Berdasarkan Gambar 8, dapat dilihat bahwa proses dorong terjadi pada siklus pengolahan dan siklus pesanan konsumen, sedangkan proses tarik terjadi pada
siklus pengadaan dan pengolahan. Pada siklus pengadaan terjadi proses tarik karena siklus ini dilakukan setelah ada pesanan berupa Purchase Order dari konsumen,
yaitu PT BP, ke pemasok bahan baku. Pada siklus pengolahan terjadi proses dorong dan tarik. Proses tarik pada siklus pengolahan dilakukan berdasarkan Purchase
Order dari konsumen, yaitu pihak retail maupun distributor, ke PT BP. Proses dorong pada siklus pengolahan dilakukan untuk mengantisipasi kurangnya stok
atau inventori dalam penggudangan produk jadi sosis. Hal ini terjadi karena PT BP melakukan siklus pengolahan dengan model make to stock, yaitu membuat
untuk memenuhi kuota produk jadi sosis dalam gudang yang ada. Siklus pesanan konsumen dilakukan berdasarkan proses dorong yang berarti retail atau distributor
selaku konsumen memesan sosis ke PT BP untuk mengantisipasi adanya pesanan konsumen akhir produk. Hal ini terjadi karena penjualan pada retail sangat
tergantung pada pembelian konsumen akhir yang tidak menentu, sehingga retail hanya melakukan pemesanan pada PT BP untuk memenuhi stok produk di
tempatnya.
Sumber Daya Rantai Pasok A.
Sumber daya fisik
Sumber daya fisik pada rantai pasok PT BP meliputi sumber daya alam yang tersedia, pabrik pengolahan, dan sarana transportasi. Sumber daya alam utama yang
digunakan sebagai bahan baku adalah daging ayam segar berkualitas yang berasal dari peternakan di daerah Ciamis, Jawa Barat. Tersedianya sumber daya alam yang
berkualitas dengan pabrik pengolahan menyebabkan cepatnya ketersediaan pasokan bahan baku yang dibutuhkan PT BP. Selain itu, sumber daya alam lain
yang turut berkontribusi dalam pengolahan adalah air, dimana air yang dipasok merupakan air yang diproduksi sendiri oleh unit perusahaan lain dari PT BP.
Pabrik pengolahan sebagai salah satu sumber daya fisik rantai pasok PT BP menjadi kekuatan sekaligus kelemahan bagi PT BP sendiri. Lokasi pabrik
pengolahan yang berada di Jalan Purnawarman Nomor 12-14, Bandung, merupakan lokasi yang sangat strategis karena berada di pusat Kota Bandung. Dalam hal ini,
PT BP tidak kesulitan dalam mendistribusikan produknya ke retail-retail di Bandung karena letak pabrik pengolahan yang strategis tersebut. Namun, luas
pabrik PT BP ini tergolong kecil untuk ukuran industri olahan daging ayam menengah. Luas bangunan pabrik PT BP hanya sebesar 240 m
2
. Dengan luas bangunan yang tergolong sempit itu, kapasitas gudang dan produksi sangatlah
terbatas. Dengan adanya manajemen penggudangan dan produksi yang baik, PT BP tetap mampu memenuhi permintaan konsumen.
Sarana transportasi PT BP hanya berupa sebuah mobil milik PT BP. Pengiriman produk dilakukan mulai hari Senin sampai Sabtu dengan rute
pengiriman harian yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kerugian akibat jarak dan lokasi pasar yang tersebar di daerah kota Bandung dan sekitarnya.
B. Sumber daya manusia
PT BP dipimpin oleh seorang direktur. Dalam pelaksanaannya, direktur dibantu oleh seorang manajer yang membawahi 4 kepala divisi yang bertanggung
jawab atas divisinya masing-masing. Divisi tersebut antara lain divisi keuangan, produksi, niaga, dan toko. Struktur organisasi PT BP dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Struktur organisasi PT BP Tenaga kerja yang ada di PT BP terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan, mulai dari tingkat SMP hingga tingkat Perguruan Tinggi. Sifat ketenagakerjaan PT BP berupa karyawan tetap yang dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu bagian kantor, bagian pabrik, dan bagian penjualan. Jumlah tenaga kerja yang ada di PT BP saat ini adalah sebanyak 16 orang. Waktu operasional kerja PT BP
adalah hari Senin sampai dengan hari Jumat mulai dari jam 07.00-14.00 WIB.
Gaji karyawan dibagi menjadi dua bagian, yaitu gaji normatif dan gaji non normatif. Gaji normatif merupakan gaji yang tidak dipengaruhi oleh kehadiran,
termasuk di dalamnya gaji pokok dan tunjangan. Tunjangan yang disediakan meliputi tunjangan hari raya, tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan, dan
tunjangan masa kerja. Gaji non normatif merupakan gaji yang dipengaruhi oleh kehadiran termasuk di dalamnya uang lembur, uang insentif, serta uang
transportasi.
Manajemen Rantai Pasok A.
Kesepakatan kontraktual
Banyaknya pihak yang terlibat dalam pengelolaan rantai pasok di PT BP mengakibatkan perlu adanya suatu kesepakatan bersama dalam bentuk kontrak
kerja sama antar pihak yang terlibat dalam rantai pasok tersebut. Kesepakatan kontraktual terjadi antara PT BP dengan para anggota rantai pasok, baik dengan
pemasok, retail, maupun distributor. Kesepakatan kontraktual yang terjadi antara PT BP dan pemasok dilakukan dengan menggunakan surat perjanjian kerja sama
dimana pemasok bersedia memasok bahan baku sesuai dengan kebutuhan PT BP,
baik dalam segi kualitas maupun kuntatitas yang dibutuhkan PT BP. Kesepakatan kontraktual antara PT BP dengan retail maupun distributor dilakukan dengan
menggunakan surat kontrak dimana PT BP menjual produk ke konsumen melalui retail dengan sistem konsinyasi.
B. Sistem transaksi
Sistem transaksi yang terjadi pada rantai pasok PT BP terbagi menjadi dua macam, yaitu transaksi dengan pemasok dan transaksi dengan pihak retail atau
distributor. Sistem transaksi yang diterapkan PT BP dengan pemasok merupakan sistem pembayaran langsung, dimana PT BP melakukan pembayaran secara penuh
terhadap bahan baku yang dipesan. Pembayaran yang dilakukan oleh PT BP dilakukan seminggu setelah bahan baku tiba. Sistem transaksi yang diterapkan PT
BP dengan retail merupakan sistem penjualan konsinyasi dimana PT BP menitipkan produk sosis untuk dijual di retail-retail. PT BP memegang tanggung jawab penuh
terhadap produk sosis yang dijual tersebut. Jumlah produk sosis yang dikirim ke retail sesuai dengan pesanan yang telah dilakukan pihak retail. Tenggat waktu
pembayaran yang dilakukan oleh pihak retail ke PT BP berbeda-beda, tergantung kesepakatan yang telah dibuat, mulai dari 2 minggu hingga 4 minggu setelah produk
sosis PT BP datang ke retail.
Analisis Nilai Tambah
Konsep nilai tambah merupakan suatu pengembangan nilai terhadap suatu komoditas akibat terjadinya penambahan input atau pengolahan lebih lanjut. Nilai
tambah pada setiap anggota rantai pasok daging ayam di PT BP ini berbeda-beda, mulai dari tingkat perusahaan pemotongan hewan hingga ke retail. Perbedaan nilai
tambah terjadi karena input dan perlakuan oleh setiap anggota rantai pasok berbeda- beda Marimin dan Magfiroh 2010. Analisis nilai tambah dilakukan pada bagian
pemasok dan bagian pengolahan, yaitu PT BP. Dengan adanya pengetahuan analisis nilai tambah, maka dapat diketahui keadilan keuntungan yang diterima pada setiap
anggota rantai pasok sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Analisis Nilai Tambah pada Bagian Pemasok
Analisis nilai tambah pada bagian pemasok berkaitan dengan jumlah input ayam per bulan, jumlah output daging ayam per bulan, waktu operasional kerja,
harga daging ayam yang dijual, dan upah rata-rata tenaga kerja. Perhitungan nilai tambah pada bagian pemasok selama rata-rata 6 bulan terakhir dapat dilihat pada
Tabel 5.
Pada pemasok atau perusahaan pemotongan ayam, terjadi nilai tambah dimana ayam yang masih hidup diolah menjadi produk fillet daging ayam melalui
proses pengolahan berupa pemotongan. Berdasarkan hasil perhitungan nilai tambah bagian pemasok bahan baku daging ayam, nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp
6 684.62 dengan tingkat keuntungan 24.79 setiap bulannya. Menurut Emhar 2014, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan pemotongan ayam ini
menguntungkan bagi perusahaan pemotongan ayam dan mampu memberikan nilai tambah pada rantai pasok.