9 c.
Imperfectly Imitable Capabilities yaitu kapabilitas yang tidak mudah dikembangkan oleh perusahaan lain.
d. Nonsubstitutable
Capabilities yaitu kapabilitas yang tidak dapat disubstitusikan.
Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal diklasifikasikan menjadi lingkungan umum dan lingkungan industri Hubeis dan Najib 2014. Pearce II dan Robinson Jr 2014 membagi tiga sub
kategori yang saling berkaitan,yaitu lingkungan jauh remote environment, lingkungan industri dan lingkungan operasi. Gupta 2013 menyatakan untuk menganalisis
lingkungan umum menggunakan analisis Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi PEST yaitu :
a.
Politik Political-Legal: berhubungan dengan dampak dari kebijakan
pemerintah termasuk stabilitas pemerintah, kebijakan perpajakan, dan peraturan pemerintah. Legal legal: berkaitan dengan lingkungan hukum
dimana perusahaan beroperasi.
b. Ekonomi Economic: meliputi beberapa indikator ekonomi termasuk tingkat
suku bunga, pendapatan, tingkat pengangguran, inflasi, produk domestik bruto PDB, dan nilai tukar.
c. Sosial Social: faktor sosial dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam
hal ini, faktor-faktor sosial meliputi perubahan budaya dalam lingkungan dan sering disebut sosio-budaya.
d. Teknologi Technology: dewasa ini, perubahan utama yang terjadi dalam
industri yaitu perubahan teknologi dengan cepat. Perubahan teknologi dan inovasi menyebabkan industri-industri baru muncul dan persaingan industri
terjadi.
Lingkungan Industri
Lingkungan industri memiliki komponen yang berhubungan langsung dengan operasional suatu perusahaan . Lingkungan industri merupakan tempat
perusahaan tersebut bersaing. Kondisi persaingan suatu industri bergantung kepada lima kekuatan dasar yaitu ancaman pendatang baru, kekuatan tawar
menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, produk substitusi dan persaingan antar perusahaan sejenis Porter dalam Pearce II dan Robinson 2014.
Model lima kekuatan Porter Porter’s Five Forces adalah pendekatan
yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri. David 2011. Hubungan antar kekuatan tersebut seperti ditunjukkan pada
Gambar 7. Porter dalam Pearce II dan Robinson Jr 2014 menguraikan masing- masing kekuatan tersebut yaitu :
a. Pendatang Baru
Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru dan berkeinginan merebut pangsa pasar. Tingkat keseriusan ancaman pendatang
baru tergantung dari reaksi pesaing dan enam sumber utama hambatan yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk, persyaratan modal, kerugian biaya yang
tidak dipengaruhi ukuran perusahaan, akses terhadap saluran distribusi dan kebijakan pemerintah.
10
Ancaman Produk substitusi
Pemasok Pembeli
Persaingan Industri Pendatang Baru
Substitusi Ancaman dari
Pendatang baru Kekuatan
Penawaran Pembeli
Kekuatan Penawaran
Pemasok
Sumber : Porter dalam Pearce II dan Robinson Jr 2014 Gambar 7 Hubungan persaingan lima kekuatan industi
b. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan menawarnya terhadap perusahaan dalam industri dengan menaikkan harga atau mengurangi kualitas barang atau
jasa yang dibeli. Jika perusahaan tidak dapat menutupi kenaikan biaya melalui struktur harganya, maka kemampulabaan perusahaan tersebut akan menurun.
c. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli akan memiliki kekuatan tawar lebih tinggi jika membeli dalam jumlah besar, produk yang dibeli merupakan produk standar atau tidak terdeferensiasi,
pembeli memperoleh laba yang rendah, produk yang dibeli tidak terlalu penting bagi produk atau jasa pembeli, pembeli dapat melakukan integrasi ke
hulu.
d. Produk Substitusi
Produk substitusi akan merupakan ancaman apabila berharga lebih murah dan memiliki kualitas yang sama bahkan lebih baik dari produk suatu industri.
e. Industri Sejenis
Persaingan diantara industri sejenis terjadi bertujuan untuk mendapatkan posisi yang dilakukan dengan cara persaingan harga, pengenalan produk dan iklan
secara besar-besaran.
Kajian Penelitian Sebelumnya
Kajian terhadap penelitian sebelumnya diperlukan untuk mendapatkan informasi yang sesuai dan mendukung perumusan strategi pengembangan usaha
produk tesktil di PT PS. Penelitian sebelumnya menyatakan : 1 Struktur biaya industri tekstil dan produk tekstil TPT di Indonesia didominasi oleh bahan
baku Asmara et al 2013, Irawan dan Suryatoga 2009, 2 Kenaikan biaya bahan baku domestik, bahan baku impor, tenaga kerja dan bahan bakar dan pelumas
berpengaruh negatif terhadap price cost margin industri TPT Asmara et al 2013, 3 Analisis rantai nilai industri pakaian jadi di Indonesia memiliki keunggulan
11 dari segi kualitas karena adanya QC di tiap lini produksi sedangkan
kelemahannya adalah kurangnya nilai tambah yang disebabkan tingginya intervensi dari pembeli perusahaan besar dan ketergantungan terhadap impor
bahan baku Nurimansyah 2012, 4 Giri dan Rai menyatakan masalah rantai pasok dalam industri garmen di India meliputi manajemen persediaan, visibilitas,
lead time, kolaborasi, teknologi dan logistik yang hampir dihadapi oleh semua perusahaan di seluruh rantai pasok, 5 Nugroho 2015 menyatakan strategi
bersaing dan bisnis kemitraan memberikan kontribusi nyata terhadap kinerja bisnis produk tekstil di Indonesia, 6 Priandita dan Toha 2013 strategi bisnis
untuk PT Kartina Tri Satria yang bergerak dalam industri pakaian muslim adalah pemeliharaan pelanggan dan kepemimpinan produk, 7 Ririh et al 2011
menyatakan terdapat 4 sasaran strategis kebijakan dalam industri konveksi pakaian jadi yaitu finansial, customer, proses bisnis internal, dan pengembangan
SDM, 8 Strategi S-O dalam industri produk tekstil jenis pakaian muslim yaitu mempertahankan mutu produk, meningkatkan mutu tenaga kerja, melakukan
penetrasi dan pengembangan pasar, mempertahankan pembeli potensial, sedangkan strategi S-T yaitu meningkatkan program pemasaran produk,
melakukan kerjasama dengan pengusaha produk sejenis lainnya Tajulfitri 2007, 9 Strategi dalam pengembangan perusahaan tekstil di Vietnam meliputi
strategi Sumber Daya Manusia, pemasaran, penjualan dan finansial Luu 2012 dan 10
Rangking pertama strategi rantai pasok tekstil dan pakaian jadi di Pakistan adalah membangun hubungan yang efektif antara industri, akademisi dan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan dan diikuti oleh strategi kerjasama dengan Kompetitor Hussain et al 2012. Tabel 2 menunjukkan penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan industri TPT.
Tabel 2 Kajian penelitian sebelumnya No
Peneliti Judul
Metode Hasil penelitian
1 Asmara et al
2013 Struktur Biaya
Industri dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Industri
Tekstil dan Produk Tekstil
Indonesia Analisis
deskriptif dan Model Panel
Pangsa biaya bahan baku dalam negeri merupakan
yang terbesar dalam struktur biaya
industri TPT
Indonesia, kecuali
pada industri fiber dimana pangsa
biaya bahan baku impor merupakan yang terbesar.
Analisis
model panel
menunjukan struktur
industri, nilai output, dan efisiensi berpengaruh positif
terhadap kinerja Price Cost MarginPCM industri TPT.
Sedangkan
peningkatan biaya bahan baku domestik
dan impor, tenaga kerja, bahan bakar serta pelumas
berpengaruh
negatif terhadap
kinerja PCM
12 No
Peneliti Judul
Metode Hasil penelitian
industri TPT. 2
Irawan dan Suryatoga
2009 Analisis Rantai
Nilai Industri Tekstil dan
Produk Tekstil TPT di
Indonesia Value Chain
Analysis Aktivitas utama yaitu
inbound, proses dan outbond. Porsi biaya ter-
besar terjadi pada akti- vitas inbound yaitu pe-
ngadaan material 56 -58 . Pada aktivitas proses
komponen terbesar adalah energy 15-19 untuk in-
dustri hulu dan antara, se- dangkan industri hilir
hanya 2. Sebaliknya
biaya komponen tenaga kerja pada aktivitas proses
mencapai 27 pada industri hilir dan hanya 6-
13 pada industri hulu dan antara.
3 Nurimansyah
2012 Analisis Rantai
Nilai Value Chain Industri
Pakaian Jadi di Indonesia
Metode perbandingan
tetap The constant
comparative method of
Qualitative Analysis dari
Glaser 1965 Fokus utama rantai nilai
pakaian jadi di Indonesia adalah pembuatan sampel,
ketepatan waktu pasokan bahan
baku termasuk
aksesoris, kualitas making dan trimming serta kete-
patan waktu pengiriman. Keunggulan
rantai nilai
pakaian jadi di Indonesia adalah dari kualitas, karena
adanya QC di tiap lini produksi.
Kelemahannya adalah
kurangnya nilai
tambah yang disebabkan tingginya intervensi dari
pembeli perusahaan besar dan
ketergantungan ter-
hadap impor bahan baku. 4
Giri dan Rai 2013
Dinamika rantai pasok
garmen Supply Chain
Management Penelitian menunjukkan
bahwa industri
garmen India sedang menghadapi
banyak masalah
dalam rantai
pasok seperti
manajemen persediaan,
visibilitas, lead time, ko- laborasi,
teknologi dan
logistik yang hampir di-
13 No
Peneliti Judul
Metode Hasil penelitian
hadapi oleh semua per- usahaan di seluruh rantai
pasok. Perusahaan-per-
usahaan juga
bervariasi dalam ukuran dan
pe- nawaran produk berbasis
kelompok target pelanggan mereka.
5 Nugroho
2015 Pengaruh
strategi bersaing dan
bisnis kemitraan
terhadap performa bisnis
industri tekstil di Indonesia.
Analisis deskriptif,
verifikasi dan model PLS
Partial Least Square.
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh
strategi bersaing dan bisnis kemitraan terhadap kinerja
bisnis
industri produk
tekstil di Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa strategi bersaing dan
bisnis kemitraan
mem- berikan kontribusi nyata
terhadap kinerja
bisnis produk tekstil. Strategi ber-
saing berpengaruh lebih besar dari bisnis kemitraan.
Oleh karena itu, disarankan perusahaan tekstil untuk
menekankan
peningkatan aspek
strategi bersaing
untuk meningkatkan kinerja bisnis.
6 Priandita dan
Toha 2013 Perumusan
Strategi Bisnis Menggunakan
Model Bisnis Studi Kasus :
PT Kartina Tri Satria
Five Porter ’s
Analysis . PEST,
Value Chain analysis,
VRIO, SWOT Analysis
Business Model
Canvas Strategi PT Kartina Tri
Satria adalah pemeliharaan pelanggan dan kepemim-
pinan produk. Pemilihan perencanaan model bisnis
adalah dengan membuka butik, penggunaan tekno-
logi, penelitian dan pe- ngembangan,membangun
perusahaan garmen sendiri dan membangun kedekatan
dengan pelanggan
7 Ririh et al
2011 Strategi
Kebijakan Pengembangan
dan Pembinaan IKM Konveksi
Sebagai Salah Satu
1.Three level characteristic
s of manufacture.
2. Analisis SWOT
Terdapat 4 sasaran strategis kebijakan yaitu finansial,
customer, proses
bisnis internal, dan pengembangan
SDM.
14 No
Peneliti Judul
Metode Hasil penelitian
IKM di Indonesia
8 Tajulfitri
2007 Strategi
Pemasaran Tekstil dan
Produk Tekstil Studi Kasus
Usaha Produk Pakaian Jadi
Yasra Studio di Jakarta Pusat
Analisis SWOT
Analisis SWOT menghasil- kan 4 alternatif strategi :
1 S-O : mempertahankan mutu produk, meningkatkan
mutu
tenaga kerja,
melakukan penetrasi dan pengembangan pasar serta
mempertahankan pembeli potensial, 2 W-O: me-
ngembangkan atribut produk barumodifikasi rupa dan
bentuk, membeli mesin baru serta mengembangkan
harga jual sesuai segmen konsumen, 3 S-T :
meningkatkan program pemasaran produk, melaku-
kan kerjasama dengan pengusaha produk sejenis,
4 W-T: mengoptimalkan litbang di bidang tekstil dan
pakaian .
9 Luu 2012
Strategi pengembangan
Perusahaan Tekstil
Porter’s Five Forces, PEST
SWOT, Strategi
pengembangan perusahaan tekstil meliputi
strategi SDM, pemasaran, penjualan dan finansial.
10 Hussain et al
2012 Perencanaan
strategi rantai pasok tekstil dan
pakaian jadi SWOT, AHP,
ANP, The Simple
Additive Weighting
SAW Rangking strategi :
1. Membangun hubungan
yang efektif
antara industri, akademisi dan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan 9
2. Kerjasama
dengan Kompetitor 8
3. Membangun
akses pasar strategis 5
4. Penerapan
insentif ekspor 5
5. Pengenalan
paket bantuan industri 5
6. Program
peningkatan keterampilan 3,5
7. Meningkatkan industri
kimia lokal 3,5 8.
Membangun kawasan
15 No
Peneliti Judul
Metode Hasil penelitian
industri yang dilengkapi fasilitas Pusat desain
dan pengembangan,
Pusat aplikasi
ICT, Instalasi
pengolahan limbah 2,5
9. Diversifikasi
produk 2,5
10. Pengembangan
dan implementasi kebijakan
jangka panjang dan kebijakan
yang terkoordinasi 2,5
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tentang permasalahan umum dalam industri TPT sedangkan perbedaannya adalah dalam
jenis produk tekstil yang diteliti, penelitian ini fokus pada pakain olah raga jenis trainingspak sedangkan penelitian sebelumnya terfokus pada industri TPT,
industri produk tekstil pakaian jadi dan pakaian muslim. Hal ini menjadi perbedaan karena masing-masing produk memiliki karakteristik berbeda dari segi
bahan, konsumen , waktu, tempat dan durasi penggunaan pakain tersebut.
Persamaan lainnya adalah dalam perumusan strategi industri produk tekstil yaitu penggunaan metode analisis lingkungan internal dan eksternal menggunakan
analisis rantai nilai, analisis VRIO, PEST dan Porter’s five Forces serta
perumusan strategi dengan metode analisis SWOT. Adapun perbedaannya adalah dalam metode memilih strategi prioritas, penelitian ini menggunakan QSPM
sedangkan penelitian sebelumnya hanya sampai perumusan strategi menggunakan SWOT, kalaupun sampai kepada pemilihan startegi, metode yang
digunakan adalah metode ANP
3 METODE
Kerangka Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian diawali dengan gambaran latar belakang dan permasalahan industri produk tekstil melalui kajian pustaka, sedangkan
permasalahan di PT PS diperoleh melalui observasi dan wawancara pendahuluan. Untuk memahami lebih lanjut kondisi perusahaan dilakukan pengamatan
lingkungan internal, eksternal dan posisi perusahaan saat ini melalui pengisian kuesioner , wawancara dan analisis. Tahapan selanjutnya adalah penyusunan
rumusan alternatif strategi dan pemilihan strategi dilakukan dengan pengisian kuesioner , wawancara mendalam dan analisis. Gambar 8 menunjukkan alur
pendekatan penelitian.
16
Mulai Latar Belakang
dan permasalahan
Kondisi Perusahaan saat ini
Pengamatan Lingkungan Internal Instrument :
1. Value Chain Analisys 2. VRIO Analisys
Metode : Pengisian kuesioner dan wawancara mendalam
Pengamatan Lingkungan Eksternal Instrument :
1. PEST Analisys 2.
Porter’s Five Forces Analisys Metode : Pengisian kuesioner
dan wawancara mendalam
Analisis Faktor internal perusahaan
Instrumen : Internal FactorEvaluation IFE
Metode : Pengisian kuesioner dan wawancara mendalam
Analsisis Faktor Eksternal perusahaan
Instrumen : External Factor Evaluation EFE
Metode : Pengisian kuesioner dan wawancara mendalam
Analisis Posisi Perusahaan Instrumen
Internal External Analisys IE
Visi, Misi Tujuan, Kebijakan dan Program Perusahaan
Analisis Lingkungan Perusahaan
wawancara mendalam
Perumusan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha
Instrumen : SWOT Analisys
Metode : FGD Penyusunan prioritas strategi
pengembangan usaha Instrumen :
QSPM Analisys Metode : Pengisian kuesioner
dan Perhitungan Prioritas Strategi Pengembangan
Usaha
Selesai
Kajian Pustaka, Observasi dan wawancara
Obyek dan Waktu Penelitian
Obyek Penelitian adalah PT PS produsen produk tekstil khusus pakaian olah raga di Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian 5 lima
bulan mulai Agustus sampai Desember 2015 dan dikaji kembali selama bulan Juni 2016.
Gambar 8. Pendekatan penelitian
17
Pengumpulan Data Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah industri produk tekstil di Kota Tasikmalaya dan pengambilan contohnya menggunakan metode purposive
sampling. Contoh yang dipilih adalah PT PS karena merupakan produsen yang melakukan tahapan paling lengkap dalam proses produksi produk tekstil,
memiliki omset cukup besar diantara produsen lainnya serta sudah melakukan pemasaran di tingkat lokal dan regional.
Jenis Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari PT PS serta dari pihak eksternal perusahaan melalui kuesioner dan
wawancara mendalam. Penentuan responden dipilih dengan mempertimbangkan pengalaman dan kapasitas pengetahuan kondisi perusahaan, kondisi industri
pakaian olah raga dan perumusan strategi perusahaan. Responden yang dipilih yaitu Pemilik PerusahaanDirektur, Bagian Produksi dan Bagian Pemasaran,
Asosiasi Pengusaha Konveksi Kota Tasikmalaya dan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya. Data sekunder diperoleh dari
laporan berkala atau tahunan PT PS, jurnal dan literatur lainnya yang behubungan dengan penelitian.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan program MS Office Excel kemudian dianalisis dengan tahapan : 1 Tahap analisis lingkungan menggunakan PEST
Politic, Economic, Social, and Technolgy analysis, Porter’s Five forces
analysis, analisis rantai nilai value chain analysis, dan VRIO Valuable, Rare, Imitable imperfectly, Organizational combined capabilities analysis, 2 Tahap
masukan the input stage menggunakan Internal Factor Evaluation IFE matrtix, External Factor Evaluation EFE Matrix dan 3 Tahap pemaduan the
matching stage menggunakan Internal-External IE Matrix untuk penentuan posisi perusahaan dan Strengths Weaknesses, Opportunities and Threats SWOT
matrix untuk merumuskan strategi dan 4 Tahap pemilihan strategi menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM.
Analisis ini dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik dan kondisi umum, serta mengidentifikasi faktor internal dan eksternal PT PS. Hasil analisis tersebut
dikembangkan menjadi beberapa alternatif strategi berdasarkan skala prioritas untuk memilih strategi yang terbaik David 2011. Tahapan metode pengolahan
dan analisis data selengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Analisis Lingkungan
a. Analisis Lingkungan Internal