B. Kondisi habitat mikro
Data suhu dan kelembaban digunakan untuk mengetahui kondisi habitat mikro pada ruang bersarang walet. Dari data tersebut diketahui kisaran suhu dan
kelembaban relatif terendah dan tertinggi selama periode pengamatan. Kisaran suhu dan kelembaban ini selanjutnya dikategorikan ideal atau tidak bagi
kelangsungan hidup walet rumahan.
A B
C D
1 2
3 4
5 6
7
Nesting room di dalam rumah walet
Ruang Monitor
Keterangan: A. Pasangan walet 1
B. Pasangan walet 2 C. Pasangan walet 3
D. Termohigrometer 1.Kamera penera perilaku pasangan walet 1
2.Kamera penera perilaku pasangan walet 2 3.Kamera penera perilaku pasangan walet 3
4.Kamera penera skala pengukuran termohigrometer 5.Digital Video Recorder System DVR
6.TV Monitor 7.Unit Komputer PC
1 2
3 4
HASIL
Penggunaan Kamera IR-CCTV pada Pengamatan Perilaku Walet Rumahan
Pengamatan perilaku walet rumahan diamati dengan tiga unit kamera IR- CCTV. Satu unit kamera IR-CCTV tambahan digunakan untuk mengamati
kondisi habitat mikro di dalam ruang melalui pengamatan panel display termohigrometer. Keempat kamera dihubungkan dengan kabel audio-video
sampai ke ruang monitor pada input DVR. Output DVR dihubungkan pada TV monitor. DVR juga dihubungkan dengan PC menggunakan kabel LAN Gambar
10. Setiap komponen alat pada unit IR-CCTV memiliki fungsi kerja tersendiri Tabel 2.
Gambar 10 Skema penyusunan IR-CCTV pada pengamatan perilaku walet di dalam rumah walet
Kamera IR-CCTV yang ditempatkan pada tiga sarang yang menjadi obyek pengamatan memiliki fungsi yang berbeda. Kamera nomor 1 berfungsi mengamati
fase pembuatan sarang. Kamera nomor 2 berfungsi mengamati fase pengeraman. Kamera nomor 3 berfungsi mengamati fase pengasuhan anak. Kamera nomor 4
berfungsi untuk mengamati skala pengukuran pada termohigrometer Gambar 10.
Tabel 2 Fungsi dan cara kerja komponen alat pada unit IR-CCTV No
Jenis Alat Fungsi Alat
1. Kamera IR-
CCTV Untuk menangkap gambar obyek pasangan walet
yang diamati di dalam rumah walet. Kamera diarahkan ke sarang walet. Sinar inframerah
berguna sebagai sumber penerangan untuk menangkap gambar obyek pengamatan di tempat
gelap. Sinar inframerah tidak dapat direfleksikan oleh benda sehingga tidak terlihat.
2. Digital Video
Recorder System DVR
Digunakan sebagai alat perekam dan pembaca hasil rekaman. Data rekaman video tersusun
secara sistematis berdasar hari, tanggal, bulan, tahun, jam, menit, dan detik.
3. TV Monitor
Digunakan menampilkan gambar obyek yang ditangkap kamera IR-CCTV dan hasil rekaman
video. Pada layar monitor dapat ditampilkan chanel saluran yang diinginkan. Layar monitor
dapat berisi empat chanel gambar sekaligus atau berisi satu chanel gambar saja. Hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Adaptor 12 volt 3
amp Digunakan sebagai sumber catu daya kamera IR-
CCTV pada ruang bersarang walet. 5.
Pengatur Tegangan
Regulator ACUPS
Digunakan sebagai sumber catu daya DVR dan PC. Alat ini mengatur tegangan agar tetap stabil
pada 220 volt.
6. Unit Komputer
PC Digunakan untuk mengakses gambar video hasil
rekaman DVR. Data kemudian di-download, di- back up
, diputar ulang, dan di bakar pada keping DVD. Antara DVR dan PC terhubung dengan
Local Area Network LAN. 7.
Kabel Audio- Video
Kabel berisi tiga kabel sekaligus. Kabel berujung merah berguna sebagai penghubung sumber
tegangan dari adaptor ke kamera IR-CCTV. Kabel berujung kuning sebagai pembawa sinyal
gambar video dari kamera. Kabel berujung putih berguna sebagai pembawa sinyal audio dari
kamera.
Penempatan kamera IR-CCTV untuk mengamati proses pembuatan sarang didasarkan pertimbangan terhadap kebiasaan walet. Walet memiliki kebiasaan
membuat sarang pada sirip yang sama seperti sarang sebelumnya. Sirip adalah
papan kayu tambahan yang dipasang di bawah plafon rumah walet. Dalam penelitian ini, penentuan lokasi kamera IR-CCTV secara efektif didasarkan pada
pengetahuan pemilik rumah walet yang telah memiliki data mengenai keberadaan sarang walet sebelumnya. Ciri-ciri tempat yang berpeluang besar ditempati untuk
membuat sarang walet antara lain: 1 sirip yang sudah pernah ditempati walet bersarang, 2 sirip yang memiliki sisa pondasi sarang, 3 kotoran walet segar
banyak ditemukan pada lantai yang berada di bawah sirip.
Gambar 11 Penempatan kamera IR-CCTV di dalam ruang bersarang walet. Letak kamera dilihat dari tampak depan sarang a, dan tampak samping
sarang b Kamera diletakkan pada plafon dengan jarak 15 cm dari obyekpasangan walet.
Jarak antara kamera dan sirip tempat walet bersarang adalah 15 cm dengan sudut 45
o
Gambar 11b. Sudut antara kamera dengan plafon sebesar 20
o
-40
o
Gambar 11a. Penempatan kamera dengan cara tersebut bertujuan agar perilaku pasangan
walet dapat diamati dengan jelas.
Gambar 12 Hasil rekaman kamera IR-CCTV pada ruang bersarang walet yang dilengkapi data tahun, bulan, tanggal, jam, menit, dan detik. Fase
pembuatan sarang sarang 1, pengeraman 2, pengasuhan anak, dan skala pengukuran termohigrometer 4
Hasil rekaman video perilaku walet diperoleh dengan cara memindahkan data video dari DVR menggunakan unit PC. Data yang telah tersimpan di dalam
PC kemudian dipindahkan ke dalam keping DVD. Satu keping DVD berisi rekaman video perilaku walet dalam durasi 24 jam. Rekaman video dilengkapi
dengan data tahun, bulan, tanggal, jam, menit, dan detik berlangsungnya perilaku walet Gambar 12.
Perilaku Walet Rumahan
Pengamatan yang dilakukan 24 jamhari selama 105 hari menunjukkan bahwa periode perkembangbiakan berlangsung dalam tiga fase. Fase tersebut
yaitu: fase pembuatan sarang 38 hari, mengeram 25 hari, dan mengasuh anak 42 hari. Selama periode tersebut walet memiliki dua kategori perilaku, yaitu
perilaku umum dan perilaku khusus. Kategori fase selama periode perkembangbiakan walet pada penelitian ini mengacu pada Withers 1977;
Mardiastuti et al. 1998: Nguyen et al. 2002; Lim Cranbrook 2002. Penamaan jenis perilaku pada masing-masing fase dilakukan peneliti berdasarkan
aktivitas harian yang diamati selama periode perkembangbiakan walet.
A. Perilaku Umum Walet Rumahan