51
II.4.1 Kebijakan Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN
Kehadiran Keputusan Menteri Negara BUMN No 100 Tahun 2002 KEP- 100MBU2002 tentang penilaian tingkat kesehatan BUMN di Indonesia sebenarnya
sudah tidak asing lagi. Hanya saja penilaian tingkat kesehatan BUMN sebelum tahun 1998 dilakukan oleh Departemen Keuangan yaitu melalui Ditjen Pembinaan BUMN sedangkan
penilaian pada tahun-tahun selanjutnya langsung dilakukan oleh lembaga terkait yaitu Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
15
Adapun penilaian tingkat kesehatan BUMN dalam UU terbaru tersebut membedakan antara kelompok jasa keuangan dan non keuangan. Adapun kelompok non jasa keuangan
tersebut dibagi lagi menjadi kelompok BUMN Infrastruktur dan Non Infrastruktur. Oleh karena pengelompokan inilah, maka penulis merasa bahwa penilaian kinerja terhadap
seluruh BUMN jelas sulit dilakukan karena tolok ukur penilaian berbeda. Dengan demikian, penilaian dalam satu kelompok BUMN terlebih perusahaan-perusahaan pada
satu bidang yang sama apakah itu perkebunan, pertambangan, dsb jauh lebih tepat untuk diperbandingkan.
Secara singkat, ada tiga aspek yang dinilai dalam menentukan tingkat kesehatan BUMN yaitu aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Adapun aspek
yang dinilai cukup memiliki peran penting dalam menentukan tingkat kesehatan BUMN adalah aspek keuangan. Hal ini terdiri dari pemberian bobot penilaian yang relatif lebih
besar dibandingkan aspek lainnya untuk kelompok non jasa keuangan.
16
Sehubungan dengan topik bahasan penelitian ini yang menekankan pada kinerja keuangan PTPN, maka penilaian yang dilakukan oleh Kementerian BUMN adalah
berdasarkan penilaian terhadap kelompok BUMN Non Infrastruktur, yaitu dengan
15
Sebagai contoh, pernah diterbitkan SK Menteri Keuangan No.826KMK.0131992 tentang penilaian kinerja untuk menentukan tingkat kesehatan BUMN.
16
Lampiran Keputusan Menteri BUMN No. 100MBU2002 tentang Penilaian Tingkat kesehatan BUMN yang diakses dari http:www.bumn.go.id.
Analisis pengaruh ..., Lammindo Jelita, FE UI, 2007
52 menetapkan bobot penilaian sebesar 70 untuk aspek keuangan dan masing-masing 15
untuk aspek operasional dan administasi. Adapun indikator yang digunakan oleh Kementerian BUMN dalam menilai tingkat
kesehatan keuangan BUMN adalah: 1. Imbalan kepada pemegang saham ROE
2. Imbalan Investasi 3. Rasio Kas
4. Rasio Lancar 5.
Collection Periods 6. Perputaran Persediaan
7. Perputaran Total Aset 8. Rasio Modal sendiri terhadap Total Aktiva
Untuk setiap indikator yang dinilai diberikan skor. Pada akhirnya skor dari kedelapan indikator inilah yang dijumlahkan untuk mendapatkan total skor keuangan suatu BUMN.
II.4.2 Kebijakan Penerapan Good Corporate Governance Di Lingkungan BUMN