Tinjauan siklus Analisis Kinerja Rantai Pasok Daging Ayam Di Pt Bp

Tabel 6 Nilai tambah pada produk sosis PT BP Produk sosis Nilai tambah Tingkat keuntungan Sosis ayam 1 51.3 38.08 Sosis ayam 2 65.81 37.21 Sosis sapi 1 64.77 59.21 Sosis sapi 2 68.49 53 Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa produk sosis jenis 1 memiliki rasio nilai tambah yang lebih rendah dibandingkan produk sosis jenis 2. Hal ini terjadi karena faktor konversi yang berbeda, dimana faktor konversi produk sosis jenis 1 lebih rendah dibandingkan produk sosis jenis 2. Perbedaan komposisi bahan baku utama daging ayam juga mempengaruhi terjadinya perbedaan faktor konversi, dimana produk sosis jenis 1 memiliki komposisi daging ayam yang tinggi, sehingga penambahan input yang dilakukan untuk memberi nilai tambah pada daging ayam sedikit. Komposisi daging ayam pada sosis jenis 2 lebih rendah dibanding jenis 1, sehingga penambahan input lain dilakukan dengan jumlah yang besar. Umumnya, produk sosis sapi memiliki rasio nilai tambah yang tinggi dibandingkan produk sosis ayam. Hal ini disebabkan oleh penggunaan daging ayam yang lebih sedikit pada produk sosis sapi dibandingkan produk sosis ayam untuk menghilangkan kesan ayam pada produk sosis sapi tersebut. Tingkat keuntungan pada masing-masing produk sosis PT BP pun beragam. Hal ini terjadi karena perbedaan faktor konversi dan harga produk pada masing- masing produk sosis PT BP. Perbedaan tersebut akan menciptakan nilai output yang beragam sehingga mempengaruhi tingkat keuntungan. Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Daging Ayam di PT BP Pengukuran kinerja rantai pasok daging ayam di PT BP perlu dilakukan mengingat PT BP belum pernah melakukan pengukuran terhadap kinerja rantai pasoknya. Selain itu, PT BP sendiri baru saja menerapkan manajemen baru terkait rantai pasoknya. Pengukuran harus dilakukan secara tepat sesuai dengan karakteristik aktivitas yang ada pada rantai pasok tersebut serta didukung atas observasi lapangan. Pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan pengembangan metode SCOR Supply Chain Operation Refferences yang dikembangkan oleh SCC Supply Chain Council pada tahun 2012. Metode tersebut diawali dengan merancang matrik kinerja rantai pasok, menganalisis kinerja, menentukan target kinerja perusahaan, dan merancang strategi peningkatan kinerja. Pembobotan Matrik Pengukuran Kinerja Rantai Pasok dengan AHP Pembobotan matrik pengukuran kinerja rantai pasok daging ayam dilakukan dengan pendekatan AHP. Struktur hierarki pengukuran kinerja rantai pasok terbagi menjadi 5 level, yaitu tujuan, proses bisnis, parameter kinerja, atribut kinerja, dan matriks kinerja. Struktur hierarki pengukuran kinerja rantai pasok daging ayam dapat dilihat pada Lampiran 2. Pembobotan matrik dilakukan melalui sintesis opini para pakar dengan bantuan software Expert choice. Hasil sintesis pembobotan matrik pengukuran kinerja dapat dilihat pada Gambar 10. Berdasarkan hasil pembobotan matrik kinerja yang didapat, diketahui bahwa proses bisnis pengolahan merupakan proses paling penting dibandingkan proses bisnis lainnya. Hal ini terjadi karena PT BP merupakan suatu perusahaan yang berperan untuk menambahkan nilai tambah pada suatu barang setengah jadi menjadi produk jadi, yaitu sosis, sehingga perlu diperhatikan cara pengolahannya. Selain itu, parameter kinerja yang bersifat paling penting di antara parameter kinerja lainnya adalah kualitas. Parameter kualitas menjadi hal yang sangat penting untuk ditingkatkan karena berkaitan dengan baik atau buruknya produk yang ditawarkan. Atribut kinerja yang menjadi perhatian utama adalah reliabilitas dimana atribut kinerja ini sangat menentukan hubungan kepercayaan antara PT BP dengan konsumen-konsumennya. Hasil Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Daging Ayam di PT BP Pengukuran kinerja rantai pasok daging ayam di PT BP dilakukan dengan menganalisis data aktual pada setiap masing-masing matrik kinerja yang ada pada atribut kerja. Nilai aktual masing-masing matrik kinerja diwakilkan dalam persentase pencapaian target PT BP. Selanjutnya nilai persentase tersebut diintegrasikan dengan nilai pembobotan pada matrik pengukuran kinerja rantai pasok. Nilai kinerja rantai pasok daging ayam di PT BP dapat dilihat pada Tabel 7, dengan rincian nilai masing-masing matrik kinerja pada atribut kinerja yang dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 7 Nilai kinerja rantai pasok daging ayam di PT BP Atribut kinerja Nilai Reliabilitas 44.37 Responsivitas 20.10 Adaptibilitas 4.34 Biaya 10.36 Total 79.16 Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai kinerja rantai pasok PT BP sebesar 79.16 dari 100. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kinerja rantai pasok PT BP berada pada kriteria kurang below average. Nilai tersebut mengacu pada Monczka et al. 2011 dengan klasifikasi nilai standar kinerja yang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Klasifikasi nilai standar kinerja Nilai Kinerja Kriteria 95-100 Sangat Baik Excellent 90-94 Baik Above Average 80-89 Sedang Average 70-79 Kurang Below Average 60-79 Sangat Kurang Poor 60 Buruk Unacceptable Matrik Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Daging Ayam Perencanaan 0.180 Pengadaan 0.153 Pengembalian 0.040 Pengiriman 0.233 Pengolahan 0.394 Risiko 0.157 Kualitas 0.690 Nilai tambah 0.154 Reliabilitas 0.476 Biaya 0.251 Adaptibilitas 0.071 Responsivitas 0.201 Pesanan terkirim penuh 0.092 Kinerja pengiriman 0.030 Keakuratan dokumentasi 0.093 Kondisi barang sempurna 0.260 Waktu siklus pengadaan 0.075 Waktu siklus pembuatan 0.068 Waktu siklus pengiriman 0.059 Fleksibilitas rantai pasok atas 0.033 Penyesuaian rantai pasok bawah 0.016 Bahan Baku 0.128 Penyesuaian rantai pasok atas 0.022 Produksi 0.085 Pengiriman 0.038 Goal Proses bisnis Parameter kinerja Atribut kinerja Metriks kinerja Gambar 10 Hierarki dan hasil pembobotan matrik pengukuran kinerja rantai pasok daging ayam di PT BP Perbaikan Potensial Matrik Kinerja Rantai Pasok Daging Ayam di PT BP Tahap pengukuran kinerja rantai pasok selanjutnya adalah benchmarking terhadap data aktual yang dibandingkan dengan data benchmark yang telah ditetapkan PT BP. Pada metode DEA, dapat ditentukan pula tingkat keefisienan dari suatu perusahaan. Berdasarkan olahan data dengan menggunakan bantuan software Frontier Analyst diketahui bahwa tingkat keefisienan rantai pasok PT BP sebesar 93,5. Pencapaian nilai tersebut menunjukkan bahwa proyek perlu diperhatikan karena memiliki risiko jika masalah tidak dapat ditangani Maharani et al.. Grafik perbaikan potensial pada matrik kinerja dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 Perbaikan potensial pada matrik kinerja Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa tiga matrik kineja yang paling potensial untuk diperbaiki adalah penyesuaian rantai pasok atas dan penyesuaian rantai pasok bawah dari atribut kinerja adaptibilitas, dan waktu siklus pengiriman dari atribut kinerja responsivitas. Matrik kinerja penyesuaian rantai pasok atas memiliki potensial perbaikan sebesar 92 dengan meningkatkan kapasitas produksinya sebesar 23 bila terjadi peningkatan permintaan secara tak terduga. Matrik kinerja penyesuaian rantai pasok bawah memiliki potensial perbaikan sebesar 60 dengan menurunkan kapasitas produksinya sebesar 13 bila terjadi penurunan permintaan secara tak terduga. Matrik kinerja waktu siklus pengiriman memiliki potensial perbaikan sebesar 51 dengan mempersingkat waktu pengiriman menjadi satu hari. Strategi Peningkatan Kinerja Rantai Pasok Daging Ayam di PT BP Peningkatan kinerja rantai pasok perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing PT BP. Menurut Lewicka 2011, suatu rantai pasok harus menggunakan strategi dengan mempertimbangkan kesesuaian dari produk dan pasarnya. Strategi peningkatan kinerja rantai pasok didasarkan atas analisa terhadap kondisi lingkungan, baik eksternal maupun internal, pada PT BP dengan menggunakan metode SWOT-AHP Strength, Weakness, Opportunities, Threats-Analytical Hierarchy Process. SWOT dilakukan sebagai metode dalam menganalisa faktor lingkungan internal, yaitu kekuatan dan kelemahan pada PT BP, dan faktor lingkungan eksternal, yaitu peluang dan ancaman bagi PT BP. Faktor-faktor tersebut diidentifikasi secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi