Perilaku Khusus pada Fase Pengeraman

C. Perilaku Khusus pada Fase Pengeraman

Walet memiliki durasi perilaku mengeram relatif sama mulai minggu kedua sampai ketiga menjelang telur menetas. Perilaku mengeram memiliki rataan durasi 20.62 menitperilaku atau 18.97 jamhari. Perilaku ini diduga dilakukan agar telur walet mendapatkan transfer panas dari induk walet secara teratur. Transfer panas yang stabil berpengaruh pada proses pertumbuhan embrio di dalam telur. Lim Cranbrook 2002 melaporkan bahwa pada saat pengeraman, telur- telur dapat mengalami penurunan suhu. Penurunan suhu telur bisa disebabkan induk walet terlalu lama meninggalkan telur. Suhu telur dapat turun mendekati suhu ruang bersarangnya. Penurunan suhu mengakibatkan panas yang dibutuhkan untuk metabolisme embrio dalam telur terganggu. Kejadian ini tidak menyebabkan embrio mati, tetapi waktu yang diperlukan hingga telur menetas menjadi lebih panjang. Masa pengeraman walet rumahan di Sidayu yaitu 25 hari. Frekuensi mengeram tertinggi terjadi pada hari ke-16 yang berlangsung lebih dari 72 kalihari Gambar 36. Durasi mengeram tertinggi terjadi pada hari ke-22 yaitu 1419.68 menithari 23 jam 40 menit. Durasi mengeram terendah pada hari ke-25 yaitu 320.60 menithari 5 jam 21 menit Gambar 38a. Panjang masa mengeram dan durasi mengeram tersebut berbeda dengan walet gua di Serawak, sedangkan informasi tentang frekuensi mengeram belum ada. Lim Cranbrook 2002 melaporkan masa pengeraman walet gua di Serawak berlangsung 19-32 hari. Durasi mengeram paling tinggi yaitu 30 jam 53 menit dan durasi terlama meninggalkan telurnya yaitu 18 jam 35 menit. Perbedaan lama masa pengeraman walet disebabkan kondisi habitat mikro masing-masing lokasi penelitian berbeda Mardiastuti A 25 Mei 2009, komunikasi pribadi. Proporsi mengeram bergantian pada masing-masing anggota pasangan walet tidak diketahui frekuensi dan durasinya. Hal ini terjadi karena walet jantan dan betina tidak bisa dibedakan secara morfologis. Smith Montgomerie 1992 melaporkan perilaku mengeram secara bergantian pada burung barn swallow Hirundo rustica. Perilaku ini dilakukan induk betina karena kehilangan banyak energi setelah mengerami telur sepanjang malam hingga pagi. Pada waktu induk betina memulihkan energinya, maka induk jantan yang menggantikan mengeram pada pagi hingga siang hari. Induk jantan mengerami dengan waktu lebih pendek dari pada induk betina. Perilaku mengeram secara bergantian antara jantan dan betina juga terjadi pada burung merpati Columba livia dan Streptopelia chinensis Saxena et al. 2008.

D. Perilaku Khusus pada Fase Pengasuhan Anak