21
4. Tahapan Pemilihan Strategi menggunakan QSPM Quantitative Strategic
Planning Matrix
Menurut David 2011, metode QSPM adalah alat melakukan evaluasi pilihan alternatif secara obyektif, menetapkan daya tarik relatif dari tindakan
alternatif yang layak dan memutuskan strategi terbaik. Keunggulan dari penggunaan metode QSPM yaitu rangkaian strategi dalam metode QSPM
dapat diamati secara berurutan dan bersamaan, serta memperkecil kemungkinan bahwa faktor- faktor utama akan terlewat namun
membutuhkan penilaian secara intuitif dan asumsi berdasar.
Komponen-komponen utama QSPM terdiri dari: Key Factors, Strategic Alternatives, WeightsBobot yang diberikan sama dengan yang ada pada
matriks EFE dan IFE, Attractiveness Score ASNilai daya tarik, Total Attractiveness Score TASTotal nilai daya tarik, dan Sum Total Attractiveness
Score STASJumlah total nilai daya tarik David, 2011
Ada enam langkah yang diperlukan untuk mengembangkan matriks ini David 2011, yaitu :
a. Mendaftarkan faktor kunci internal dan eksternal perusahaan.
b. Memberikan bobot untuk setiap faktor kunci, sama dengan yang dipakai
dalam matriks IFE dan EFE. c.
Memeriksa dan mengidentifikasi strategi alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk diimplementasikan.
d. Menetapkan AS, yang menunjukkan daya tarik relatif setiap strategi dalam
alternatif sel tertentu, dengan nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik dan 4 = amat menarik.
e. Menghitung TAS, dengan mengalikan antara bobot dengan nilai daya tarik.
f. Menghitung STAS dengan menjumlahkan semua TAS pada masing-
masing kolom QSPM. Nilai STAS dari alternatif strategi tertinggi menunjukkan bahwa alternatif strategi yang menjadi pilihan utama. Nilai
STAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir.
Aspek Kajian
Aspek kajian dalam penelitian ini adalah : 1.
Analisis faktor internal IFE, faktor eksternal EFE dan mengetahui posisi strategik PT PS IE.
2. Merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha PT PS
3. Penyusunan prioritas dan pemilihan strategi pengembangan usaha PT PS.
22
KOMISARIS
BAGIAN PRODUKSI BAGIAN PEMASARAN
KAIN TRAINING SPAK
DIREKTUR
BAGIAN KEUANGAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan
PT PS merupakan produsen pakaian olah raga jenis trainingspak. Perusahaan ini berlokasi di Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Provinsi
Jawa Barat. Sebelum berbadan hukum, usaha ini dimulai pada tahun 1997 berupa usaha individu perdagangan pakaian olah raga dengan membeli ke pengusaha
konveksi kemudian menjualnya ke tingkat grosir. Pada tahun 1998 usaha ini mulai dikembangkan dengan memproduksi sendiri sambil mengembangkan pasar.
Seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan, pengusaha mulai bekerja sama dengan pengusaha konveksi lainnya untuk kegiatan produksi khususnya kegiatan
menjahit, sedangkan proses memotong dan membordil dilakukan sendiri. Selama itu kebutuhan bahan baku diperoleh dari penjual kain. Dengan berkembangnya
usaha, pada tahun 2010 mulai memproduksi kain sendiri dan kelembagaan dibuat berbadan hukum PT PS.
Struktur Organisasi Struktur organisasi perusahaan PT PS terdiri atas Komisaris, Direktur, Bagian
Produksi, Bagian Pemasaran dan Bagian Keuangan Gambar 11.
Sumber : PT PS 2016 Gambar 11 Struktur organisasi PT PS
Visi dan Misi perusahaan
Visi PT PS adalah menjadi produsen pakaian olah raga terbaik, sedangkan misinya: 1 dapat mengeluarkan zakat minimal Rp. 100.000.000,- per tahun, 2
memberikan keuntungan yang optimal bagi pemegang saham, 3 meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan 4 mengurangi pengangguran.
23
Kegiatan Produksi Kegiatan produksi terbagi dalam dua tahapan utama yaitu pembuatan kain dan
pembuatan trainingspak Gambar 12.
Sumber : PT PS 2016 Gambar 12 Alur produksi
24
Identifikasi Faktor Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal PT PS menggunakan pendekatan analisis rantai nilai value chain analysis dan analisis VRIO Valuable, Rare, Imitable
imperfectly, Organizational combined capabilities. Identifikasi faktor lingkungan internal dilakukan melalui wawancara dengan lima orang responden yang
memiliki keahlian dan kompetensi dalam industri pakaian olah raga. Kelima responden tersebut adalah Direktur PT PS, Bagian Produksi, Bagian Pemasaran,
Asosiasi Pengusaha Konveksi Kota Tasikmalaya dan Kepala Bidang Industri, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya.
Selanjutnya responden mendisuksikan dan menyimpulkan faktor lingkungan internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Analisis Rantai Nilai Value Chain Analysis
Kegiatan produksi di PT PS terdiri atas penenunan, pencelupan dan pembuatan trainingspak. Rantai nilai masing-masing kegiatan produksi ini
terbagi ke dalam aktivitas primer dan aktivitas pendukung Lampiran 2. Aktivitas primer penenunan meliputi :
1. Pengadaan logistik dalam perusahaan yang meliputi penerimaan,
penyimpanan, penyebaranpenyampaian dan kontrol bahan baku berupa benang polyester warna grey, bahan pembantu, pelumas dan jarum.
2. Operasi terdiri dari kegiatan penenunan yang menghasilkan kain warna
grey, kegiatan quality control dan pengemasan kain. 3.
Pengadaan logistik luar perusahaan meliputi kegiatan pengumpulan dan pengiriman kain ke tempat pencelupan.
4. Tidak ada kegiatan pemasaran, penjualan dan layanan karena kain hasil
penenunan digunakan sendiri. Aktivitas primer pencelupan terdiri atas :
1. Pengadaan logistik dalam perusahaan meliputi penyampaian kain warna
grey ke tempat pencelupan. 2.
Operasi meliputi kegiatan pencelupan menggunakan sistem maklun, perusahaan membayar sejumlah biaya kepada perusahaan pencelupan
untuk melakukan pencelupan kain grey menjadi kain warna.
3. Pengadaan logistik luar perusahaan meliputi pengambilan kain hasil
pencelupan. 4.
Tidak ada kegiatan pemasaran, penjualan dan layanan, karena kain hasil pencelupan digunakan sendiri sebagai bahan baku konveksi trainingspak.
Aktivitas primer konveksi trainingspak terdiri dari : 1.
Pengadaan logistik dalam perusahaan meliputi penerimaan, penyimpanan, penyebaranpenyampaian dan kontrol bahan baku kain berwarna dan
bahan penolong berupa benang bordil, benang obras, jarum,tali dan kemasan.
2. Operasi terdiri dari desain mode, pembuatan pola, pemotongan kain,
membordir, mengobras, menjahit, pasang taliaksesoris dan pengemasan. 3.
Pengadaan logistik luar perusahaan meliputi pergudangan produk jadi, penanganan material, proses pemesanan dan penjadwalan serta proses
pengirimandistribusi.
25 4.
Pemasaran dan penjualan dilakukan dengan membuka kios di pasar Tegal Gubuk Cirebon dan melakukan pemasaran regional serta antar pulau.
5. Layanan yang dilakukan adalah pengiriman tepat waktu, menggunakan
perusahaan ekspedisi yang terpercaya dan berkualitas. Aktivitas penunjang terdiri atas
1. Administrasi umum meliputi : a pencatatan bahan baku benang,
kain dan bahan penolong, b pencatatan produksi, c pencatatan penjualan, d pencatatan keuangan pemasukan: pembayaran dari
pembeli. pengeluaran : pembelian bahan baku dan bahan penolong, biaya celup, biaya maklun, biaya distribusi dan transportasi, biaya gaji
pegawai, perhitungan harga pokok dan rugi laba
2. Infrastruktur perusahaan terdiri atas : a bangunan pabrik tenun,
pabrik konveski, gudang, b mesin tenun, potong, obras, jahit, c Listrik PLN, genset, d mobil box, e Kios di Tegal Gubuk dan f
Jalan beraspal hotmix, kondisinya baik dan masuk mobil truk.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia terdiri atas : a Pengelola
Direktur, Bagian Keuangan. Produksi dan Pemasaran berjumlah 4 orang dan 17 orang tenaga kerja pabrik tenun dan konveksi, b
Perusahaan mitra berjumlah 30 perusahaan dan memiliki rataan 8 orang pegawai.
4. Pengembangan teknologi meliputi pengunaan mesin tenun, desain,
mesin potong, mesin bordil computerized, mesin obras, mesin jahit, pengunaan program akunting excell, pengunaan internet, penggunaan
desktop untuk pengelolaan administrasi dan keuangan.
5. Pembelian meliputi pembelian bahan baku berupa benang, bahan
penolong oli, jarum, benang jahit, benang obras, tali, plastik kemasan, karung dan alat tulis kantor.
Analisis VRIO
Analisis internal perusahaan menggunakan analisis Valuable, Rare, Imitable imperfectly, Organizational combined capabilities VRIO Tabel 5.
Tabel 5 Hasil Analisis VRIO PT PS
Sumber Daya dan Kapabilitas
V R
I O
Implikasi Kompetitif
Kinerja Ekonomi
Kategori SWOT
Produksi
Kain bahan baku trainingspak diproduksi
sendiri ya
ya ya
ya Keunggulan
kompetitif berkelanjutan
Di atas normal
Kekuatan dan
kompetensi khusus
jangka panjang
Pencelupan dengan sistem maklun
ya tidak
Keseimbangan kompetitif
Normal Kekuatan
atau Kelemahan
Belum ada petugas QC tidak
Ketidak unggulan
bersaing Di bawah
normal Kelemahan
Memproduksi trainingspak dengan pola
ya tidak
Keseimbangan kompetitif
Normal Kekuatan
atau
26
Sumber Daya dan Kapabilitas
V R
I O
Implikasi Kompetitif
Kinerja Ekonomi
Kategori SWOT
Kemitraansistem maklun Kelemahan
Produk
Produk lengkap trainingspak panjang,
pendek dan baju kaos ya
ya tidak
Keunggulan kompetitif
bersifat sementara
Di atas normal
Kekuatan dan
Kompetensi khusus
Mutu dan jenis kain samatidak dicampur
ya ya
tidak Keunggulan
kompetitif bersifat
sementara Di atas
normal Kekuatan
dan Kompetensi
khusus
Merek AN Sport dan PAS Sport sudah dipatenkan
ya ya
ya ya
Keunggulan kompetitif
berkelanjutan Di atas
normal Kekuatan
dan Kompetensi
khusus jangka
panjang
Pemasaran
Kios di Tegal Gubuk Cirebon
ya ya
tidak Keunggulan
kompetitif bersifat
sementara Di atas
normal Kekuatan
dan Kompetensi
khusus
Tersedia jalur distribusi ya
ya tidak
Keunggulan kompetitif
bersifat sementara
Di atas normal
Kekuatan dan
Kompetensi khusus
Pemeliharaan loyalitas Pelanggan jarang dilakukan
tidak Ketidak
unggulan bersaing
Di bawah normal
Kelemahan Harga jual produk bersaing
ya ya
ya ya
Keunggulan kompetitif
berkelanjutan Di atas
normal Kekuatan
dan Kompetensi
khusus jangka
panjang
Pemasaran regional ya
ya tidak
Keunggulan kompetitif
bersifat sementara
Di atas normal
Kekuatan dan
Kompetensi khusus
Konsumen setingkat grosir ya
ya tidak
Keunggulan kompetitif
bersifat sementara
Di atas normal
Kekuatan dan
Kompetensi khusus
Segmentasi pasar Konsumen kelas menengah
ke bawah ya
ya tidak
Keunggulan kompetitif
bersifat sementara
Di atas normal
Kekuatan dan
Kompetensi khusus
Layanan
Pengiriman menggunakan perusahaan ekspedisi
bermutu ya
ya tidak
Keunggulan kompetitif
bersifat sementara
Di atas Normal
Kekuatan dan
Kompetensi khusus
Pengiriman tepat waktu ya
ya ya
ya Keunggulan
kompetitif berkelanjutan
Di atas normal
Kekuatan dan
Kompetensi khusus
27
Sumber Daya dan Kapabilitas
V R
I O
Implikasi Kompetitif
Kinerja Ekonomi
Kategori SWOT
jangka panjang
Pengiriman untuk luar Jawa, gratis di drop sampai Jakarta
ya ya
tidak Keunggulan
kompetitif bersifat
sementara Di atas
normal Kekuatan
dan Kompetensi
khusus
Tidak ada complain handling
tidak Ketidak
unggulan kompetitif
Di bawah normal
Kelemahan Administrasi Umum dan SDM
Penggunaan desktop, program akuntansi, internet
ya tidak
Keseimbangan Kompetitif
Normal Kelemahan
atau kekuatan
Tingkat pendidikan karyawan bidang keuangan
dan administrasi umum menunjang pekerjaan
ya ya
ya ya
Keunggulan kompetitif
berkelanjutan Di atas
normal Kekuatan
dan Kompetensi
khusus jangka
panjang
Kepala bagian produksi dan pemasaran berpengalaman
ya ya
ya ya
Keunggulan kompetitif
berkelanjutan Di atas
normal Kekuatan
dan Kompetensi
khusus jangka
panjang
SOP tidak tertulis tidak
Ketidak unggulan
kompetitif Di bawah
normal Kelemahan
Tenaga kerja produksi terampil terbatas
tidak Ketidak
unggulan kompetitif
Di bawah normal
Kelemahan Pengembangan Teknologi
Mesin tenun bekas tidak
Ketidak unggulan
bersaing Di bawah
normal Kelemahan
Belum memanfaatkan inovasi rekayasa dan
upgrade mesin tenun tidak
Ketidak unggulan
bersaing Di bawah
normal Kelemahan
Pengadaan Pembelian bahan baku
benang dan bahan penolong diperoleh dari pemasok yang
dipercaya dan mempunyai hubungan lama.
ya ya
tidak Keunggulan
kompetitif bersifat
sementara Di atas
normal Kekuatan
dan Kompetensi
khusus
Hasil identifikasi menunjukkan sejumlah faktor lingkungan internal perusahaan. Berdasarkan diskusi dan peratingan oleh responden yang merupakan
pakar di bidang produksi pakain olah raga, ditentukan masing-masing lima peubah faktor lingkungan internal yang paling penting dan berpengaruh. Peubah
tersebut merupakan kekuatan dan kelemahan bagi PT PS Tabel 6.
28 Tabel 6 Daftar Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan Kelemahan
Kain untuk bahan baku trainingspak diproduksi sendiri
Pencelupan dengan sistem maklun berbiaya tinggi
Memproduksi trainingspak dengan pola kemitraansistem maklun
Belum ada petugas QC Mutu kain seragam
Pemeliharaan loyalitas pelanggan jarang dilakukan
Harga jual produk bersaing Tenaga kerja produksi terampil
terbatas Pemasaran regional
Mesin tenun bekas
Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal PT PS menggunakan pendekatan analisis PEST Politic, Ekonomic, Social Technology dan analisis
Porter’s Five Forces. Identifikasi faktor lingkungan eksternal dilakukan melalui wawancara dengan
lima orang responden yang sama. Dari lima pendapat responden tersebut ditentukan modus datanya untuk pengambilan kesimpulan faktor lingkungan
eksternal yang merupakan peluang atau ancaman bagi perusahaan.
Analisis PEST Tabel 7 menunjukkan hasil identifikasi PEST PT PS.
Aspek Politik –Hukum
Kebijakan pemerintah menarik investor luar negeri di bidang industri TPT dianggap tidak penting oleh pengusaha karena dianggap akan menimbulkan
ancaman bagi kelangsungan usaha. Akan tetapi responden lainnya Kepala Bidang Industri menganggap penting karena akan membuka lapangan kerja baru
dan penyediaan bahan baku tekstil.
Peraturan Pemerintah No. 92016 tentang tentang fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal termasuk industri pakaian jadi
dianggap penting, akan tetapi kebijakan tersebut belum bisa dinikmati oleh pengusaha konveksi.
Kebijakan tersebut lebih banyak dinikmati oleh perusahaan besar sekelas garmen, karena salah satu tujuan kebijakan sebagai jaring pengaman sosial, dimana
industri garmen banyak menyerap tenaga kerja.
Peraturan Menteri Perdagangan No 85 tahun 2015 tentang ketentuan impor tekstil dan produk tekstil. Peraturan ini memuat ketentuan bahwa importir hanya
diperbolehkan mengimpor bahan baku dan bahan penolong untuk industri tekstil dan produk tekstil yang akan digunakan untuk proses produksi sendiri dan tidak
diperbolehkan memindahtangankan atau memperdagangkan ke pihak lain. Kebijakan ini dianggap penting dan merupakan peluang bagi pengusaha, terutama
berkaitan dengan kemudahan impor bahan baku dan bahan penolong industri tekstil. Kebijakan kenaikan Upah Minumum Regional UMR dianggap penting
dan dianggap ancaman bagi perusahaan, karena akan menambah biaya produksi. Aspek Ekonomi
Melemahnya nilai mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika yang mencapai Rp. 13.0001 Dolar merupakan aspek sangat penting dan ancaman bagi
29
Tabel 7 Analisis PEST PT PS
No Aspek
SP P
TP STP
Modus Simpulan
O T
Politik-Hukum
1 Kebijakan Pemerintah menarik
investor luar negeri di bidang TPT v
vvv v
TP T
2 PP No 92016 tentang fasilitas Pph
untuk penanaman modal termasuk industri pakaian jadi
vvv vv
P O
3 PP tentang ekspor-import produk
tekstil vv
vvv P
O 4
Peraturan UMR vv
vvv P
T
Ekonomi
5 Melemahnya nilai tukar ID Rupiah
terhadap USD vvv
vv SP
T 6
Terbentuknya MEA dan Perdagangan bebas Asean-China
vvv vv
P T
7 Maraknya produk tesktil baru dan
bekas berharha murah dan selundupan
vvv vv
SP T
8 Maraknya impor illegal pakaian
bekas vv
vvv P
T 9
Meningkatnya permintaan pasar setipa bulan Agustus dan Hari Raya
vvv v
v SP
O 10
Kenaikan harga BBM, pajak dan listrik
vvv v
v SP
T
Sosial
11 Tren hidup sehat dengan berolah
raga v
vvv v
P O
12 Perubahan selera konsumen
terhadap jenis, bahan, harga dan model pakaian olah raga
vvv vv
P T
13 Pasar dalam negeri yang besar
vvv vv
P O
14 Ketersediaan tenaga kerja
vvv vv
SP O
Teknologi
15 Tersedianya teknologi modern
untuk pengolahan bahan bakupemintalan, penenunan,
pencelupan, produksi pakaian olah raga memotong, bordir, obras,
jahit serta Teknologi Informasi tentang mode dan teknologi desain
vvv vv
P O
Keterangan : SP : Sangat Penting, P : Penting, TP: Tidak Penting, STP : Sangat Tidak Penting, O : Opportunities, T : Threats
industri yang berbahan baku impor termasuk di dalamnya industri TPT. Benang yang merupakan bahan baku kain mengalami kenaikan harga dan menyebabkan
naiknya biaya produksi. Hal ini menambah beban bagi PT PS karena tidak dapat
30 langsung menaikan harga jual produksehingga kondisi ini mengurangi keuntungan
perusahaan.
Berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean MEA dan perdagangan bebas ASEAN-China dianggap penting dan merupakan ancaman bagi IKM termasuk
industri produk tekstil berskala kecil. Menurut Hutabarat 2011 berlakunya ASEAN
–China Free Trade Area menyebabkan banyaknya pabrik IKM TPT tutup, menyebabkan pengangguran dan produsen banyak beralih menjadi
pedagang. Kondisi ini menyebabkan Indonesia tergolong ke dalam negara yang dominan impor Andara 2012.
Dalam struktur biaya industri TPT biaya bahan bakar dan pelumas mencapai 4,17 dan merupakan biaya terkecil dibanding biaya lainnya Asmara et al
2013. Akan tetapi bagi PT PS kenaikan bahan bakar dan pelumas disertai kenaikan listrik dan pajak
merupakan aspek yang sangat penting dan dianggap ancaman bagi perusahaan.
Aspek Sosial
Meningkatnya partisipasi penduduk Indonesia dalam berolah raga dari 21,76 tahun 2009 menjadi 24,96 pada tahun 2012
1
BPS 2014 mengindikasikan meningkatnya kesadaran penduduk melakukan olah raga. Kondisi ini merupakan
peluang bagi produsen pakaian olah raga seperti PT PS. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 237. 641. 326 jiwa BPS 2012 merupakan peluang karena
merupakan pasar dalam negeri yang potensial. Jumlah penduduk pengangguran terbuka di Kota Tasikmalaya pada tahun 2015 mencapai 15.571 orang BPS Kota
Tasikmalaya 2016. Ketersediaan tenaga kerja ini merupakan hal yang penting dan menjadi peluang bagi PT PS dalam menjalankan produksinya.
Aspek Teknologi
Ketersediaan teknologi modern berupa mesin potong, mesin bordir, mesin obras, mesin jahit dan teknologi desain serta dukungan teknologi informasi TI
dalam model dan desain dianggap penting dan merupakan merupakan peluang dalam pengembangan industri produk tekstil.
Analisis Industri Porter’s Five Forces
Di dalam industri terdapat lima kekuatan bersaing yaitu : masuknya pesaing baru, ancaman dari produk pengganti, kekuatan penawaran pembeli,
kekuatan penawaran pemasok, dan persaingan diantara pesaing-pesaing yang ada Porter dalam Pearce II dan Robinson Jr 2014. Tabel 8 menunjukkan hasil
analisis industri PT PS berdasarkan identifikasi Porter’s Five Forces .
1. Persaingan Industri Pakaian Olah Raga