Pertumbuhan Bakteri Probiotik SKT-b

14

3.2.4.3 Persiapan Wadah dan Media

Wadah perlakuan berupa akuarium kaca berukuran 60x30x40 cm 3 . Sebelum digunakan, wadah didesinfeksi dengan klorin 100 ppm selama satu jam. Wadah dibilas air sampai bersih dan dijemur di bawah sinar matahari untuk menghilangkan residu klorin. Akuarium kemudian ditutup dengan plastik hitam untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk. Masing-masing akuarium dilengkapi dengan shelter pipa paralon ½ inci dan “anco” tutup toples plastik diameter 18 cm. Air yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Pantai Ancol. Air laut ditampung dalam tandon dan didesinfeksi dengan klorin 30 ppm. Residu klorin dihilangkan dengan menambahkan Na-Thiosulfat 15 ppm setengah dosis klorin. Setiap akuarium perlakuan diisi air laut setinggi 30 cm 54 liter. Akuarium dengan perlakuan yang sama digabung dalam satu sistem resirkulasi untuk mempertahankan kualitas air media pemeliharaan udang Lampiran 3.

3.2.4.4 Kondisi Hewan Uji

Udang vaname diperoleh dari PT. Global Gen Indonesia, Labuan, Banten. Sebelum digunakan, udang vaname PL 41; bobot rataan 0,6 g diadaptasikan selama dua minggu dalam wadah fiber volume 1 ton. Udang diberi pakan sekenyangnya sebanyak lima kali sehari pada pukul 06.00, 10.00, 14.00, 18.00 dan 22.00 WIB. Setelah proses adaptasi, udang uji PL 55; bobot rataan 1,9 g kemudian dipindahkan ke dalam akuarium perlakuan sebanyak 40 ekor per akuarium. Udang diberi pakan perlakuan selama 30 hari dengan metode dan frekuensi pemberian pakan yang sama seperti saat adaptasi. Selain dengan menggunakan sistem resirkulasi, kualitas air media dipertahankan dengan aerasi terus menerus dan penyifonan setiap dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Penyifonan juga dilakukan untuk mengambil sisa pakan untuk pengukuran parameter jumlah konsumsi pakan. Uji in vivo dikelompokkan menjadi dua yaitu uji resistensi udang vaname terhadap infeksi IMNV dan uji performa pertumbuhan. Setelah pemberian pakan perlakuan selama 30 hari, dilakukan analisis dan perhitungan parameter pertumbuhan untuk uji performa pertumbuhan serta pengukuran populasi bakteri usus. Setelah itu, sebanyak 18 ekor udang tiap akuarium dipelihara kembali untuk dilakukan uji resistensi terhadap IMNV. Infeksi IMNV dilakukan dengan menginjeksikan hasil ekstraksi tubuh udang yang positif terinfeksi berdasarkan pengamatan gejala klinis dan hasil analisis PCR. Sampel udang yang positif terinfeksi IMNV didapatkan dari Balai Pengembangan Budidaya Air Payau BPBAP Situbondo, Jawa Timur dan diekstrak berdasarkan Escobedo et al. 2006 Lampiran 4. Udang yang diinfeksi IMNV pada masing-masing akuarium, sebanyak 15 ekor digunakan untuk pengukuran parameter sintasan dan gejala klinis serta 3 ekor untuk pengukuran parameter imunitas. Selama waktu pengamatan, udang diberi pakan kontrol dengan metode dan frekuensi yang sama seperti saat perlakuan. Resirkulasi air, aerasi dan penyifonan tetap dilakukan untuk mempertahankan kualitas air. 15

3.2.4.5 Pengujian Resistensi Udang Vaname terhadap Infeksi IMNV

Uji ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja sinbiotik dalam meningkatkan resistensi udang vaname yang diinfeksi IMNV. Pengujian terdiri dari lima perlakuan dengan tiga ulangan, sebagai berikut: Kontrol - : Udang vaname diberi pakan komersil dan diinjeksi PBS. Kontrol + : Udang vaname diberi pakan komersil dan diinfeksi IMNV. Pro+Pre 1 : Udang vaname diberi pakan komersil dengan penambahan probiotik dan prebiotik 1 serta diinfeksi IMNV. Pro+Pre 2 : Udang vaname diberi pakan komersil dengan penambahan probiotik dan prebiotik 2 serta diinfeksi IMNV. Pro+Pre 3 : Udang vaname diberi pakan komersil dengan penambahan probiotik dan prebiotik 3 serta diinfeksi IMNV. Udang diberi pakan perlakuan setiap hari selama 30 hari. Infeksi IMNV dilakukan melalui injeksi sebanyak 0,1 ml per ekor udang. Pengamatan dilakukan selama 10 hari setelah infeksi. Parameter yang diamati meliputi sintasan SR dan gejala klinis yang diukur pada akhir pengamatan, serta parameter imunitas total hemosit dan aktivitas phenoloxidase pada awal hari ke 0 sebelum infeksi, tengah dan akhir pengamatan hari ke 5 dan ke 10 setelah infeksi. Tahapan dan waktu kegiatan uji resistensi udang vaname terhadap IMNV dijelaskan pada Lampiran 5. a. Pengambilan Sampel Hemolimph Hemolimph diambil dari ventral sinus pada pangkal kaki renang pertama dengan menggunakan syringe 1 ml yang telah dibilas dan diisi antikoagulan sebanyak 200 µl. Hemolimph yang terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam eppendorf 2 ml dan dicatat volumenya sebagai faktor pengencer pada perhitungan nilai total hemosit dan aktivitas phenoloxidase. Untuk mengawetkan sampel hemolimph selama pengukuran parameter imunitas, sampel disimpan di dalam cool box yang telah diisi dengan batu es. b. Sintasan SR Sintasan udang dihitung dengan menggunakan rumus berikut: SR = Nt No x 100 Keterangan : Nt : Jumlah udang yang hidup pada akhir pengamatan ekor No : Jumlah udang pada awal pengamatan ekor c. Gejala Klinis Gejala klinis yang timbul pada udang dapat menunjukkan tingkat infeksi dari IMNV tersebut. Data gejala klinis yang dihasilkan berupa kualitatif deskriptif dan kemudian dibuat semi kuantitatif dengan cara skoring.

Dokumen yang terkait

Co-infection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) and Vibrio harveyi in Pacific White Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 6 116

Kappa-Carrageenan as an Immunostimulant for Infectious Myonecrosis (IMN) Disease Control on Whiteleg Shrimp Litopenaeus vannamei

0 3 200

Synbiotic Application for Pacific White Shrimp Litopenaeus vannamei: Resistance to Infectious Myonecrosis Virus and Growth

2 15 126

Developmentof Real Time Rt-Pcr And Molecular Characterization For Detection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) on Whiteleg Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 3 137

Sinbiotik untuk pencegahan infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vannamei

0 3 5

Developmentof Real Time Rt Pcr And Molecular Characterization For Detection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) on Whiteleg Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 4 75

Co infection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) and Vibrio harveyi in Pacific White Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 3 65

Kappa Carrageenan as an Immunostimulant for Infectious Myonecrosis (IMN) Disease Control on Whiteleg Shrimp Litopenaeus vannamei

1 6 107

The Development and Application of Reverse Transcription Loop-Mediated Isothermal Amplification for The Diagnosis of Infectious Myonecrosis Virus in the White Shrimp (Litopenaeus vannamei) | Widowati | Jurnal Sain Veteriner 2490 4232 1 SM

0 0 7

INSIDENSI INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) PADA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI TELUK LAMPUNG INCIDENCE OF INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) OF WHITE LEG SHRIMP (Litopenaeus vannamei) IN LAMPUNG BAY

0 0 6