terjadi pada bulan Oktober sebesar 90 dan stabil 81 pada bulan Desember- Januari Gambar 49.
26.5 27.0
27.5 28.0
28.5 29.0
29.5
Sept08 Okt08
Nov08 Des08
Jan09
S u
h u
o
C
Periode Pengamatan
Suhu pk. 00.00 Suhu pk. 06.00
Suhu pk. 12.00 Suhu pk. 18.00
Gambar 48 Suhu di dalam ruang bersarang walet
76 78
80 82
84 86
88 90
92
Sept08 Okt08
Nov08 Des08
Jan09
K e
le m
b a
b a
n
Periode Pengamatan
Kelembaban pk. 00.00 Kelembaban pk. 06.00
Kelembaban pk. 12.00 Kelembaban pk. 18.00
Gambar 49 Kelembaban relatif di dalam ruang bersarang walet
PEMBAHASAN
Penggunaan Kamera IR-CCTV
Kendala utama penelitian walet rumahan yaitu: 1 rumah walet memiliki intensitas cahaya rendah, 2 pemilik tidak memberi ijin penelitian menggunakan
metode pengamatan langsung di dalam rumah walet. Dengan unit IR-CCTV kedua kendala tersebut dapat diatasi. Kendala pertama dapat diatasi dengan
kemampuan kamera inframerah menangkap gambar obyek di tempat gelap. Sinar inframerah yang dihasilkan kamera tidak terdeteksi oleh walet. Dengan kamera ini
peneliti dapat mengamati perilaku walet tanpa mengganggu aktivitas hariannya. Kendala kedua dapat diatasi dengan mengamati perilaku walet dari ruang monitor.
Teknik penempatan kamera Gambar 10 mampu menghasilkan video perilaku pasangan walet dan area sarang dengan jelas. Apabila kamera diletakkan
pada sisi kanan atau kiri sarang maka perilaku salah satu walet tidak teramati. Perilaku walet tidak tertangkap kamera secara jelas karena salah satu walet
tertutupi oleh walet pasangan yang berada di dekat kamera. Jika kamera diletakkan tegak lurus dengan sirip maka kamera hanya mengamati bagian dorsal
pasangan walet. Letak kamera yang terlalu dekat maupun terlalu jauh juga menghasilkan video perilaku kurang jelas.
Yusuf et al. 1999 telah melakukan penelitian teknik penggunaan kamera konvensional. Kamera dilengkapi dengan sumber pencahayaan inframerah dan
sensor gerak untuk pengamatan perilaku walet sarang putih Collocalia fuciphaga
dan seriti Collocalia linchi. Kelemahan pada teknik tersebut yaitu rekaman video perilaku berdurasi pendek dan tidak berkesinambungan.
Penyebabnya adalah proses perekaman hanya berlangsung jika objek pengamatan sedang bergerak. Dengan menggunakan perangkat IR-CCTV kelemahan tersebut
dapat diatasi karena durasi perekaman relatif lama tanpa menggunakan sensor gerak.
Perilaku Walet Rumahan A.
Perilaku Umum
Perilaku umum selama fase pembuatan sarang, pengeraman, dan pengasuhan anak menunjukkan adanya satu perilaku dominan, yaitu berdiam
diriistirahat. Perilaku berdiam diriistirahat memiliki frekuensi tertinggi 91.62 kalihari yang berlangsung pada fase pembuatan sarang Gambar 22. Durasi
perilaku berdiam diriistirahat paling tinggi sebesar 380.38 menithari juga terjadi pada fase pembuatan sarang Gambar 23. Durasi perilaku berdiam diriistirahat
yang tinggi dalam penelitian ini sesuai dengan perilaku walet gua di Serawak. Lim Cranbrook 2002 melaporkan bahwa walet Collocalia fuciphaga banyak
melakukan perilaku istirahat selama berada di dalam ruang bersarang pada malam hari.
Pasangan walet selalu kembali pada tempat yang sama sebagai tempat bersarang dan beristirahat. Kecenderungan pasangan walet selalu kembali pada
tempat bersarangnya dinamakan nest-site fidelity. Perilaku istirahat walet dilakukan di dalam sarang, bertengger di bibir sarang atau menggantung di sisi
kirikanan sarang. Selain perilaku istirahat, walet gua di Serawak juga berperilaku membentangkan sayap dan menelisik bulu berdua. Enam perilaku lainnya yang
tidak disebutkan dalam laporan perilaku walet gua di Serawak yaitu: 1 menelisik bulu sendiri; 2 terbang meninggalkan sarang; 3 datang ke sarang; 4
membuang kotoran; 5 berpindah tempat ke kirikanan sarang; dan 6 menoleh ke kirikanan. Perilaku membentangkan sayap berlangsung ketika walet sedang
didekati pasangannya. Perilaku menelisik bulu berdua berlangsung apabila walet telah menjadi pasangannya Lim Cranbrook 2002.
Pada penelitian walet rumahan di Sidayu, perilaku beristirahat dan menelisik bulu berdua memiliki persamaan perilaku dengan walet gua di Serawak.
Persamaannya yaitu walet beristirahat dengan cara menggantung pada suatu permukaan dinding gua atau sirip dan menelisik bulu kepalaleher pasangan
secara bergantian. Berbeda dengan walet di Serawak, perilaku membentangkan
sayap pada penelitian ini berlangsung ketika walet sedang beristirahat atau menelisik bulu sendiri.
B. Perilaku Khusus pada Fase Pembuatan Sarang