Fiksasi Dehidrasi Clearing Buluh Darah Paru-paru, Jantung, Hati, Ginjal dan Limpa

PEMBUATAN SEDIAAN HISTOPATOLOGI DENGAN PEWARNAAN HEMATOXYLLIN-EOSIN Proses pembuatan sediaan histologi hingga pewarnaan terdiri dari tujuh tahap, yaitu fiksasi, dehidrasi, clearing, infiltrasi atau impregnasi, embedding atau blocking, pewarnaan dan mounting.

1. Fiksasi

Jaringan yang akan di buat sediaan histologi di potong dengan ukuran tidak lebih dari 1x1 cm² dengan ketebalan 2-3 mm, kemudian di lakukan proses fiksasi dengan cara di rendam dalam cairan buffer normal formalin 10 BNF minimal selama 48 jam. Tahap ini sangat penting karena di tujukan untuk menghentikan proses enzimatis pada jaringan dan menjaga agar elemen-elemen sel tetap terfiksasi pada tempatnya. Setelah jaringan di anggap ”matang” atau terfiksasi dengan baik, kemudian di lakukan proses selanjutnya yaitu dehidrasi, clearing, infiltrasi atau impregnasi, embedding atau blocking. Selain embedding, semua proses di lakukan dengan menggunakan alat automatic tissue processor Sakura.

2. Dehidrasi

Proses dehidrasi di maksudkan untuk menarik air dari jaringan dengan cara merendamnya dalam larutan alkohol dengan konsentrasi bertingkat. Konsentrasi larutan alkohol bertingkat yang di gunakan di mulai dari 70, 80, 90, 95 dan terakhir menggunakan alkohol absolut. Perendaman jaringan dalam masing-masing konsentrasi alkohol di lakukan selama 2 jam. Perendaman dalam alkohol 95 dan alkohol absolut masing-masing di lakukan dalam dua tahap. Lama perendaman dalam masing-masing gelas adalah 2 jam. Hal ini di maksudkan agar air yang terkandung dalam pori-pori jaringan benar-benar tertarik. Pori-pori kosong tersebut nantinya akan di isi dengan parafin dalam proses infiltrasi setelah melewati proses clearing. Proses dehidrasi di Bagian Patologi di lakukan dengan menggunakan mesin otomatis yaitu automatic tissue processor Sakura.

3. Clearing

Pada proses clearing atau penjernihan, jaringan di rendam dalam larutan xylol. Xylol bersifat mudah bercampur dengan alkohol yang berasal dari proses dehidrasi dan juga dapat melarutkan parafin dari proses infiltrasi. Dengan demikian penggunaan xylol dalam proses ini di maksudkan untuk melarutkan alkohol dan parafin sehingga di peroleh jaringan yang jernih dan bersih tanpa kotoran atau artefak yang dapat mengganggu proses pembacaan. Agar di peroleh jaringan yang benar-benar jernih dan bersih, perendaman dalam xylol juga di lakukan dalam dua tahap, yaitu xylol I dan xylol II dan di lakukan menggunakan automatic tissue processor Sakura

4. Infiltrasi