35
BAB II TEORI DAN STUDI EMPIRIS TENTANG
PENGUKURAN KINERJA BUMN SERTA IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE
II.1 EKONOMI SEKTOR PUBLIK DAN PERAN PEMERINTAH
Peran pemerintah dalam perekonomian negara sering dinilai tidak proporsional. Pemikiran ini boleh jadi merupakan awal dari tumbuh dan berkembangnya konsep
mekanisme pasar. Namun konsep ini akan keliru ketika diartikan bahwa pemerintah tidak berhak sama sekali campur tangan dalam perekonomian. Peran pemerintah tetap
dibutuhkan walaupun hanya pada batas dan kadar tertentu saja. Adapun yang dimaksud dengan pemerintah adalah organisasi dari atas ke bawah, susunan hierarki yang bertujuan
untuk mengejar tujuan bersama dan sah secara politik untuk menggunakan kekuasaan melalui peraturan tertentu Wolfgang Kasper dan Manfred E. Streit.
Pada dasarnya, pemerintah diharapkan untuk dapat menjalankan beberapa peran pokok. Adapun beberapa peran pokok tersebut adalah:
¾ Melindungi kebebasan kemerdekaan dari warganya ¾ Memproduksi barang publik public goods
¾ Meredistribusikan hak kepemilikan Berdasarkan uraian di atas, tampak ada dua peran yang sangat berkaitan dengan
perekonomian yaitu peran pemerintah dalam memproduksi public goods dan meredistribusikan hak kepemilikan. Terminonologi public goods sendiri adalah mengacu
pada seluruh barang atau jasa yang besifat non excludable dan non rival consumption dapat diakses oleh setiap orang dengan bebas tanpa persaingan pada waktu yang
Analisis pengaruh ..., Lammindo Jelita, FE UI, 2007
36 bersamaan seperti contohnya : pertahanan negara. Sedangkan peran pemerintah dalam
meredistribusikan hak kepemilikan mengacu pada upaya pemerintah dalam menekan eksternalitas negatif yang mungkin terjadi ketika suatu aktivitas perekonomian
berlangsung. Namun di luar beberapa peran di atas, pemerintah juga dapat berperan dalam
mengatasi kegagalan pasar sebagai akibat ketidakmampuan mekanisme pasar yang tersedia dalam memenuhi kebutuhan masyarakat maupun karena alasan-alasan lainnya seperti
faktor institusi kelembagaan dan historis. Hal inilah yang berlangsung ketika pemerintah terjun langsung dalam menyediakan barang dan jasa yang dinilai esensial bagi kepentingan
masyarakat banyak.
5
Secara umum, barang dan jasa yang dikategorikan esensial tersebut mencakup :
1. Public Utilities yang meliputi energi, komunikasi, dan transportasi. Adapun contoh konkret dari public utilities, antara lain : listrik, air, gas, radio, televisi,
telepon, jasa pos, jasa penerbangan, jalan raya, dan sebagainya. 2. Basic good industries, yaitu usaha produksi atas hasil-hasil pertambangan
seperti minyak, energi atom, besi, baja, dsb. 3. Finance atau jasa lembaga keuangan yang dikelola pemerintah.
4. Pertanian. 5. Pendidikan dan kesehatan.
Di Indonesia, peran pemerintah dalam sejumlah kegiatan penyediaan barang dan jasa esensial tersebut cukup nyata melalui kehadiran Badan Usaha Milik Negara BUMN.
Berikut ini adalah contoh dari beberapa BUMN yang bergerak dalam beberapa bidang yang telah disebutkan di atas :
5
Klasifikasi barang dan jasa yang dinilai esensial ini disampaikan oleh Dieter Bos dari University of Bonn, Bonn pada buku yang berjudul Handbook of Public Economics, vol 1, dengan editor pada buku tersebut A.J. Auerbach dan M.
Feldstein.
Analisis pengaruh ..., Lammindo Jelita, FE UI, 2007
37 ¾ Bidang perbankan : PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia
Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dll. ¾ Bidang telekomunikasi : Perum Produksi Film Negara PFN, dan PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk. ¾ Bidang energi : PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Perusahaan Listrik
Negara, PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk, dll. ¾ Bidang pertanian : PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri SHS
Namun, ada satu lagi peran pemerintah yang cukup sentral dan bahkan tersirat secara langsung dalam definisi pemerintah di atas. Peran tersebut sehubungan dengan
kapasitasnya dalam mengunakan kekuasaan terutama melalui peraturan dan kebijakan yang diambilnya. Adapun peraturan dan kebijakan tersebut merupakan bagian dari apa yang
dinamakan faktor institusi kelembagaan. Perkembangan faktor institusi pun semakin nyata tidak dapat dipisahkan dari peran pemerintah sebagai regulator, termasuk ketika institusi
yang diciptakan tersebut salah satunya berbicara mengenai isu dalam perekonomian.
II.2 EKONOMI KELEMBAGAAN INSTITUTIONAL ECONOMICS