Perilaku Umum Walet Rumahan

A. Perilaku Umum Walet Rumahan

Perilaku umum adalah perilaku yang berlangsung dari awal pembangunan sarang sampai dengan anak walet mampu terbang mandiri. Perilaku umum walet terdiri dari: 1 menelisik bulu berdua, 2 menelisik bulu sendiri, 3 berdiam diri istirahat, 4 terbang meninggalkan sarang, 5 datang ke sarang, 6 membuang kotoran, 7 berpindah tempat ke kanan atau ke kiri pasangannya, 8 membentangkan sayap, dan 9 menoleh ke kiri atau ke kanan. 1. Perilaku menelisik bulu berdua Perilaku pasangan walet saling menelisik bulu merupakan perilaku sehari- hari. Salah satu walet mematuk secara perlahan bulu leher dan kepala pasangannya. Pasangan walet yang sedang ditelisik bulunya berdiam diri. Beberapa saat kemudian walet berganti menelisik pasangannya Gambar 13. Perilaku ini biasa dilakukan setelah mencari makan atau di sela waktu istirahat. Perilaku ini juga dilakukan setelah usai perkawinan atau pada saat sedang membangun sarang. Gambar 13 Perilaku walet sedang menelisik bulu berdua 2. Perilaku menelisik bulu sendiri Perilaku walet menelisik bulu sendiri merupakan cara untuk membersihkan tubuh walet. Walet mematuk secara halus bagian tubuh yang terjangkau paruhnya, misalnya: leher, bulu sayap, punggung, abdomen, toraks dan ekor Gambar 14. Perilaku ini dilakukan walet setelah berburu makanan, sedang beristirahat, sebelumsetelah menelisik bulu berdua, setelah melakukan perkawinan, sebelumsesudah membangun sarang, dan sebelum membuang kotoran. Gambar 14 Perilaku walet sedang menelisik bulu sendiri. Perilaku ini bertujuan membersihkan tubuh dengan cara mematuk-matuk bulu-bulunya 3. Perilaku berdiam diri atau istirahat Perilaku berdiam diri atau beristirahat merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan walet. Walet banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat selama di ruang bersarangnya. Perilaku ini paling mudah diamati karena walet dalam keadaan tidak melakukan kegiatan apapun. Walet mencengkeramkan kakinya pada bibir sarang dengan posisi tubuh menggantung di luar sarang atau bertengger di atas bibir sarang. Walet memiliki tiga macam posisi perilaku beristirahat. Pertama, hanya satu walet yang mengantung pada bibir sarang Gambar 15a. Kedua, terdapat sepasang walet yang menggantung pada bibir sarang Gambar 15b. Ketiga, salah satu walet bertengger di atas bibir sarang sedangkan pasangannya menggantung di bibir sarang Gambar 15c. Gambar 15 Perilaku berdiam diri istirahat. Walet mencengkeramkan kaki pada bibir sarang serta tidak melakukan aktivitas apapun. Variasi perilaku beristirahat: hanya terdapat satu walet yang menggantung pada bibir sarang a; sepasang walet menggantung pada bibir sarang b; salah walet salah satu walet bertengger di atas bibir sarang dan pasangannya menggantung pada bibir sarang c c b a 4. Perilaku terbang meninggalkan sarang Perilaku ini dilakukan walet sekitar pukul 05.00 menjelang berburu makanan. Perilaku ini juga dilakukan walet ketika akan melakukan terbang berkeliling di dalam ruang bersarang walet. Ketika walet terbang meninggalkan sarangnya, walet melepaskan kakinya dari sirip atau bibir sarang. Dengan sayap terbentang, walet membiarkan tubuhnya mengikuti gaya gravitasi bumi kemudian mengepakkan sayapnya untuk terbang meninggalkan sarang Gambar 16. Gambar 16 Walet terbang meninggalkan sarang. Perilaku ini dilakukan ketika menjelang pagi untuk berburu makanan atau pada waktu walet akan terbang berkeliling di dalam ruang bersarangnya 5. Perilaku datang ke sarang Perilaku ini dilakukan walet setelah aktivitas berburu makanan. Perilaku ini juga terjadi pada saat walet setelah terbang berkeliling di dalam ruang bersarangnya. Walet menangkupkan kedua sayap dengan sudut ± 60 o ke belakang, tubuh dalam posisi vertikal, kedua kaki ditekuk ± 45 o menghadap ke depan dengan kaki siap mencengkeram sirip atau bibir sarang. Ketika mendekati tempat bersarangnya, posisi ekor sedikit ditekuk ke depan ± 30 o dengan bulu ekor mengembang. Posisi ekor ini berguna untuk mengurangi kecepatan gerak tubuhnya sebelum walet bertenggermenggantung pada siripbibir sarang Gambar 17. Gambar 17 Walet datang ke sarang. Perilaku ini biasa dilakukan setelah berburu makanan atau setelah terbang berkeliling ruang bersarangnya 6. Perilaku membuang kotoran Walet selalu membuang kotoran di luar sarangnya. Walet menggantung pada bibir sarang ketika membuang kotoran. Dengan kaki tetap mencengkeram bibir sarang, walet membentangkan sayap ± 45 o , antara ekor dan abdomen membentuk sudut ± 60 o . Perilaku ini dilakukan agar kotoran yang keluar tidak jatuh ke sarangnya Gambar 18. Gambar 18 Walet sedang membuang kotoran. Kaki mencengkeram bibir sarang dan sayap dibentangkan, agar kotoran tidak jatuh ke sarangnya 7. Perilaku pindah posisi ke sisi kiri atau kanan pasangan Perilaku ini berlangsung ketika pasangan walet sedang beristirahat, mengeram, dan mendekap anaknya. Perilaku dilakukan dengan terbang ke sisi kiri atau sisi kanan pasangannya. Hal ini juga dilakukan dengan cara berpindah ke sisi bawah sarang lebih dulu kemudian bergerak ke bibir sarang pada sisi yang lain. Perilaku ini dilakukan karena salah satu induk walet tidak mendapatkan tempat bertengger pada saat istirahat. Pada fase inkubasi, walet yang sedang mengerami telur sering mengubah posisinya. Akibat perubahan posisi tersebut, walet pasangan yang menggantung di bibir sarang terkadang berada di bagian posterior ekor. Walet yang berada di bagian posterior kemudian berpindah ke sisi bibir lain. Penyebab lainnya adalah anak walet selalu bergerak sehingga mengakibatkan induk walet tidak mendapat tempat bertengger. Perilaku ini juga berguna memberi sinyal kepada walet lain agar tidak mendekati sarang mereka Gambar 19. Gambar 19 Walet berpindah tempat ke sisi kiri atau kanan pasangan. Perilaku dilakukan untuk memperoleh tempat istirahat yang benar atau untuk member isyarat agar walet lain tidak mendekati sarangnya 8. Perilaku membentangkan sayap Perilaku ini dilakukan waktu istirahat atau sedang menelisik bulu tubuhnya. Walet melakukan perilaku dalam posisi tubuh tetap bertengger menggantung pada bibir sarang. Ketika sedang beristirahat atau menelisik bulu, walet membentangkan sayapnya secara perlahan sampai membentuk sudut kurang lebih 75 o dari tubuhnya. Usai melakukan perilaku ini walet menutup sayapnya kembali seperti semula secara perlahan. Pada saat membentangkan sayap, posisi kepala menunduk kurang lebih 20 o dan posisi ekor ditekuk ke depan kurang lebih 30 o Gambar 20. Diduga walet berperilaku ini berguna untuk relaksasi setelah sehari berburu makanan. Gambar 20 Walet sedang membentangkan sayap 9. Perilaku menoleh ke kanan atau ke kiri Perilaku ini ditunjukkan dengan gerakan kepala berputar ± 45 o ke kiri atau ke kanan dan kepala membentuk sudut dengan leher ± 60 o . Pada saat melakukan perilaku ini posisi walet sedang menggantung di bibir sarang Gambar 21a atau sedang berada di dalam sarang Gambar 21b. Perilaku ini dilakukan untuk mengamati walet pasangan ketika terbang berkeliling di dalam ruang bersarang. Kegiatan ini biasanya berlangsung sebelum terbang berburu makanan pada pagi hari atau sesudah berburu makanan pada sore hari. Gambar 21 Walet sedang menoleh ke kanan dan ke kiri Frekuensi Perilaku Umum Walet Rumahan Perbandingan frekuensi perilaku fase pembuatan sarang, pengeraman, dan pengasuhan anak menunjukkan bahwa secara umum frekuensi perilaku umum walet paling tinggi berlangsung pada fase pembuatan sarang. Perilaku menelisik bulu berdua paling sering dilakukan pada fase pembuatan sarang 34.54 kalihari. Frekuensi perilaku ini semakin menurun pada fase pengeraman dan pengasuhan anak Gambar 22. Frekuensi perilaku menelisik bulu sendiri paling sering dilakukan pada fase pembuatan sarang 45.08 kalihari. Perilaku ini menurun pada fase pengeraman, dan meningkat kembali pada fase pengasuhan anak. Frekuensi perilaku berdiam diri paling sering dilakukan pada fase pembuatan sarang. Perilaku ini paling dominan dibanding perilaku umum lainnya 91.62 kalihari. Pada fase pengeraman dan pengasuhan anak, frekuensi perilaku ini makin menurun Gambar 22. Frekuensi perilaku terbang meninggalkan sarang paling sering dilakukan pada fase pembuatan sarang 17.15 kalihari Perilaku ini makin menurun pada fase pengeraman dan pengasuhan anak. Frekuensi perilaku datang ke sarang b a tertinggi pada fase pembuatan sarang 16.62 kalihari. Perilaku ini makin menurun pada fase pengeraman dan pengasuhan anak Gambar 22. Gambar 22 Perbandingan frekuensi perilaku pada fase pembuatan sarang, pengeraman dan pengasuhan anak Frekuensi perilaku membuang kotoran paling sering dilakukan pada fase pembuatan sarang 8.92 kalihari. Frekuensi menurun pada fase pengeraman dan meningkat pada fase pengasuhan anak. Frekuensi tertinggi perilaku berpindah tempat ke sisi kanan dan kiri pasangan berlangsung pada fase pembuatan sarang 21.46 kalihari. Frekuensi perilaku ini menurun tajam pada fase pengeraman dan meningkat kembali pada fase pengasuhan anak Gambar 22. Perilaku membentangkan sayap paling sering dilakukan pada fase pembuatan sarang 12.69 kalihari. Frekuensi menurun tajam pada fase pengeraman dan meningkat pada fase pengasuhan anak. Frekuensi tertinggi perilaku menoleh ke kanan dan kiri berlangsung pada fase pembuatan sarang 19.31 kalihari. Frekuensi makin menurun pada fase pengeraman dan pengasuhan anak Gambar 22. Durasi Perilaku Umum Walet Rumahan Perilaku berdiam diriistirahat merupakan perilaku yang berdurasi paling tinggi dibanding perilaku umum lainnya. Perilaku berdiam diri pada fase Keterangan: U1 Menelisik bulu berdua U2 Menelisik bulu sendiri U3 Berdiam diriistirahat U4 Terbang meninggalkan sarang U5 Datang ke sarang U6 Membuang kotoran U7 Berpindah tempat kirikanan U8 Membentangkan sayap U9 Menoleh kirikanan pembuatan sarang berlangsung selama 380.38 menithari. Durasi menurun pada fase pengeraman dan meningkat pada fase pengasuhan anak Gambar 23. Perilaku menelisik bulu berdua paling sering dilakukan pada fase pembuatan sarang 47.56 menithari. Durasi menurun tajam pada fase pengeraman dan makin menurun pada fase pengasuhan anak. Perilaku menelisik bulu sendiri berdurasi tertinggi pada fase pembuatan sarang 89.71 menithari. Durasi menurun tajam pada fase pengeraman dan meningkat selama fase pengasuhan anak Gambar 23. Perilaku berdiam diri berdurasi tertinggi pada fase pembuatan sarang 380.38 menithari. Durasi menurun tajam pada fase pengeraman dan meningkat kembali selama fase pengasuhan anak Gambar 23. Durasi perilaku terbang meninggalkan sarang pada fase pengeraman lebih tinggi dibanding pada fase pembuatan sarang dan pengasuhan anak 10.61 menithari. Perilaku datang ke sarang berdurasi tertinggi pada fase pembuatan sarang 6.54 menithari. Durasi perilaku ini makin menurun pada fase pengeraman dan pengasuhan anak Gambar 23. Perilaku membuang kotoran berdurasi paling tinggi berlangsung pada fase pembuatan sarang 0.94 menithari kemudian menurun menjadi 0.08 menithari pada fase pengeraman, dan sedikit meningkat menjadi 0.16 menithari selama fase pengasuhan anak. Perilaku berpindah tempat berdurasi tertinggi berlangsung pada fase pembuatan sarang 2.06 menithari kemudian menurun menjadi 0.05 menithari pada fase pengeraman, dan sedikit meningkat menjadi 0,16 menithari selama fase pengasuhan anak Gambar 23. Perilaku berpindah tempat ke sisi kanan atau kiri pasangan berdurasi paling tinggi pada fase pembuatan sarang 2.06 menithari. Durasi menurun pada fase pengeraman dan meningkat selama pengasuhan anak. Perilaku membentangkan sayap berdurasi tertinggi pada fase pembuatan sarang 3.83 menithari. Durasi menurun pada fase pengeraman dan meningkat selama fase pengasuhan anak. Perilaku menoleh ke kanan dan ke kiri bedurasi tertinggi pada fase pembuatan sarang 20.29 menithari. Durasi perilaku ini semakin menurun pada fase pengeraman dan pengasuhan anak Gambar 23. Gambar 23 Perbandingan durasi perilaku pada fase pembuatan sarang, pengeraman dan pengasuhan anak

B. Perilaku Khusus Walet Rumahan