57
Pewarnaan imunohistokimia menggunakan anti-HCV antibody monoclonal WA303, Central Veterinary Laboratory, New Haw, Addlestone,UK
di lakukan untuk mengetahui distribusi virus hog cholera pada organ. Pemeriksaan imunohistokimia
pada hati, di temukan virus di sel leukosit buluh darah hati, makrofag dan sel endotel buluh darah hati gambar 51.
Gambar 51.Distribusi antigen hog cholera di sel leukosit buluh darah hati tanda kepala anak panah, sel makrofag tanda asterik dan sel endotel buluh
darah tanda anak panah. Pewarnaan imunohistokimia menggunakan anti-HCV antibody monoclonal WA303, Central Veterinary Laboratory,
New Haw, Addlestone, UK. Skor +, Skala 1 µm
4.3.4. Organ Ginjal
Pengamatan mikroskopis organ ginjal menunjukkan adanya kongesti buluh darah mesangial dan kapiler buluh darah inter tubuli; degenerasi dan nekrosa epitel
tubuli gambar 52a, fokus hemoragi di antara tubuli di korteks ginjal gambar 52b. Glomerulitis di tandai dengan perlekatan mesangial buluh darah dengan kapsula
Bowman dan deposit protein di ruang Bowman gambar 53. Atrofi sel epitel tubuli dan
degenerasi hidropis epitel tubulus gambar 54a,b. Akumulasi multifokus sel radang makrofag, limfosit dan sel plasma di interstisial gambar 55 dan nekrosa koagulasi
gambar 56. Degenerasi hialin pada epitel tubuli gambar 57. Secara histopatologi di simpulkan ginjal mengalami nefritis kronik akut. Pengamatan mikroskopis organ ginjal
HC
58
babi kontrol menunjukkan adanya endapan protein dalam lumen tubuli tetapi tidak sebanyak pada lumen tubuli ginjal babi sakit gambar 58.
Perubahan pada ginjal di golongkan menjadi 4 jenis skor lesio berdasarkan derajat keparahannya. Skor lesio 0 di tandai dengan tidak ada perubahan; skor lesio 1
di tandai dengan deposit protein dalam lumen tubuli; skor lesio 2 di tandai dengan kongesti, udema, hemoragi buluh darah mesangial dan kapiler buluh darah inter tubuli,
infiltrasi sel radang di interstisium; lesio 3 di tandai dengan hiperplasia sel endotel anyaman mesangial glomerulus di sertai deposit protein di lumen tubuli dan ruang
Bowman, degenerasi hidropis epitel tubulus. Hasil pengamatan skor lesio di rangkum
dalam tabel 8. Tabel 8. Nilai Skor Histopatologi Organ Ginjal
Lapangan Pandang
Nilai Skor Histopatologi Ginjal Babi
1 Babi
2 Babi
3 Babi
4 Babi
5 Babi
6 Babi
7 Babi
8 Babi
9 Babi
10 K
1 K
2 K
3
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10
Skor rata-rata
2 1
3 3
2 1
3 3
3 1
3
2 3
3 1
3 2
2 1
3 3
3
1 1
2 2
3 3
3 3
2 3
3
2 2
2 3
3 2
2 2
1 2
2
2 3
3 2
2 2
3 2
1 2
2
2 2
2 2
1 1
2 3
2 1
2
3 3
2 3
1 2
2 3
2 3
3
1 3
1 2
2 2
2 1
2 2
2
2 1
2 2
2 3
1 2
2 2
2
1 2
2 3
2 3
2 2
3 2
1
1 1
1 1
2 1
1
1
1 1
1 1
1 1
1
1
1 1
1 1
1 1
1
Keterangan : K=Kontrol
Skoring terhadap perubahan histopatologi ginjal dalam 10 lapangan pandang di temukan bahwa rataan skor terbanyak yang di temukan adalah skor 2 yaitu berupa
kongesti, udema, hemoragi buluh darah mesangial dan kapiler buluh darah inter tubuli; infiltrasi sel radang di interstisium. Ini menunjukkan bahwa organ ginjal mengalami
kerusakan derajat sedang akibat infeksi virus hog cholera. Skoring terhadap perubahan histopatologi ginjal kontrol di temukan bahwa rataan skor terbanyak yang di temukan
adalah skor 1 yaitu berupa deposit protein dalam lumen tubuli.
59 Gambar 52 a. Kongesti buluh darah mesangial dan kapiler buluh darah intra tubuli
tanda kepala anak panah, degenerasi dan nekrosa epitel tubuli tanda panah. Skor 2.Pewarnaan HE, Skala 2 µm.
Gambar 52 b.Fokus hemoragi di antara tubuli di korteks ginjal tanda panah. Skor 3. Pewarnaan HE, Skala 4 µm.
HC
HC
60 Gambar 53. Glomerulitis, perlekatan mesangial buluh darah dengan kapsula
Bowman yang menebal tanda kepala anak panah, endapan protein
dalam lumen tubuli tanda asterik, infiltrasi sel radang limfositik pada jaringan interstisialis tanda panah. Skor 3. Pewarnaan HE,
Skala 2 µm.
Gambar 54.a. Endapan protein dalam lumen tubuli tanda asterik, atrofi sel epitel tubuli tanda panah. Skor 3. Pewarnaan HE, Skala 4 µm.
HC
HC
61 Gambar 54.b. Degenerasi hidropis sel epitel tubulus tanda panah, endapan protein
di dalam lumen tubuli tanda asterik. Skor 3. Pewarnaan HE, Skala 1 µm
Gambar 55. Endapan protein dalam lumen tubuli tanda asterik, infiltrasi sel radang limfositik pada jaringan interstitialis tanda kepala anak panah. Skor 2.
Pewarnaan HE, Skala 4µm
HC
HC
62 Gambar 56.Fokus nekrosa koagulasi di sertai akumulasi sel radang limfositik pada
jaringan interstitialis tanda kepala anak panah. Skor 3. Pewarnaan HE, Skala 2 µm
Gambar 57. Degenerasi hialin pada epitel tubuli tanda kepala anak panah. Skor 3. Pewarnaan HE, Skala 4 µm
HC
HC
63 Gambar 58.
Endapan protein ringan dalam lumen tubuli ginjal babi kontrol tanda anak panah, lumen tubuli yang bersih dari endapan
protein tanda asterik
Skor 1. Pewarnaan HE, Skala 2 µm
Struktur histologi nefron ginjal terdiri dari glomerulus dan tubulus .
Glomeruli merupakan susunan anyaman kompleks kapiler yang memiliki peranan penting yaitu
melakukan penyaringan filtrat plasma. Glomeruli juga berhubungan erat dengan sistem tubular. Kerusakan atau gangguan saringan glomerulus dapat menyebabkan penyakit
ginjal dan komplikasi patologis pada organ tubuh lainnya Kelainan pada glomerulus di tandai dengan adanya kebocoran molekul protein berukuran kecil yang masuk ke
dalam ruang Bowman dan tubulus. Jika sebagian besar protein plasma dan albumin yang lolos melalui barier glomerular yang rusak maka kemampuan reabsorbsi protein
di tubuli convolti proximal akan terlampaui. Keadaan ini dapat mengakibatkan akumulasi protein di lumen tubulus dan pada urin Carlton dan Gavin 1995.
Perubahan histopatologi ginjal memberikan gambaran bahwa rute infeksi hematogenus menghasilkan lesio-lesio di mesangial glomerulus dan pada buluh darah
kapiler diantara tubuli Confer dan Panciera 1995. Lesio awal yang di timbulkan terlihat sebagai kongesti, udema dan hemoragi gambar 52a. Hiperplasi sel endotel
mesangial, menyebabkan fungsi filtrasi ginjal menjadi terganggu. Adanya gangguan filtrasi di tunjukan oleh adanya endapan protein di ruang Bowman gambar 53 dan
lumen tubuli gambar 54 a,b dan 55. Protein yang terakumulasi di lumen tubuli akan
K
64
di reabsorbsi kembali oleh sel epitel tubuli mengakibatkan lesio degeneratif pada sel epitel tubuli degenerasi hialin gambar 57. Area-area nekrosa koagulasi pada ginjal
gambar 56 adalah akibat iskemia. Kerusakan endotel kapiler interstisium menyebabkan hambatan suplai oksigen pada jaringan dan mengundang kehadiran sel
radang pada jaringan interstisialis gambar 53, 55 dan 57. Nekrosa koagulasi di tandai dengan struktur jaringan dan seluler yang utuh
tetapi sitoplasma mengalami koagulasi dan mengambil warna merah muda pada pewarnaan HE. Inti sel yang mengalami nekrosa koagulasi umumnya piknotis,
karioreksis hingga kariolisis gambar 56. Terhambatnya aliran darah dapat di sebabkan oleh trombus. Trombosis merupakan pembentukan trombus di dalam sistem
buluh darah yang berasal dari komponen-komponen darah. Cheville 1999. Faktor penting pada trombosis arteri adalah kelainan dinding buluh darah, sedangkan pada
trombosis vena adalah statis dan hiperkoagulabilitas. Bentuk nekrosis ini dapat terjadi di organ ginjal, hati dan otot Carlton dan Gavin 1995. Lesio patologi anatomi berupa
multifokal ptekhie berpola Turkey egg pada korteks ginjal yang sangat signifikan ternyata berhubungan erat dengan lesio histopatologi yang terlihat sebagai fokus
hemoragi diantara tubuli di korteks gambar 52b. Penyakit akut yang di sebabkan oleh virus seperti hog cholera umumnya
menimbulkan lesio pada glomerulus. Lesio yang di timbulkan umumnya ringan, dapat pula bersifat sementara sebagai akibat dari replikasi virus di endotelium kapiler. Secara
histopatologi glomerulitis di tandai dengan hipertropi endotelial, penebalan mesangium, udema, hemoragi dan nekrosis endotelium Carlton dan Gavin 1995.
Infeksi buatan virus hog cholera isolat Quillota yang di lakukan oleh Quezada et al. 2000, menunjukkan lesio yang bervariasi antara lain : hemoragi glomerulus dan
adanya mikrotrombosis pada kapiler glomerulus. Endapan protein dalam jumlah yang banyak di temukan di glomerulus dan dari hasil penelitian ini di peroleh bahwa tubulus
ginjal merupakan tempat penting untuk replikasi virus hog cholera. Penelitian yang di lakukan oleh Ruiz-Villamor et al. 2001 menggunakan virus hog cholera isolat
Quillota membuktikan bahwa glomerulitis yang terjadi di akibatkan oleh endapan imun
kompleks yang tertimbun di mesangium, atau di antara endotelium dan membran dasar glomerulus.
Pewarnaan imunohistokimia menggunakan anti-HCV antibody monoclonal WA303, Central Veterinary Laboratory, New Haw, Addlestone,UK
dilakukan untuk mengetahui distribusi virus hog cholera pada organ. Pemeriksaan imunohistokimia
65
pada ginjal, di temukan virus di sel leukosit dalam pembuluh darah organ ginjal, sel endotel buluh darah ginjal dan sel endotel glomerulus dan tubulus ginjal gambar 59 a,
59 b, 60.
Gambar 59 a. Distribusi antigen hog cholera di sel leukosit dalam pembuluh darah
organ ginjal tanda kepala anak panah. Pewarnaan imunohistokimia menggunakan anti-HCV antibody monoclonal WA303, Central
Veterinary Laboratory, New Haw, Addlestone, UK. Skor ++, Skala
2 µm
HC
66 Gambar 59 b. Distribusi antigen hog cholera di sel leukosit dalam buluh
darah organ ginjal tanda kepala anak panah dan sel endotel buluh darah ginjal
tanda panah. Pewarnaan imunohistokimia menggunakan anti-HCV antibody monoclonal WA303, Central Veterinary Laboratory, New
Haw, Addlestone, UK. Skor ++, Skala 2 µm.
Gambar 60. Distribusi antigen hog cholera di sel endotel glomerulus dan tubulus ginjal tanda anak panah. Pewarnaan imunohistokimia menggunakan
anti-HCV antibody monoclonal WA303, Central Veterinary Laboratory, New Haw, Addlestone, UK.
Skor ++, Skala 2 µm.
HC
HC
67
3.5. Organ Limpa