17 e.
Aktivitas Phenoloxidase PO Pengukuran PO dilakukan berdasarkan Liu dan Chen 2004. Aktivitas
PO diukur berdasarkan formasi dopachrome yang dihasilkan oleh L-DOPA. Hemolimph yang sudah dicampur dengan antikoagulan sebanyak 1 ml
disentrifus 1.500 rpm; suhu 4
o
C selama 10 menit. Supernatan dibuang dan pelet disuspensikan kembali secara perlahan ke dalam 1 ml larutan cacodylate-
citrate buffer , selanjutnya disentrifus kembali. Pelet diambil dan disuspensikan
dalam 200 μl cacodylate-citrate buffer. Suspensi sel sebanyak 100 μl diinkubasi dengan 50 μl trypsin 1 mg ml
-1
cacodylate-citrate buffer selama 10 menit pada suhu 25-26
o
C. Selanjutnya ditambahkan 50 μl L-DOPA 3 mg ml
-1
cacodylate- citrate buffer
setelah 5 menit, dan ditambahkan 800 μl cacodylate-citrate buffer
. Densitas optikal optical density diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm. Larutan standar
mengandung 100 μl suspensi hemosit, 50 μl cacodylate-citrate buffer pengganti tripsin dan 50 μl L-DOPA yang digunakan untuk mengukur
background aktivitas PO pada semua larutan uji. Aktivitas PO dihitung
berdasarkan rumus berikut: � � �
= �
− �
µ ℎ �
ℎ µ ℎ
� � ℎ+µ � � �
�
3.2.4.6 Pengujian Performa Pertumbuhan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji kinerja sinbiotik dengan berbagai dosis oligosakarida terhadap performa pertumbuhan udang vaname. Pengujian
terdiri dari empat perlakuan dengan tiga ulangan sebagai berikut: Kontrol
: Udang vaname diberi pakan komersil. Pro+Pre 1 : Udang vaname diberi pakan komersil dengan penambahan probiotik
dan prebiotik 1. Pro+Pre 2 : Udang vaname diberi pakan komersil dengan penambahan probiotik
dan prebiotik 2. Pro+Pre 3 : Udang vaname diberi pakan komersil dengan penambahan
probiotik dan prebiotik 3. Udang diberi pakan perlakuan setiap hari selama 30 hari. Parameter yang
diukur berupa penambahan bobot tubuh, jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, retensi nutrien protein dan lemak serta aktivitas enzim
pencernaan protease dan amilase. Parameter uji dihitung dengan menggunakan rumus seperti pada Tabel 5. Tahapan dan waktu kegiatan uji performa pertumbuhan
dijelaskan pada Lampiran 5. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi, FPIK IPB dan analisis enzim di Laboratorium Mikrobiologi, Pusat Antar
Universitas PAU IPB. Prosedur analisis proksimat dan enzim dijelaskan di Lampiran 7 dan 8, serta hasil proksimat tubuh udang dan pakan perlakuan di
Lampiran 9.
18 Tabel 5 Perhitungan parameter pengujian performa pertumbuhan: penambahan
bobot tubuh ∆ Biomasa, jumlah konsumsi pakan JKP, laju pertumbuhan SGR, efisiensi pakan EP, retensi nutrien protein dan
lemak, aktivitas enzim AE protease dan amilase
Parameter Rumus perhitungan
Pustaka ∆ Biomasa g
� ℎ� −
� -
JKP g bobot pakan yang diberikan
– bobot sisa pakan -
SGR hari
-1
[ � �
� 1
− ] × Huisman 1987
EP ℎ
� � ℎ
� �
Takeuchi 1988 Retensi
nutrien [ � − � ⁄ ] ×
Takeuchi 1988 AE unit
menit
-1
ml
-1
[ �
− � �
− � ] �
−1
Bergmeyer dan Grassi 1983;
Bernfeld 1955
Keterangan tabel: Wf = Bobot udang akhir
Wi = Bobot udang awal t
= Periode pemeliharaan F = Jumlah nutrien tubuh pada akhir pemeliharaan g
I = Jumlah nutrien tubuh pada awal pemeliharaan g
P = Jumlah nutrien pakan yang dikonsumsi g OD = Persen absorbansi
P = Pengenceran T = Waktu menit
3.2.4.7 Populasi Bakteri Usus Udang
Pengukuran populasi bakteri usus udang dilakukan pada sebelum awal dan setelah 30 hari pemberian pakan perlakuan. Sampel udang untuk pengukuran
populasi usus awal diambil dari wadah stok sebanyak lima ekor, sesaat sebelum udang dipindahkan ke akuarium perlakuan. Sedangkan sampel udang untuk
pengukuran populasi usus setelah perlakuan diambil dari masing-masing akuarium sebanyak satu ekor dan digabungkan antar perlakuan yang sama. Pengambilan
sampel udang dilakukan secara acak. Sampel udang yang telah diambil kemudian didesinfeksi dengan mencelupkan udang ke alkohol 70 untuk mengurangi
kemungkinan kontaminasi pada usus. Usus udang perlakuan yang sama digabungkan dan dimasukkan ke dalam eppendorf yang sebelumnya telah diberi
larutan PBS 500 µl. Sebelum dan sesudah diisi usus, eppendorf ditimbang untuk mengetahui bobot usus. Selanjutnya usus digerus sampai homogen dan kemudian
19 dihitung konsentrasi total bakterinya dengan metode total plate count pada media
SWC agar.
3.2.4.8 Kualitas Air Media Pemeliharaan
Pengukuran kualitas air media pemeliharaan udang dilakukan tiga kali selama masa pemberian pakan perlakuan yaitu pada awal, tengah dan akhir perlakuan.
Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu
o
C, salinitas
o oo
, oksigen terlarut DO mg l
-1
, TAN mg l
-1
, dan pH. Pengukuran suhu, salinitas, DO dan pH dilakukan dengan menggunakan alat berupa termometer, refraktometer,
DOmeter dan pHmeter. Pengukuran nilai TAN dilakukan di Laboratorium Pengujian Departemen Teknologi Industri Pertanian TIN IPB.
3.3 Prosedur Analisis Data
Uji resistensi udang vaname terhadap infeksi IMNV terdiri dari lima perlakuan dengan tiga ulangan, sedangkan uji performa pertumbuhan terdiri dari
empat perlakuan dengan tiga ulangan. Kedua percobaan tersebut menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan satu faktor. Analisis data dilakukan
dengan dua metode yaitu analisis ragam analysis of varianceANOVA pada selang kepercayaan 95
α=0,05 dan analisis deskriptif. ANOVA digunakan untuk analisis data sintasan, gejala klinis, total hemosit, aktivitas PO, dan data
parameter pertumbuhan. Apabila terdapat perbedaan antar perlakuan maka analisis dilanjutkan dengan uji Tukey menggunakan software IBM SPPS Statistics version
19
. Sedangkan analisis desktiptif digunakan untuk data kandungan oligosakarida, pertumbuhan bakteri SKT-b, kombinasi sinbiotik optimal, populasi bakteri usus,
aktivitas enzim dan data kualitas air.