuhi tidak memenuhi syarat. Hasil tersebut dibuktikan dalam analisis bivariat,
berdasarkan uji statistik menggunakan chi square didapatkan hasil nilai p value 0,002 0,05, yang artinya ada hubungan antara ketersediaan fasilitas dengan penerapan
PHBS.
24
2.3.2.4. Peran Sosial Ekonomi