52 menetapkan bobot penilaian sebesar 70 untuk aspek keuangan dan masing-masing 15
untuk aspek operasional dan administasi. Adapun indikator yang digunakan oleh Kementerian BUMN dalam menilai tingkat
kesehatan keuangan BUMN adalah: 1. Imbalan kepada pemegang saham ROE
2. Imbalan Investasi 3. Rasio Kas
4. Rasio Lancar 5.
Collection Periods 6. Perputaran Persediaan
7. Perputaran Total Aset 8. Rasio Modal sendiri terhadap Total Aktiva
Untuk setiap indikator yang dinilai diberikan skor. Pada akhirnya skor dari kedelapan indikator inilah yang dijumlahkan untuk mendapatkan total skor keuangan suatu BUMN.
II.4.2 Kebijakan Penerapan Good Corporate Governance Di Lingkungan BUMN
Setelah kementerian BUMN secara mandiri mengadakan penilaian terhadap BUMN yang dibinanya, maka pada tahun yang sama, kementerian ini juga memperkenalkan
konsep Good Corporate Governance GCG di lingkungan BUMN melalui Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor 117 Tahun 2002 KEP-117M-MBU2002 Tentang
Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara BUMN.
17
Adapun yang dimaksud dengan corporate governance dalam Keputusan tersebut seperti yang tertuang pada pasal 1 butir a adalah suatu proses dan struktur yang
digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas suatu perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan
17
Sebenarnya, isu Corporate Governance sendiri secara umum telah diperkenalkan pemerintah membentuk Komite Nasional Mengenai Kebijakan Corporate Governance pada tahun 1999 silam.
Analisis pengaruh ..., Lammindo Jelita, FE UI, 2007
53 tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan
perundangan dan nilai-nilai etika. Stakehoder yang dimaksud adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan BUMN, baik langsung maupun tidak langsung yaitu
pemegang saham pemilik modal, komisaris dewan pengawas, direksi dan karyawan serta pemerintah, kreditur, dan pihak berkepentingan lainnya. pasal 1 butir d. Seperti yang
dikemukakan sebelumnya, banyak lembaga memiliki berbagai pendapat tentang apa saja yang seharusnya menjadi karakteristik good governance. Hal ini juga tampak dalam
penjabaran prinsip-prinsip GCG yang ditetapkan oleh kementerian BUMN pasal 3. Adapun prinsip-prinsip GCG tersebut adalah sebagai berikut:
a. transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
b. kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan perturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. c. akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ
18
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. d. pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. e. kewajaran fairness, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pada akhirnya, dengan penerapan good corporate governance ini diharapkan
tercapainya tujuan-tujuan sebagai berikut pasal 4:
18
Organ adalah Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Komisaris dan Direksi untuk Perusahaan Perseroan PERSERO dan Pemilik Modal, Dewan Pengawas dan Direksi untuk Perusahaan Umum PERUM, dan Perusahaan
Jawatan PERJAN.
Analisis pengaruh ..., Lammindo Jelita, FE UI, 2007
54 a. memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat baik secara nasional maupun internasional.
b. mendorong pengelolaan BUMN secara professional, transparan, dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ.
c. mendorong agar Organ dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap stakeholders
maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN. d. meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian Nasional
e. meningkatkan iklim investasi nasional.
f. mensukseskan program privatisasi.